8

1.8K 141 5
                                    

Tok tok tok

Sofia mengetuk-ngetuk pintu apartemen William

"BANG"

Tok tok tok

"Udah jam 10 masa si bang Willi belum bangun, biasanya bang Willi jam 7 udah bangun, apa mungkin bang Willi lagi gituan sama cewek?tapi bang Willi gak pernah deket sama cewe"

Langkah terakhir Sofia memasukkan pin kakaknya

Tit tut tit tut

Cklek

Saat masuk suasana sangat hening

"Bang" Ujar Sofia sambil melirik kanan kiri.

Sofia terkejut saat abangnya sedang tidur berdua sambil telanjang dada.

"AAAAAAAAAAAA" Lengkingan teriakan Sofia menggema di dalam apartemen.

Naren terperanjat dan langsung bangun seketika.

"N-naren?" Ujar Sofia bingung

Naren ingin menjelaskan kepada Sofia pasti dia berpikir yang tidak-tidak. Namun, di luar dugaan Sofia malah menghampirinya.

"Lo kemana aja hari ini gak masuk kuliah? Kata James lo sakit" Sofia mengecek dahi Naren dan bergelayut manja di tangan Naren.

William hanya diam menatap pemandangan itu.

"Bang lo kok gak masuk kampus juga, gue cariin gak ada"

William hanya menggelengkan kepalanya.

Sofia tak ambil pusing ingin menanyakan kenapa Naren ada di apartemen William. Pasti ini ulah William agar mendekatkannya dengan Naren pikirnya.

Naren melepaskan tangan Sofia yang bertengger di lengannya dan menghampiri William.

"Lo mau sarapan apa?"

"Indomie" Jawab William singkat

"Jangan Indomie mulu gak baik, gue pesen online aja ya?"

William mengangguk

"Naren gue juga belum sarapan" Ujar Sofia.

"Pesen sendiri" Ketus Naren.

"Iiiiii Naren" Ujar Sofia kesal.

Mereka bertiga sedang berada di meja makan yang membuat Naren kesal adalah ternyata William bisa berjalan seperti biasa. Berarti semalam dia capek-capek memapah William sampai punggungnya sakit adalah akal-akalan William.

Mereka bertiga makan dengan tenang.

"Mau?" Naren menawarkan meatball yang lebih mirip bakso untuk William. William mengangguk.

William menganga menerima suapan Naren. Sofia menyatukan alisnya melihat pemandangan itu.

"Naren gue juga suka meatball" Ujar Sofia

"Gak tinggal satu ini punya gue"

"Iiiii Naren Bang Willi dikasih aku nggak"

William tersenyum tipis melihat kelakuan Naren.

***

Naren sedang berada di kampus setelah beberapa hari absen karena menjaga William.

James datang dan langsung merangkul Naren.

"Kemana aja lo bro gak yakin gue kalo sakit" Ujar James memicingkan mata

"Ckkk adalah sesuatu"

"Ohh main rahasiaan sama gue fine" Ujar James sok terdzolimi.

"Dih"

"Ren lo gak diapa-apain kan sama abangnya Sofia?" Tanya James tiba-tiba

Naren menyatukan alisnya
"Emangnya kenapa?"

"Terakhir yang deket sama Sofia bonyok dihajar William karena mainin Sofia" Ujar James bergidik ngeri

"Gue gak suka Sofia juga, lagian kalo dia ngehajar gue, gue hajar balik lah, gue jago Pencak Silat" Ujar Naren sombong sambil memerkan jurus-jurusnya.

James terpukau
"Wowww what is that"

"Indonesian martial art"

"Ajarin gue nanti ya"

"Aman"

Mereka berdua berjalan menuju kelas.

"Eh ren besok malam temen gue ngadain party lo mau ikut nggak" Ajak James

"Gue gak bisa James, gue gak minum" Naren bingung kenapa orang Amerika gila party waktu itu Sofia juga mengajaknya party.

"Ya lo gak usah minum, ada jus jeruk kok"

"Gue gatau" Ujar Naren bimbang.

"Daripada lo di apartemen mulu gak bosan apa"

"Yaudah chat gue aja nanti, tapi gue gak minum ya"

"Iya"

***

Naren sedang duduk di kantin. Di sebrang sana dia melihat William bersama teman-temannya yang juga sedang menatapnya.

"Dasar pura-pura sakit awas lo nyuruh-nyuruh gue lagi" Naren misuh-misuh sambil menikmati burgernya.

Naren melirik ke arah William lagi dan teman-temannya yang sedang tertawa sambil melihat ke arah Naren.

"Mereka ngetawain gue?" Batin Naren.

Naren beranjak dari tempatnya dan menuju meja William.

"Apa yang kalian ketawain ha" Ujar Naren sambil berkacak pinggang di depan kumpulan laki-laki yang paling ditakuti di kampus. Sontak itu menjadi pusat perhatian.

"Hi cutie" Ujar teman William di belakangnya. William langsung mendelik ke arahnya dengan tatapan tajam.

"Lo juga drama king, katanya sakit gak bisa jalan, tapi udah ke kampus such a liar" Ujar Naren kepada William.

Teman-teman William menutup mulutnya tak percaya.

William tak menanggapi perkataan Naren Ia melepaskan hoodienya dan memberikannya kepada Naren.

"Pakai, dingin mau hujan"

Naren terdiam dan mengambil hoodie William. Perut Naren serasa ada kupu-kupu.

"Woaaaaa"

"He's blusing bro his face red like tomato"

"Liat telinganya merah"

"Hahahaha"

William melirik ke arah teman-temannya yang membuat mereka kembali terdiam.

Pemandangan itu disaksikan semua orang yang ada di kantin. Naren rasanya ingin mengubur dirinya hidup-hidup karena malu.










Tbc
25/05/2023

Serenity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang