18

960 69 18
                                    

"Ngapain lo disini?" Ujar William dengan nada tak bersahabat hatinya terasa sakit meihat ada orang lain di kamar Naren.

"Ngentot?" Ethan mengedikkan bahunya

William mengatupkan rahangnya dan menggenggam tangannya sangat erat. Baru saja dia ingin meninju wajah Ethan tiba-tiba

"William?" Naren keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

"WHAT THE FUCK ARE YOU DOING WITH THIS FUCKING BASTARD?" Ujar William lepas kendali

Naren kaget Ia menautkan alisnya. Ia bingung kenapa William semarah ini hanya karena ada Ethan. Padahal dia sendirilah yang bilang bahwa hubungan mereka cuma sebatas teman setelah confess ke Naren.

"None of your bussiness we're just friends"

"Naren bukan itu" Ujar William yang hampir terdengar seperti bisikan. Ia menunduk.

"Shut up Gue gak mau dengar apapun lagi, gue muak, keluar dari kamar gue.

William hanya diam menatap mata Naren yang berair. William beranjak keluar dari kamar Naren menuju kamarnya. Mungkin Ia harus memberikan Naren waktu.

"What was that?" Ujar Ethan yang melongo melihat pertengkaran Naren dan William.

Naren hanya diam dan duduk di atas kasurnya. Kepalanya ingin pecah memikirkan William. Dia bingung apa yang ada dipikiran William. Dia yang pertama confess lalu dia tiba-tiba mengatakan kalau hubungannya hanya sebatas teman lalu dia meneriaki Naren karena ada Ethan di kamarnya.

"Mau cerita?" Ujar Ethan yang daritadi memandangi wajah Naren.

Naren menggelengkan kepalanya. Satu satunya hal yang ingin dia lakukan saat ini adalah tidur.

"Kalau gitu gue pulang dulu ya, catch you later babe" ujar Ethan sambil mencuri ciuman di pipi Naren lalu kabur.

Naren sudah tidak punya tenaga untuk memarahi Ethan. Dia memilih untuk membaringkan tubuhnya dan menutup mata.

*

Naren membuka matanya bersamaan dengan bunyi notifikasi di hpnya. Naren mengelus-elus matanya membiasakan cahaya yang masuk.

Ia melihat pesan dari Sofia
"Naren jadi kan? jam 7 malam ya"

Naren juga melihat share location dari Sofia. Naren mengernyitkan dahinya perasaan dia tidak punya janji apa-apa dengan Sofia.

"Ren lo bisa ajakin Sofia dinner gak?"

"Oh Shit" Naren baru ingat kalau William menyuruhnya untuk dinner bersama Sofia. Tapi Naren tidak tahu kalau itu hari ini karena William hanya menyuruhnya saja.

Ting

Sofia mengirimkan pap kalau dia sudah ada di restoran tersebut. Naren menarik nafas berat. Dia terpaksa harus pergi dinner bersama Sofia.

"Ok gue siap-siap dulu"

Naren mematikan hpnya dan berpakaian. Setelah itu dia keluar dari apartemennya. Di dalam lift dia sendiri walau sedetik kemudian William masuk.

"Where are you going?" tanya William

Naren tidak menjawab dia hanya melirik sekilas ke arah William yag sedang memakai pakaian sport yang sialnya terlihat hot di mata Naren.

"Naren I'm sorry I.."

"Udah udah gue gak mau bahas itu, gue mau dinner sama Sofia as you wish dan berhenti dekatin gue, itukan lo yang mau supaya Sofia deket sama gue"

"Naren I.... "

Perkataan William terpotong saat pintu lift terbuka yang membuat Naren pergi dengan terburu-buru. William hanya melihat punggung Naren yang mulai menjauh dengan perasaan bersalah.

*

"Naren lo datang? kirain lo gabakal datang" Ujar Sofia riang saat melihat Naren datang.

Naren berusaha tersenyum paksa.

"Eummm gue mau ngomong sesuatu" ujar Sofia

Naren sudah was-was Ia pikir Sofia pasti akan confess dan Naren bingung mencari cara untuk menolaknya.

"Lo suka sama bang Willi? I mean in a romantic way" Ujar Sofia tiba-tiba yang membuat rahang Naren terjatuh

"How did you know?" Naren melotot kaget

Sofia melebarkan matanya
"Jadi bener?"

"Wait no I mean yes but no arrrgghhhhh I don't know" Naren megacak-acak rambutnya sendiri.

"Maksud gue ya gue agak suka sama William tapi entahlah"

"It's cute" ujar Sofia bersemangat

"Tunggu, gue kira lo suka sama gue?"

"Well, awalnya sih iya tapi semenjak gue mergokin lo di kamar bang willy berdua gue udah punya feeling kalau kalian ada sesuatu karena babg willi gak pernha mau sharing bed sama orang lain. Gue seneng liat bang willi sama lo, dia gak pernah se care itu sama orang lain apalagi lo cowok, dia selalu nanyain lo sama gue, dia bahkan masakin lo what the heck man seumur hidup gue baru liat bang willi rela relain masakin orang lain, he really likes you"

Naren melongo wajahnya memerah mendengarkan perkataan Sofia
"is it true?" ujar Naren salah tingkah

"Iyalah, wait lo blushing?"

"Mana ada"

Ckreekkk

"Lo ngapain moto gue" ujar Naren yang masih belum berhenti dari kesaltingannya.

"Bang Wlilli nanyain lo jadi gue foto aja nih" Sofia memperlihatkan foto Naren yang sedang blushing hingga ke telinganya.

"Sofia hapussss" Naren berusaha merampas hp Sofia

"Gak mau wleeee"

"Btw kalian udah gituan?" tanya Sofia sambil memperagakan sebuah lingkaran dengan jarinya lalu memasukkan jari telunjuk.

"eeummm yeahhhh dia ambil first gue dan that was my very first time having sex"

"What bang willi yang ngambil keperawanan lo" ujar Sofia drama

"Shut up" Naren kembali membayangkan bagaimana Willim berada di atas tubuhnya dan merasakan sentuhannya.

"Haruskah gue minta maaf ke William?"

"Kenapa?"

"Mungkin dia salah paham ngeliat gue di kamar sama Ethan"

"Wait Ethan? kalian ngapain"

"Dia cuma nganterin gue pulang dan karena hujan dia mampir bentar that's it sampai tiba-tiba william datang dan mungkin dia ngira gue habis ngapa-ngapain sama Ethan"

"I see"

"Tapi William bilang hubungan kita cuma sebatas teman"

"Are you sure bang willi ngomong gitu?"

Naren hanya mengangguk, mengingat kejadian malam itu saat kata-kata itu keluar dari mulut William membuatnya sakit.

"Gue minta maaf Ren keknya bang willi gara-gara gue yang selalu nyuruh dia nyomblangin lo sama gue"

"It's Okay Sofia I'll talk to him again"

"Thanks Naren"

Tbc
3 Juli 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serenity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang