4. Menjadi Kekasih

58.8K 643 1
                                    

" Sudah2 jangan menangis." Ucap Felix sambil membalikkan tubuh mungil Luna ke arah nya lalu memeluknya dan mengusap2 punggung Luna bertujuan memenangkannya. Luna membenamkan kepalanya di dada bidang Felix. Setiap menghirup aroma tubuh Felix selalu membuat Luna nyaman dan merasa tenang. Tidak lama Luna tertidur. Felix pun memejamkan matanya ikut tertidur.

Keesokan paginya, Felix terbangun lebih dulu. Saat ia membuka matanya, Felix melihat wajah gadis cantik berada tepat di depan nya, tertidur di pelukka nya. Felix merasa terpesona dengan wajah polos Luna. Ia pandangi lama, lalu pandangan nya terhenti di dada Luna yang terlihat menyembul dan terlihat putingnya sebab Luna tidak memakai bra. Segera Felix mengubah posisi dengan menurunkan badannya hingga kepalanya sejajar dengan dada Luna. Segera Felix memeluk Luna kembali sambil membenamkan wajahnya di dada lembut Luna.

Luna terbangun. Ia melirik sekelilingnya, lalu pandangan nya terhenti saat menyadari dan melihat pria yang tadi malam membantunya tengah memeluknya erat sambil membenamkan kepalanya di tengah-tengah belahan dadanya. Luna terkejut lalu hendak melepaskan diri. Namun, tangan pria itu menahannya malah memeluknya semakin erat dan malah menggerak2kan kepalanya di dada lembut Luna yang tidak memakai bra dan hanya terhalang kaos tipis.

" Biarlah begini dulu sebentar saja." Ucap Felix.

" Ta tapi tuan itu.."

" Sudah menurut lah." Ucap Felix tegas.

Luna hanya terdiam. Luna merasakan geli bercampur gelinyar aneh menyengat sekujur tubuhnya.

"Sebaiknya kamu jangan dulu pergi dari sini hari ini. Lagian juga ini hari Minggu. Lebih baik Kamu mencari kerja besok. Bukankah kamu tidak memiliki pakaian. Hari ini kita beli dulu pakaian untuk mu."

" Tapi tuan, saya merasa merepotkan anda."

" Tidak usah merasa seperti itu. Aku sendiri yang ingin membantu mu."

" Terimakasih tuan."

" Dan kalau misalnya besok kamu belum menemukan pekerjaan yang cocok, lebih baik kamu pulang kembali ke sini. Nanti aku akan memberitahumu sandi pintunya."

" Tapi tu-"

" Sudah jangan menolak. Apa kau mau keliaran di luar lagi tengah malam lalu bertemu dengan orang2 pemabuk?"

" Ti tidak."

" Yasudah kalau begitu sebaiknya kamu menurut."

" Terimakasih tuan sudah membantu saya. Saya tidak tahu harus dengan cara apa membalas jasa2 tuan."

" Apa kamu benar2 ingin membalas budi?"

" Tentu saja. Saya bukan orang yang mudah melupakan orang2 yang berbuat baik kepada saya."

" Kalau aku meminta sesuatu apa kamu akan mengabulkannya?"

" Selama saya mampu, saya akan berusaha. Memangnya apa keinginan anda?"

" Baiklah. Kamu harus menjadi kekasihku selama kamu belum menemukan pekerjaan. Bagaimana?"

" Hah? " Luna terkejut.

" Kamu harus mengabulkannya." Luna hanya terdiam mematung. Pria di depannya baru saja mengajak nya untuk berpacaran. Tiba2 jantung Luna berdegup kencang.

" Baiklah, ku anggap kamu setuju." Ucap Felix.

" Tapi saya merasa tidak pantas untuk -"

" Sudah lah. Sekarang kita adalah kekasih. Berhentilah berbicara formal atau memanggil ku tuan."

" Tapi-"

" Tidak ada tapi2 tidak ada penolakan. Hari ini hari pertama kita menjadi sepasang kekasih." Ucap Felix. Sebenarnya Felix juga merasa bingung dengan dirinya sendiri. Ia merasa seperti menjadi anak ABG yang sedang kasmaran. Padahal usianya sudah menginjak kepala tiga. Selama hidupnya ia belum pernah bersikap seperti itu terhadap seorang perempuan. Felix yang cenderung cuek dan berjiwa keji hanya tau menikmati tubuh wanita saat ia butuh dan membuangnya ketika sudah puas. Tidak pernah ia menginginkan suatu ikatan dengan seorang perempuan manapun karena menurut nya itu sangat merepotkan. Tapi kali ini entah kenapa, ia yang memang tidak suka bertele-tele tiba-tiba malah mengajak seorang gadis kecil untuk menjadi kekasih nya malah lebih terkesan memaksa. Banyak wanita2 cantik dan seksi yang ingin bersamanya namun entah kenapa ia justru malah tertarik kepada seorang gadis kecil yang sederhana.

" Baiklah." Ucap Luna pasrah sambil menetralkan detak jantungnya.

" Benarkah? Kamu setuju?" Tanya Felix sambil menatap wajah Luna. Luna hanya mengangguk. Felix tersenyum bahagia lalu kembali memeluk Luna. Luna pun membalas pelukan Felix. Entah kenapa Luna juga merasa sangat bahagia dan nyaman bersama dengan Felix.

" Tuan aku-"

" Sudah ku bilang jangan memanggilku tuan."

" Lalu saya ha-"

" Berhentilah berbicara formal." Ucap Felix sambil menatap tajam wajah Luna. Luna pun menarik nafasnya dalam.

" Baiklah. Lalu aku harus memanggil dengan panggilan apa?"

" Panggil aku dengan namaku."

" Tidak itu-"

" Baiklah, panggil aku sayang."

" Hah? "

" Ayolah, bukankah kita kekasih? Menurut lah."

" Baiklah." Jawab Luna pasrah.

" Coba panggil aku."

" Sss ...."

" Cepatlah..."

" Aku malu ." Ucap Luna sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Felix yang melihat tingkah Luna merasa gemas.

" Luna... Sayang...." Panggil Felix lembut sambil menarik tangan yang menutupi wajah cantik Luna. Luna yang di panggil seperti itu seketika merasa meremang sekaligus meleleh. Tampaklah wajah cantik Luna yang memerah. Di pandang nya dalam2 wajah tampan pria yang sekarang sudah menjadi kekasih nya itu. Tatapan nya tenang dan menenangkan.

" Sekarang giliran kamu. Coba panggil aku." Ucap Felix.

" Ssa sayang...."

" Sebut nama aku."

" Fe Felix sayang...." Ucap Luna. Felix pun tersenyum lalu menyimpan telapak tangan Luna di pipinya. Tatapan Luna benar2 tertuju pada wajah Felix.

" Sekarang coba panggil sekali lagi."

" Felix.... Sayangg...." Felix melebarkan senyumnya mendengar itu. Felix pun mendekatkan wajahnya ke wajah Luna. Lalu menempelkan bibirnya di bibir merah alami Luna, lalu melumatnya lembut. Luna membulatkan matanya seketika. Ini adalah pertama kalinya untuk nya. Luna mematung tanpa membalas lumatan Felix. Namun setelah beberapa saat Luna benar2 merasa terbuai dengan ciuman Felix. Hingga Luna pun memejamkan matanya sedikit demi sedikit ia menggerakkan bibirnya mengikuti apa yang dilakukan Felix. Luna benar2 menikmati ciuman pertama nya yang sangat memabukkan. Ia baru tahu kalau ciuman itu ternyata senikmat ini. Begitu juga dengan Felix, entah kenapa bibir Luna benar2 manis menurutnya. Baru sekali merasakan bibir Luna ia sudah merasa kecanduan. Untuk kedepannya mungkin ia benar2 akan sering melahap bibir ini. Apalagi ketika Felix merasakan Luna membalas lumatan nya. Itu benar2 serasa memberinya kebahagiaan tiada tara. Mereka berdua benar2 menjadi pasangan yang sedang di mabuk asmara di pagi hari. Setelah beberapa lama, ciuman keduanya pun terhenti karena keduanya yang mulai kehabisan nafas. Lalu Felix menyatukan kening Luna dengan keningnya. Tangan Luna memeluk erat tubuh Felix. Benar2 baru kali ini Luna merasa sangat nyaman bersama seorang laki-laki. Luna berfikir apakah ia benar2 jatuh cinta terhadap pria di depannya itu. Sebenarnya dari pertama kali melihat wajah Felix, Luna sudah merasa terpukau dan terpesona dengan ketampanan nya. Namun ia tidak menyangka bahwa ternyata pria itu kini menjadi kekasih nya dan menciumnya dengan begitu lembut.

Pesona Tuan Felix 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang