9

101 22 2
                                    

<< Chapter09:"Pembuka." >>

Disisi lain di ruang UKS di lantai bawah.
Erpan terduduk merenung di sebelah Nelson, manik mata itu menatap khawatir pada sahabatnya.

"Kayaknya gue harus ngasih tau Zen."
Erpan mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan mengirimkan sebuah pesan singkat kepada Zenmatho mengenai dirinya dan Nelson yang absen pada jam pelajaran berikutnya dengan alasan Nelson sakit.

Zenmatho🐼

Me
"Zen. Saat di absen nanti, gue minta tolong ke kamu bilangin ke gurunya gue ama Nelson lagi di UKS."

"Makasih, Zen!"

Zenmatho🐼
"Eh? Ngapain kalian di UKS?"

Replying to:
"Zen. Saat di absen nanti, gue minta tolong ke kamu bilangin ke gurunya gue ama Nelson lagi di UKS."

'Okay! Nanti aku sampaikan!'

Me
"Nelson. Kayaknya ada hubungannya sama obrolan kita kemarin malam."

Zenmatho🐼
"Oh, soal alter ego/kepribadiannya?"

"Tunggu-tunggu! Nelson kenapa!?"

Me
"Ho'oh."

"Cuma pingsan doang, sama. Hilang kendali dikit, tapi dia udah nggak apa-apa kok, pasti nanti siuman."

Zenmatho🐼
"Hm, begitu... Baiklah. Kalau Nelson udah siuman-kalian bakal disana sampai jam pulang sekolah, kan?"

Me
"Hehe~ yah, sesuai Nelson maunya gimana loh~ kalau dia belum siuman ya gue tetep disini."

"Sebagai sahabat yang baik :)"

Zenmatho🐼
"Dan biar ga sengsara mendekam di dalam kelas :)"

Me
"Hehe ;)"

"Dan itu juga~"

Zenmatho🐼
"(ˊ˘ˋ*) Yah... Yaudahlah, jaga diri kalian baik-baik. Kalau ada bantuan tambahan aku sama Adhit bersedia buat bantu. Sampai jumpa nanti!"

Me
"Okkeh! Thanks banget, Zen!"

'😁'

'Zenmatho🐼 Reacted "😁" To: "Okkeh! Thanks banget, Zen!"

***

"Hahh, akhirnya. Kalau begini kan semua jadi lebih tenang."
Gumamnya.

Erpan melirik kearah Nelson lalu menghela nafas,
"Untung gue peka' sama yang lo omongin ke gue tadi..."

ー「⇋」ー

"Oh ya. Nih, Pan!"
Nelson tiba-tiba kembali berbicara sambil mengambil telapak tangan kananku dan menaruh sesuatu di atasnya.

"Apa ini?"
Tanyaku, melirik heran kearahnya.

Nelson malah tersenyum, sebelum akhirnya menjawab. "Untuk jaga-jaga. Simpan saja dulu."

"Hah? Jaga-jaga?"

Dia mengangguk.
"Mungkin hari ini kau harus siaga dan peka' dengan sekitar mu, tolong awasi aku ya."
Ucapnya, lalu tersenyum lagi.
Ada yang tak beres dengan senyuman itu, tapi aku hanya pura-pura bodoh dan tak peduli.

𝘎𝘩𝘰𝘴𝘵? | 𝚈𝚝𝚖𝚌𝚒 𝚏𝚒𝚛𝚜𝚝 𝙵𝚊𝚗𝚏𝚒𝚌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang