5

1.9K 128 1
                                    

Hari ini hari minggu otomatis Naren tidak kuliah hari ini. Dia memutuskan pergi ke supermarket untuk belanja kebutuhan sehari-harinya.

Naren memasukkan barang-barang satu persatu ke dalam trolinya. Namun, saat Naren hendak mengambil susu kaleng, sebuah tangan lebih dulu mengambilnya. Naren menoleh mendapati kakaknya Sofia berdiri dengan wajah juteknya.

"Ckk dia lagi" Batin Naren

William menyodorkan bingkisan kepada Naren.

"Apa" Ujar Naren bingung

"Dari Sofia"

"Iya apa?" Naren mulai kesal

"Babi panggang buat lo"

"Ckk gue gak makan babi, gue muslim" Naren mendengus dan kembali mendorong trolinya menuju kasir.

William masih mengikuti Naren dari belakang.

"Lo kenapa ngikutin gue" Kesal Naren

William hanya diam seperti biasa dengan wajah dinginnya.

Naren tak ambil pusing dia menuju kasir dengan William yang terus mengekor di belakangnya. Kasir tersebut men-scan belanjaan Naren satu persatu.

"Semuanya $56"

Naren mengambil atm di dalam dompetnya tetapi William lebih dulu memberikan atmnya kepada sang kasir.

"Lo ngapain si" Percuma bicara dengan William dia hanya bicara jika dia mau.

"Terima kasih sudah berbelanja"

Naren mengambil belanjaannya dan buru-buru pergi, sedangkan William masih terus mengikutinya di belakang.

Naren menunggu bus di halte dengan William yang berdiri di sampingnya.

"Lo kenapa ngikutin gue ya Allah" Naren frustasi melihat kelakuan William.

"Ini dari Sofia" William kembali menyodorkan bingkisan yang di pegangnya.

Naren menahan emosinya
"Sudah gue bilang gue gak makan babi kok lo maksa, nih lihat belanjaan gue semuanya ada logo halal gue gak mau makan makanan yang gak halal" Naren menyodorkan sebuah snack tepat di depan wajah William.

Reaksi William tetap sama. Ekspresinya tak berubah.

Tak lama kemudian Bus yang Naren tunggu akhirnya datang. Tanpa pikir panjang Naren langsung masuk ke dalam bus. Ternyata Willian ikut masuk ke dalam bus. Ia berdiri di samping Naren.

Suasana bus sangat padat alhasil badannya dempet-dempetan dengan William. Naren hanya bisa membuang muka. Perbedaan tinggi mereka cukup kontras. Naren yang hanya 168, sedangkan William tinggi orang eropa 180-an.

Bus me-rem mendadak yang membuat badan besar William terdorong ke depan menghimpit Naren.

"Berat woy" Naren mendorong tubuh William.

Bus akhirnya berhenti di halte dekat apartemen Naren. Naren turun dari bus diikuti William.

"Lo mau kemana?" Naren heran dengan kakaknya Sofia ini dia bahkan tidak tahu siapa namanya, tapi selalu mengikutinya.

Naren mempercepat langkahnya menuju apartemennya dia sudah tidak peduli dengan William.

Di dalam lift hanya ada William dan Naren. Naren hanya membuang muka dia capek berurusan dengan pria yang satu ini.

William kembali mendorong Naren hingga mentok ke dinding lift. William mengunci tangan dan kaki Naren dengan tenaganya. Wajah mereka berdua sangat dekat. Naren agak salah tingkah ditatap William seperti itu.

Ting

Pintu lift terbuka Naren langsung kabur menuju kamarnya. Naren buru-buru memasukkan pinnya

Tit tut tit tut tit tut

Teeeet

"Kok salah si"

William berdiri di belakang Naren.

"Eh lo gue udah cukup sabar ya lo ngikutin gue dari tadi, tapi kalau sampai ke apartemen sama aja lo udah ganggu privasi gue" Naren mengomeli William.

William hanya diam dan mendorong Naren ke samping.

Tit tut tit tut tit tut

Cklek

Pintu terbuka William masuk dan menutup pintu dengan kencang. Naren melongo di tempatnya dan Ia lebih terkejut saat melihat nomor kamar tersebut adalah 512, sedangkan kamarnya adalah 511.

Wajah Naren memerah saking malunya Ia merutuki dirinya sendiri.

"Naren bego"

Ia masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan malu. Dia tidak menyangka dia bertetangga dengan kakaknya Sofia.

***

Naren sedang berada di kelasnya. Ia sedang berkutat dengan laptopnya.

"Ey bro sibuk banget" James datang dan duduk di sebelah Naren.

"Hmmm"

Tak lama kemudian Sofia datang yang membuat Naren langsung merengut kesal, tetapi Ia juga punya pertanyaan dengan Sofia.

"Sofia kakak lo itu tinggal dimana?"

"William? Oh dia tinggal di apartemen tapi sekali-kali juga nginep di rumah mama"

Renald mengangguk-angguk jadi namanya William. Lengkap sudah penderitaannya bertetangga dengan William.

Sofia senyum-senyum sendiri nampaknya Naren mulai terbuka karena William pikirnya.

Tbc
24/05/2023

Serenity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang