15

121 25 0
                                    

Ketiganya. Samsul, Nelson, dan Vania saling bertukar pandang satu sama lain. Memandang heran atas kekompakan yang terjadi.

Elestial tak dapat berkata apapun, ia hanya mengarahkan manik emerald nya itu untuk melihat ekspresi dari ketiga teman kelasnya itu, sampai akhirnya ia sadar. Diantara raut wajah ketiganya, hanya Nelson yang menatap masam seakan merasa terganggu.

"Eee..Vel, lu sibuk?"
Sela Samsul mulai berbicara kembali, membuat Elestial menoleh kearahnya.

"Ngga, cuma lagi makan ni bekal doang. Kalau ga gue makan bisa-bisa di ceramahi panjang lebar gue sama bang Malik."
Balas Elestial

"Lestial, lanjut bahas soal tadi dong! Ada yang mau gue omongin soalnya!"
Ujar Vania, menepuk pelan bahu Elestial. Membuat si empu sedikit menoleh kearahnya dengan raut wajah yang masih tertegun.

"Nah! Iya tuh, Vel! Gue juga. Ada yang mau gue bahas juga ke lo!"
Tambah Samsul setuju dengan ajakan Vania.

Mendengar kedua ajakan dari teman kelasnya secara bersamaan seperti ini membuat Elestial sedikit kebingungan, meskipun dia tau bahwa Vania dan Samsul dapat berbicara bersamaan dengannya──akan tetapi masalahnya bukan berada diantara mereka, tapi Nelson.
Nelson tak berbicara apa pun dan hanya menatap misterius kearah Vania dan Samsul secara bergantian, itu membuat Elestial yang sedaritadi memperhatikan Nelson merasa sedikit tidak nyaman.

"Kenapa Nelson ngeliat Samsul sama Vania kayak gitu..?"
Batin Elestial kebingungan.

Karena merasa tidak nyaman dengan tatapan tersebut, Elestial pun membuka suara dan bertanya menghiraukan Vania dan Samsul,
"Nelson, ada apa?"

"Hm?"
Pertanyaan itu berhasil mendapatkan perhatian Nelson yang langsung mengalihkan perhatiannya sepenuhnya kearah Elestial, kini kedua manik itu melihat kearah manik emerald Elestial dengan makna misterius di dalamnya.

"Oh, haha..ga ada. Cuma mau ngajak kau ke suatu tempat, tapi~ kayaknya kau lagi sibuk~── Nelson menggantung ucapannya sambil kembali melirik singkat Vania dan Samsul dengan tatapan misterius yang sama lalu kembali fokus kearahku ── jadi mungkin lupakan saja, oke?"
Sambungnya, diakhiri dengan sebuah senyuman.

".. Oh? Beneran?"

Nelson mengangguk, "Ya. Lagian. Kayaknya penting banget, ya kan~?" Dia kembali tersenyum.

Tidak, senyuman itu sama sekali tidak terlihat ramah dimata Elestial. Elestial semakin merasa ada yang salah dengan Nelson, dia sama sekali merasa sangat tidak nyaman ketika dekat dengan anak kepala sekolah itu. Apalagi semenjak mengalami hal mengherankan pada saat itu dengan Nelson.

"Em, hey. Van. Sul. Gue, ikut Nelson dulu nggak apa? Kita bisa obrolin nanti atau ga di discord kalau udah pulang. Nggak apa?"

Samsul dan Vania yang mendengar itu tentu saja tersentak, pandangan mata dari kedua teman kelas Elestial itu perlahan setengah melirik kearah Nelson akan tetapi langsung mereka alihkan cepat kembali ke Elestial.
Mau tak mau mereka harus menghargai dan menerima apa yang Elestial minta meskipun seakan ada sesuatu yang ingin sekali mereka lakukan untuk menahan Elestial, tapi apalah daya.

"Oh, baiklah/Okay!"
Keduanya, Samsul dan Vania setuju sambil melayangkan sebuah senyuman tulus.

Elestial merasa senang dengan balasan dari kedua teman kelasnya itu, ia pun langsung menghadap kedepan. Menatap langsung kearah manik heterochromia diamond-zamrud milik Nelson.

"Gue, ikut lu."
Ucap Elestial, menatap serius kearah Nelson.

Dia sendiri juga merasa ada sesuatu yang aneh, akan tetapi tidak tau perasaan apakah itu. Apakah sebuah peringatan ataukah Elestial terlalu banyak overthinking? Yang pastinya Elestial tidak tau apa itu dan dia tidak terlalu ingin untuk menanggapi perasaan tersebut.

𝘎𝘩𝘰𝘴𝘵? | 𝚈𝚝𝚖𝚌𝚒 𝚏𝚒𝚛𝚜𝚝 𝙵𝚊𝚗𝚏𝚒𝚌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang