Godaan LDR

465 41 2
                                    

Jisung baru saja menyelesaikan diskusi panjang dengan kliennya yang ingin mengundang model baru dalam industri hiburan. Demi menaikkan pamor sang model, agensi dari model tersebut rela bekerja sama dengan majalah Zone yang biasanya berbau kelas internasional hingga bisnis, bisa dikatakan mencakup hal-hal terbaik dari sisi dunia hiburan yang bobrok. Sebagai salah satu orang yang mengawasi jalannya setiap rangkaian jadwal, Jisung tidak serta-merta mengambil keputusan, dengan teliti ia memeriksa latar belakang sang model sebelum meneruskannya kepada timnya untuk diproses mulai dari pemilihan tema, pakaian, hingga riasan terbaik yang bisa mereka usahakan.

Beberapa timnya puas dengan proses, sedangkan sebagian dari mereka telah sibuk untuk mengurus konten yang paling membangun citra sang model.

Hampir sepanjang hari Jisung bergerak ke sana dan kemari antara tempat pemotretan maupun kantornya, dan jujur saja ia sangat lelah, namun ketika malam meraja dan duduk tenang di singgasananya, tubuhnya yang begitu letih akan rileks dalam buaian suara sang kekasih.

"Ji? Kok diem? Capek, ya?"

Kelopak mata Jisung yang berat pun berkedip lembut, "Sedikit, Kak."

"Udah hampir seminggu lu di sana, memang lu nggak kangen gue?" Suara Jeno terdengar sangat lembut, berat,  dan sedikit merajuk entah karena apa.

Dalam keadaan mengantuk, Jisung tersenyum lebar, ia mendekatkan bibirnya ke loudspeaker, "Jisung kangen Kakak, kangen... banget..." Deru napasnya pelan dan tenang, "Jisung kangen makan siang bareng Kakak, tidur sama Kakak, apalagi kencan Sabtu-Minggu." Suara tawanya nyaris tidak terdengar akibat lelah yang menguasai raganya.

"Gue juga bosen lihat mukanya Jaemin, Renjun, apalagi Donghyuck. Padahal dulu biasa aja, sekarang jadi males kalau sama mereka terus."

Dengan pelan Jisung berbalik, ia tidur terlentang sembari memandangi langit kamar yang diam tidak berkutik, "Itu artinya Kakak kangen banget sama Jisung, buktinya kalau sama Jisung, Kakak nggak pernah bosen, 'kan?" Ia menggoda Jeno dengan nada rendahnya yang lembut.

"Pengin turun ke arena."

Tawa Jisung pecah, ia tahu Jeno hanya mengalihkan topik pembicaraan ini.

"Serius, Ji. Gue kangen turun ke arena," rengek Jeno dari ujung sambungan telepon.

Akhirnya Jisung mulai memikirkannya, "Yaudah, Kakak turun ke arena tapi ditemenin sama Bang Jaemin, ya? Jangan sendiri, bahaya. Nanti Jisung ngomong ke Bang Jaehyun sama Bang Johnny, biar mereka ngawasin Kakak," ujarnya setengah mengalah.

"Gue bukan anak kecil yang harus diawasin banget, Ji."

"Ngerti, Kak. Jisung cuma khawatir, tolong ngertiin kekhawatiran Jisung."

"Ah, nggak asik!"

"Apa pun yang Kakak mau, pasti Jisung turutin. Kecuali turun ke arena tanpa pengawasan, paham?" Jisung tidak berusaha mengancam atau bersikap keras, ia sungguh hanya khawatir pada Jeno setelah yang sudah-sudah.

Suara Jeno melembut, "Iyaa, Ji." Begitu tanggapannya.

"Good. Sekarang Kakak tidur, ya. Udah malam, besok Jumat dan Kakak kerja."

"Ngobrol sebentar lagi aja, Ji."

Bujukan Jeno berhasil menahan kantuk Jisung, membuat pria yang lebih muda luluh untuk berbicara sejenak dari topik satu ke topik lainnya. Dengan jelas Jeno menyatakan ingin pergi berkencan dengannya ke Kota Tua dan ke Sea World, ia juga ingin mencicipi makanan dan kopi di sekitar M Bloc, lalu menonton film di Blok M Plaza atau Blok M Square yang kerap kali mereka kunjungi.

Jodoh di Tangan TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang