Hari ini William sudah boleh pulang, kondisinya membaik. Pukul sudah menunjukkan pukul 8 malam.
William dan Naren sedang berada di dalam lift dengan Naren yang memapah tubuh William. Naren juga sebenarnya bingung yang kena tembak punggung William bukan kakinya tetapi kenapa dia susah berjalan.
Apa ini akal-akalan William untuk mengerjai Naren. Bayangin aja tubuh besar William yang terus dipapah Naren yang kecil. Naren mendengus kalau bukan karena William nyelamatin dia mana mau Naren se-care ini.
"Kenapa" Tanya William saat melihat ekspresi Naren.
"Gak"
Ting
Pintu lift terbuka
"Buruan sini" Naren memapah William sampai ke depan kamarnya.William memasukkan pinnya Naren membuang muka.
Tit tut tit tut tit tut
Cklek
Naren memapah William hingga ke kasurnya. Ini pertama kali Naren masuk ke apartemen William. Catnya didominasi putih dan abu-abu bernuansa monocrom. Kamar William juga terlihat rapi.
"Dah ya gue balik dulu"
William hanya diam, Naren tak ambil pusing dia langsung keluar dan masuk ke kamarnya.
Saat berada di kamarnya Naren langsung melompat ke atas kasur dan merentangkan badannya
"Ah cape banget ngurusin manusia satu itu"
Drrrttt drrtt drrttt
Ponsel Naren bergetar dia melihat nomor baru terpampang. Naren menyatukan alisnya Ini nomor Amerika perasaan Naren cuma kasih nomornya ke James.
Tut
"Halo, who are you?"
"Gue laper" Suara di sebrang sana suara berat tetapi agak serak husky, Naren tahu betul itu suara siapa.
"Heh William lo dapat nomor gue dari mana"
Hening Willian tak menjawab
"Lo ngotak-ngatik hp gue ya di rumah sakit"
"Gue laper"
"Bodo amat beli online sana gue bukan emak lo"
Tut
Naren mematikan ponselnya dengan kesal. Naren baru saja berbaring di kasurnya ingin istirahat dan William tiba-tiba nelpon dan bilang "Gue laper" Memangnya dia siapa? Bodo amat pikir Naren.
"Tapi kan dia nyelamatin lo" Ujar Batin Naren yang lain.
"Arrgghhhhh"
Naren mengacak-ngacak rambutnya kesal.
"William anjing"
Naren mengambil Indomie di dapur dan menuju kamar William. Naren mengetuk-ngetuk pintu kamar William tapi tak ada jawaban.
Naren mengambil ponselnya dan mencari nomor William yang baru saja menelponnya tadi di log panggilan.
Tut
"Heh lo tuli apa gue dari tadi ngetuk pintu gak lo bukain, lo mau makan apa kagak bego" Baru saja William mengangkat telepon Ia langsung kena semprot.
"Buka sendiri pinnya 000000"
Tut
William memutuskan sambungan.
Naren misuh-misuh ditempatnya. Sandi macam apa ini anak tk juga bisa membobol apartemen William pikirnya.
Tit tut tit tut tit tut
Cklek
William tersenyun tipis saat melihat Naren, sedangkan Naren? Baru masuk dia mengacungkan jari tengah ke arah William dan melemparkan bungkus Indomie ke kasur William.
"Tuh makan" Ujar Naren dan langsung berbalik ingin pulang.
"Apa ini" Tanya Gibran merasa asing karena baru pertama kali melihatnya.
"Mie instan masak sendiri" Ketus Naren.
"Gue makan mentah aja gapapa kan, gue gak tau masaknya" Ujar William
Naren dalam hati sedang merapalkan mantra "bodo amat bodo amat bodo amat bodo amat"
"Naren?"
Tapi akhirnya dia kalah juga
"Bego lo mau usus buntu, ntar ngerepotin gue lagi" Naren merampas bungkus Indomie di tangan William dan memasaknya di dapur. William tersenyum miring melihat kelakuan Naren. Seharian bersama Naren dia menyadari kalau Naren suka mengomel.
5 menit kemudian mie goreng Naren siap. Naren langsung duduk di pinggir kasur dan menyuapi William. William menyatukan alisnya bingung.
"Apa? Gue tau lo bakal nyuruh gue nyuapin lo, udah buruan makan gue mau tidur gue capek"
William membuka mulutnya menerima suapan Naren. Saat mie tersebut masuk ke mulut William. Hanya satu yang dirasakannya SANGAT ENAK dia tidak pernah makan ramen seenak ini.
"Lo dapet nomor gue dari mana ha"
Willian hanya diam menatap Naren sambil mengunyah makanan di dalam mulutnya.
"Lo tau privasi gak si" Kesal Naren.
"For what? Lo juga udah megang privasi gue?
Wajah Naren memerah sampai ke telinganya.
"I-itu kan lo yang nyuruh" Naren kembali terbayang bentuk kenjantanan William yang tidak disunat.
"Udah nih habisin cepet gue mau balik"
Naren menyuapi William hingga makanannya habis tak tersisa."Air" Ujar William
Naren tersenyum paksa dan pergi mengambilkan William air minum.
"Nih"
"Dah ya gue mau pulang dulu" Ujar Naren sambil menguap
William menarik tangan Naren hingga Ia terjatuh dan berbaring di samping William. William mematikan lampu dan menarik selimut untuk Naren.
Naren ingin berontak tapi dia tidak punya tenaga lagi ditambah kasur William sangat nyaman empuk dan beraroma cokelat seperti badan William. William membuka bajunya karena gerah.
"Dah tidur"
Naren menutup matanya sambil merasakan kepalanya yang di elus-elus tangan besar William.
Tbc
24/05/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity
Teen FictionNiatnya membuat seseorang jatuh cinta pada adiknya tapi berakhir dia yang jatuh cinta. William mahasiswa asal Amerika Harvard University yang terjebak dengan perasaannya sendiri. Awalnya Ia disuruh adiknya agar membuat Narendra mahasiswa asal Indone...