6

1.8K 143 5
                                    

Jam menunjukkan pukul 12:00 malam tetapi Naren masih berkeliaran di luar. Dia dari apartemen James, Naren suntuk di apartemennya. James sudah menyuruh Naren untuk menginap tapi Naren keukeuh mau pulang.

Disinilah Naren sekarang di lorong sempit dan gelap menuju apartemennya. Di ujung lorong tampak beberapa pria menghadang Naren.

"A-apa" Ujar Naren.

"Give me your money"

"Gak" Tolak Naren

"Bajingan" Kumpulan pria itu langsung menyerang Naren.

3 lawan 1. Untungnya Naren menguasai Pencak Silat.

William melihat kejadian itu dia ingin membantu Naren tapi melihat Naren yang pandai berkelahi membuat William mengurungkan niatnya.

William memerhatikan gerakan dan teknik bertarung Naren yang belum pernah Ia lihat sebelumnya. Setiap gerakannya sangat mematikan dan melumpuhkan lawan.

Kumpulan pria itu tumbang di tangan Naren. William cukup takjub mengingat badan Naren yang cukup kecil jika dibandingkan musuh-musuhnya.

William terbelalak saat seseorang dari kumpulan pria itu mengeluarkan pistol.

"NAREN AWAS"

William melompat dan memeluk Naren.

Dor

Sebuah peluru menembus punggung William.

"W-wiliam"

"Uhuk uhuk" William terbatuk sambil memeluk Naren.

Naren emosi Ia mengeraskan rahangnya dan menghampiri pelaku yang menembak William.

Dorr dor dor dorr

Pria itu menembak asal, sedangkan Naren pandai menghindar. Naren langsung menendang tangan sang pelaku hingga pistolnya terjatuh. Naren menendang wajah sang pelaku bertubi-tubi lalu meninjunya hingga Ia tak sadarkan diri. Kedua temannya sudah berlari terbirit-birit.

Naren langsung berlari menghampiri William

"William lo gak papa"

William hanya diam

Naren langsung menggendong William dan menekan luka di punggungnya agar William tak kehabisan darah.

***

"Suster tolong teman saya"

Perawat yang berjaga di UGD langsung sigap membawa William

Naren menunggu di luar, bajunya penuh dengan darah William.

Setelah 2 jam menunggu dokter keluar dari ruangan.

"Kami telah mengangkat peluru di dalam tubuh pasien, sekarang dia dalam tahap pemulihan"

"Ah syukurlah terima kasih dokter"

"Saya boleh masuk?"

Dokter itu mengangguk. Naren langsung masuk ke dalam ruangan.

Naren duduk di samping William melihat William yang tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.

Naren hanya diam mengamati wajah William sampai akhirnya Ia tertidur.

***

Naren terbangun saat merasakan kepalanya di elus-elus oleh seseorang yang ternyata adalah William. Hari sudah pagi.

"Lo udah sadar" Tanya Naren, bukannya menjawab William malah menjentik dahi Naren.

"Aduh"

"Bodoh" Naren melotot, mendengar William memakinya.

Serenity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang