Pulang

642 43 8
                                    

Jisung Calon Suami Kak Jeno 😚


Kak Jeno Sayang

21.03

Ji, gue diajakin makan sama Tim Lavisa.

Ini gue boleh ikut nggak, Ji?

7 miss call from Kak Jeno Sayang.

Ji, bales dong.

Lu sibuk banget, ya?

3 miss call from Kak Jeno Sayang.


Kak Jeno Sayang

21.18

Gue pulang sendiri, naik kereta. Ini lagi di trans Jakarta, palingan sampai rumah jam sebelas atau dua belasan.


Kak Jeno Sayang

21.48

Ini busnya udah sampai Kota Tua, Ji.


Kak Jeno Sayang

22.01

Gue lagi pesen makanan, mau makan ayam. Laper banget.

Gue juga pesen roti sama es krim.

Lu udah makan belum, Ji?


Lalu tidak ada pesan lagi, membuat Jisung mengerutkan dahinya dengan heran sekaligus mulai khawatir. Jisung segera membalas pesan dari kekasihnya satu demi satu, namun tidak juga mendapat balasan. Ketika Jisung membuat panggilan, semua panggilan teralihkan yang menandakan bahwa ponsel Jeno tengah dalam keadaan mati. Semakin panik Jisung, semakin tidak sabar pula ia untuk menemui sang kekasih hati. Ekspresinya berubah-ubah, dipenuhi oleh rasa cemas dan sedikit gugup karena kini dirinya sedang berada di dalam kereta malam yang membawanya serta dua orang lainnya untuk kembali ke Jakarta.

Bukan karena penerbangan malam tidak ada, akan tetapi karena pulang di luar jadwal pekerjaan, terlebih masih ada sembilan rekan kerjanya yang tengah menyelesaikan sisa pekerjaan sebelum bisa terbang ke Jakarta.

Semula semua kesibukan dalam menyelesaikan semua keperluan dan membawa barang ke stasiun kereta hanya sebentar, namun menjadi lebih lama karena harus mengantre untuk mencetak tiket sebelum bergegas masuk dan menata barang-barang pribadi mereka. Jisung sangat sibuk untuk memeriksa laptopnya sehingga ia tidak memperhatikan ponselnya yang berkedip berulang kali, ketika ia sudah selesai dengan pekerjaannya, Jisung baru menyadari bahwa sang kekasih telah menghubunginya berulang kali.

Punggung Jisung lesu, hari telah beranjak semakin malam, dan ponsel sang kekasih hati masih dalam keadaan mati.


Drrtt

From: Bang Jaemin
23.58

Ji, ini gue Jeno.

Maaf, gue minjem hapenya Jaemin. Soalnya hape gue rusak kebanting ibu-ibu di stasiun. Karena takut lu khawatir, jadi gue minjem hape Jaemin dulu.

Lu udah selesai kerjanya?


Senyum gusi yang menggemaskan hadir di wajah tampan Jisung, membuat pria tinggi tersebut tampak semakin kekanak-kanakan. Dengan cepat jari-jari panjangnya mengetik pesan balasan.

Jodoh di Tangan TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang