12

1.8K 143 8
                                    

Naren baru selesai sholat Isya di apartemennya. Naren lapar dan ingin memasak Indomie. Namun, saat Naren menghidupkan kompor, kompornya tidak mau menyala.

Tek

Tek

Tek

"Loh kok gak mau hidup? mana udah laper banget lagi"

Naren mendecak sebal. Dia memutuskan untuk numpang memasak di kamar William saja.

Tok tok tok

Cklek

"Gue numpang masak ya, kompor gue rusak, nih gue bawa dua" Naren memamerkan Indomienya.

William mengangguk melihat itu Naren langsung menerobos masuk menuju dapur William seperti rumah sendiri.

Lagipula William sangat baik kepada Naren makanya Naren sudah tidak terlalu canggung, seolah-olah mereka sudah kenal lama. Tapi tetap saja beberapa kelakuan William membuat Naren salting.

Naren sedang memasak Indomie di dapur William, sedangkan William duduk di sofa sambil membaca buku.

Tak lama kemudian Naren datang sambil membawa dua piring. Seketika harum semerbak Indomie menyebar di seluruh ruangan.

"Nih punya lo"

William mengambil piring di tangan Naren dan duduk di sampingnya.

"Sluurrppp"

William menikmati Indomienya dalam diam. Dia masih bingung kenapa ini enak sekali.

"Benerin kompor gimana Wil" Ujar  Naren sambil makan.

"Udah besok gue tanya petugas di bawah" Ujar William.

"Makasih"

William berdiri mengambil dua botol air putih untuk Naren dan memberikannya. Naren tampak kesusahan membuka tutup botol karena tangannya licin. Melihat itu William langsung membukakan tutup botol untuk Naren dengan mudah.

William melanjutkan makannya tanpa melirik Naren yang mati-matian menahan senyumnya.

"Jangan salting bego dia cowok" Ujar Naren dalam hati.

Naren selesai duluan dan menuju bak cuci piring untuk mencuci piringnya dan beberapa piring bekas William yang ada disana.

Tak lama kemudian William datang dan menaruh bekas piringnya di dalam bak cuci piring.

"Udah biarin aja" Ujar William saat melihat Naren mencuci piring.

"Tanggung, garukin punggung gue dong" Ujar Naren menggeliat karena gatal tapi tangannya penuh sabun cuci piring.

William mendekat dan memasukkan tangannya ke dalam baju Naren dan menggaruk punggung Naren.

"Atas atas lagi"

"Kiri"

"Bawah dikit"

"Kanan"

"Ya disitu" Ujar Naren lega

"Kencengin" 

William menuruti kemauan Naren.

"Ahhh"

***

Naren sedang bersantai di atas kasur William sambil menscroll tiktok, sedangkan William sedang membaca bukunya.

"Will lo punya pacar gak?" Tanya Naren tiba-tiba

William hanya menggelengkan kepalanya.

"Temen James ada yang cantik lo, gue lihat pas di tempat party waktu itu, kayaknya cocok sama muka lo mau gue mintain nomornya gak sama James?"

William tetap diam matanya terus menatap buku di depannya. Naren kesal karena dicueki dari tadi William hanya geleng kepala "hmmm" "iya" jawabanya itu terus. Padahal Naren sudah berusaha mencari topik obrolan supaya suasana tidak canggung.

"Ckk kalau gitu gue pulang dulu ya makasih" Ujar Naren kesal menuju pintu

"Gak nginep?" William menutup bukunya dan menatap Naren.

"Males nginep sama orang bisu diajakin ngobrol hmm hmm mulu Nisa Sabyan lo"

"Who's Nisa Sabyan?" Tanya William

"Gak penting"

"Udah sini tidur" William mematikan lampu dan melepaskan bajunya yang membuatnya telanjang dada. William menarik tangan Naren menuju kasur.

Naren melangkah dan mengambil posisi tidur di sebelah William. Saat Naren berbaring Ia meraskan William memeluknya dari samping wajahnya sangat dekat dengan lehernya. Naren terbuai sekejap saat Ia mencium bau badan William yang sangat wangi maskulin.



Tek



Ternyata William menyalakan lampu tidur yang ada di nakas di sebelah Naren dan kembali ke posisi semula.

Keduanya berbaring sambil menatap langit-langit apartemen William yang remang-remang.
Jantung Naren berdegub kencang.
Naren takut kalau William bisa mendengar detak jantungnya.

"Will"

William hanya diam menunggu perkataan Naren selanjutnya

"Lo kok kenapa baik banget sama gue?"

William tetap diam tapi Naren tahu kalau William mendengarkannya.

"Gue tahu lo lakuin ini demi adek lo, tapi kalau gue bilang gue gak suka Sofia lo masih baik kek gini gak?"

"Fuck" Umpat William pelan tapi masih bisa di dengarkan Naren.

"Loh lo kenapa?" Naren menghadap samping melihat William di sebelahnya. Namun, William sudah membelakanginya.

"Will lo marah? Tapi gimana perasaan gak bisa dipaksa Will gue gak suka adek lo"

"Tidur" Ujar William singkat

"Ckkk" Naren mendecak sebal dan ikut tidur membelakangi William.


Tbc
04/06/2023





Serenity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang