Naren terbangun pukul 5 subuh. Dia memutuskan untuk mandi kemudian sholat subuh. Hari ini adalah hari pertamanya kuliah di Unhar (Universitas Harvard). Mungkin hari ini masih pengenalan kampus pikirnya dan membuatnya sangat bersemangat.
"Gue baju apa ya?" Naren bingung harus memakai baju apa. Dia tidak mau terlihat culun atau kampungan di kampusnya. Setelah berpikir lama akhirnya Ia memutuskan memakai kemeja hitam dan celana chino.
Sesampainya di kampus Naren meyesali keputusannya. Mahasiswa Amerika tampil lebih kasual dan dia terlihat sangat formal seperti dosen.
Oke lupakan Naren tidak mau memikirkan hal itu.
"Hey whats up bro?" Tiba-tiba ada seorang pria yang menyapa Naren
"Hai" Ujar Naren canggung
"Lo mahasiswa baru?"
"Iya magister Hubungan Internasional"
"Wah kita sama, mau bareng?"
"Boleh"
Naren dan pria itu berjalan beriringan melewati lorong kampus Harvard University yang terlihat tua tetapi masih kokoh dan kental bergaya eropa.
"Btw what's your name?" Tanya pria itu
"Naren"
"Nice to meet you Naren I'm James"
"Nice to meet you too James" Ujar Naren ramah.
"Lo orang Asia? Mukamu gak kayak orang Amerika" tanya James
"Ya gue orang Indonesia"
"Ohhh Indonesia" James mengangguk-angguk
"Dimana Indonesia?" Tanya James
Naren mendengus dia pikir James tahu Indonesia. Hal itu membuat Naren yakin bahwa orang Amerika buta geografi.
"Indonesia in Southeast Asia, do you know Bali?"
"Oh Bali, gue baru aja kesana tahun lalu sama pacar gue" Ujar James excited
"Nah Bali adalah bagian dari Indonesia"
James terkejut
"Gue pikir Bali itu negara"Naren tersenyum geram ke arah James. Dia menahan diri untuk tidak menggeplak kepala James.
Akhirnya mereka berdua sampai di sebuah aula yang sangat luas Naren teringat film Harry Potter saat melihat arsitektur aula ini. Sudah banyak mahasiswa yang ada di dalam dari berbagai fakultas.
Nampaknya mereka semua dikumpulkan untuk kegiatan pengenalan kampus. Naren dan James duduk di kursi khusus fakultas hubungan internasional.
"Selamat datang mahasiswa-mahasiswi program Magister Harvard University tahun 2023"
Suara tersebut disambut tepuk tangan yang bergema di dalam ruangan.
"Selamat bergabung di Universitas terbaik di dunia kalian adalah orang-orang terpilih yang bisa kuliah di Harvard University baik dalam negeri maupun mahasiswa internasional"
Prok prok prok
Suara tepuk tangan kembali bergemuruh. Ada perasaan terharu di hati Naren. Dia masih tidak menyangka bisa kuliah di Harvard.
"Hey Naren why are you Crying" Ujar James
"Ah aku cuma terharu"
James langsung memeluk Naren dari samping.
"Is okay I feel you"
Naren cukup terkejut dipeluk James, tetapi dia tersadar dia sedang berada di negara barat dengan paham liberal. Seks adalah hal yang normal apalagi sebatas cium dan peluk. Lain cerita kalau laki laki saling berpelukan di Indonesia pasti akan dicap sebagai homoseksual.
Setelah beberapa lama akhirnya kegiatan dialihkan ke luar ruangan. Setiap fakultas memiliki pemandu untuk mengelilingi Harvard.
Mereka mengelilingi kampus cukup lama. Karena Harvard sangat luas ditambah Naren bukan tipe orang yang suka jalan kaki. Ingat Naren adalah orang Indonesia yang malas jalan kaki di Makassar dia selalu menggunakan sepeda motornya walau jaraknya dekat.
"Nah ini adalah fakultas hubungan internasional tempat kalian nantinya" Ujar seorang pemandu.
Naren mengamati fakultasnya yang sangat luas, bangunannya sangat besar.
Pukul menunjukkan 13:00.
"Sorry mister" Naren mengangkat tangan meminta izin yang membuat semua mata tertuju padanya begitu juga James di sebelahnya
"Ya ada apa"
"Boleh beri saya waktu 10 menit untuk sholat?" Semua orang menatap Naren aneh.
"Sure, silakan"
"Hey where are you going" Tanya James
"Mesjid"
"Disini gak ada mesjid"
"It's okay aku cari ruangan kosong aja"
Naren pergi meninggalkan James yang kebingungan.
"Dia sembahyang di ruang kosong?" James menggaruk-garuk kepalanya.
Naren berjalan melewati lorong sambil melihat-lihat ke dalam ruangan. Akibat tak fokus dia menabrak bahu seseorang. Alhasil kopi yang dibawa pria itu tumpah ke bajunya.
"I'm sorry" Naren panik dan berusaha membersihkan baju pria itu. Naren mengelap baju pria itu dengan tangannya.
Pria itu hanya diam menatap Naren dengan tatapan aneh.
"Ckk kenapa liatin gue sebegitunya" Ujar Naren dalam hati. Secara tatapan pria itu sangat tajam dan mengintimidasi.
"Bajumu kotor? Kamu mau pakai jaketku?" Naren mengambil Jaket di dalam tasnya dan menyodorkannya ke pria itu.
Pria itu menepis tangan Naren hingga jaketnya terjatuh dan Ia berlalu pergi.
"Ckk sombong banget" Naren berdumel dan memungut jaketnya. Ia melanjutkan mencari tempat untuk sholat.
Naren bertanya kepada satpam
"Permisi dimana saya bisa sholat?"Satpam itu melihat Naren dari atas ke bawah
"Are you muslim"Naren menggangguk
"Masha Allah brother" Satpam itu memeluk Naren
"Where are you from"
"Indonesia"
"Ah endonesi, good people" Ujar satpam tersebut dengan logat arab.
"Ikuti aku" Satpam tersebut mengantarkan Naren ke sebuah ruangan.
"Ini kelas tidak terpakai, kamu bisa sholat disini, mahasiswa muslim lain juga biasanya sholat disini"
"Terima kasih"
"Sama-sama"
Naren pergi ke toilet untuk mengambil wudhu terlebih dahulu lalu sholat.
Tbc
22/05/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity
Teen FictionNiatnya membuat seseorang jatuh cinta pada adiknya tapi berakhir dia yang jatuh cinta. William mahasiswa asal Amerika Harvard University yang terjebak dengan perasaannya sendiri. Awalnya Ia disuruh adiknya agar membuat Narendra mahasiswa asal Indone...