Setelah tenaga mereka sudah kembali stabil, Felix mengajak Luna untuk ke ruang santai. Mereka bersantai sambil menonton tv dan memakan cemilan dan minuman.
" Felix." Panggil Luna memulai topik pembicaraan.
" Hmmm..." Felix yang masih sibuk mengunyah kue menjawab hanya dengan gumaman.
" Bukan kah mafia itu hebat dalam menggunakan senjata senjata ya?" Tanya Luna.
" Tentu saja."
" Senjata apa saja yang kamu kuasai?"
" Banyak. Apa kamu ingin melihat keterampilan ku dalam menggunakan berbagai macam senjata?"
" Wuah boleh kah? Sepertinya itu sangat menarik. " Luna merasa begitu tertarik dan penuh semangat.
" Baiklah, ayo." Felix berdiri dan menyodorkan telapak tangan nya ke arah Luna. Luna yang mengerti, segera menggenggam tangan Felix dan ikut berdiri. Mereka pun berjalan sambil saling berpegangan tangan.
Felix mengajak Luna ke sebuah ruangan luas yang didalamnya terdapat berbagai area latihan khusus untuk menggunakan berbagai senjata api dan sebagainya.
Ketika masuk, Luna melihat orang orang Felix yang sedang berlatih. Semuanya segera berhenti sejenak lalu menyapa dan menyambut kedatangan bos mereka dengan serempak, setelah itu mereka kembali ke kegiatan mereka masing-masing. Luna terpukau melihat sekeliling area itu yang terdapat berbagai macam jenis senjata termasuk berbagai bentuk senjata api yang biasa digunakan anggota anggota Felix.
" Apakah kamu tidak takut?" Tanya Felix. Bagaimana pun Luna adalah seorang gadis muda yang memang masih polos. Felix takut Luna memiliki rasa trauma atau lain sebagainya.
"Wuahhh.... Aku merasa sedang berada didalam sebuah film." Ucap Luna yang terpukau. Dibandingkan takut, Luna malah terlihat senang dan excited.
" Meskipun agak ngeri, tapi ini keren. Aku suka film action yang suka pake senjata gitu. Tidak disangka, sekarang aku melihat berbagai senjata secara langsung." Ucap nya lagi. Felix tersenyum mendengar perkataan Luna.
" Felix, boleh kah aku menyentuhnya? Aku tidak akan menggunakan nya karena aku tidak bisa. Aku hanya ingin merabanya." Ucap Luna sambil menunjuk sebuah senjata api jenis Revolver. Felix mengangguk sambil tersenyum tanda mengiyakan keinginan Luna yang terlihat begitu senang. Segera Luna mengangkat dan meraba-raba senjata tersebut secara perlahan dan hati-hati. Felix tidak khawatir karena pistol itu kosong tidak ada peluru nya.
" Apa kamu ingin melihat ku menggunakan nya?" Tawar Felix. Mendengar perkataan Felix, Luna menganggukkan kepalanya brutal penuh semangat.
Felix pun memperlihatkan keahlian nya dalam menembak kepada Luna. Felix memasukkan peluru kedalam nya lalu
Dorr... Dorrr.... Doorrr...
Felix menembak dengan cepat dan semuanya tepat sasaran. Luna yang melihat itu bertepuk tangan kegirangan.
" Waaawww kerennn..." Teriak Luna. Felix yang mendengar pujian dari kekasih nya tersenyum membanggakan diri.
" Selain pistol ada apa lagi?" Tanya Luna.
" Banyak sebenarnya. Berbagai jenis senjata. Ada sesuatu yang menarik. Samurai. Apa kamu tahu samurai?" Ucap Felix.
" Oh iya aku tahu. Waahh dimana? Ayo aku mau melihat nya." Ucap Luna terlihat lebih bersemangat. Felix tersenyum lalu mengajak Luna menuju ke sebuah area yang berisi berbagai macam senjata tajam. Luna benar-benar semakin terpukau melihat benda benda tajam yang mengkilap seakan bercahaya.
" Felix, aku tidak tahu kenapa malah merasa tertarik melihat semua senjata senjata itu. Mungkin kah aku memiliki jiwa psikopat?" Ucap Luna. Felix tertawa mendengar perkataan kekasihnya.
" Haha bagus lah. Seorang mafia berkencan dengan seorang gadis polos yang ternyata memiliki jiwa sikopat. Kita akan sangat cocok." Ucap Felix menggoda Luna. Luna yang mendengar perkataan Felix tersenyum geli sambil memukul otot Felix perlahan.
" Nah ini dia samurai ku." Ucap Felix sambil memperlihatkan sebuah samurai yang terlihat begitu panjang dan keren penuh gaya.
" Wuahhh keren kereennn...." Ucap Luna.
Lalu Felix berlari ke tengah area dan memperlihatkan keahlian nya dalam menggunakan samurai. Luna benar-benar terpukau melihat Felix. Ternyata ia memiliki kekasih yang sangat hebat dan keren. Rasanya dunia Luna mulai berubah semenjak bertemu dengan Felix. Dia yang notabenenya adalah seorang gadis miskin dari kalangan rendah, tidak pernah mendapatkan kasih sayang orang tua, tidak tahu kemewahan, hidup dalam kesengsaraan dan kerja keras. Setelah bertemu dengan Felix, rasanya Luna benar-benar menemukan sosok orang yang luar biasa. Orang yang sangat menyayangi nya dan selalu memanjakan nya. Meskipun Felix adalah seorang mafia, tapi Felix benar-benar memperlakukan nya dengan baik dan penuh kelembutan tanpa ada kekerasan. Felix yang tampan dan gagah, memiliki segala macam hal, banyak pengikut dan memiliki keahlian yang luar biasa jatuh cinta kepada nya. Luna tidak menyangka, rasanya ia menjadi gadis yang paling beruntung di dunia ini. Meratapi nasib baiknya, tidak terasa bibir Luna tersenyum namun matanya meneteskan air. Tiba-tiba ia teringat kepada neneknya. Satu-satunya keluarga yang sangat menyayangi nya dan selalu mendukung nya. Andai saja neneknya masih hidup saat ini, Luna akan meminta bantuan kepada Felix untuk memberikan hidup dalam kemewahan kepada neneknya meskipun hanya sebentar. Semasa hidupnya, neneknya terus terusan banting tulang bekerja keras demi dirinya. Andai kata nenek nya tidak merawat nya dari kecil, mungkin Luna tidak akan hidup sampai sekarang.
" Nenek, aku hidup bahagia sekarang dengan pria yang baik dan sangat menyayangi ku. Aku harap nenek tenang di alam sana." Doa Luna didalam hati. Segera Luna menghapus air matanya tidak ingin sampai Felix melihat nya. lalu tersenyum kegirangan sambil bertepuk tangan mengekspresikan kekaguman nya terhadap keterampilan Felix. Felix yang sudah selesai memperlihatkan keahlian nya membungkukkan badannya tanda berterima kasih. Luna bertepuk tangan lebih meriah lalu mendekat ke arah Felix.
" Wuuuaaahhh Kamu sangat hebat. Aku juga ingin bisa menggunakan samurai." Ucap Luna. Felix tersenyum.
" Benarkah kamu ingin belajar?" Tanya Felix.
" Ya tentu saja." Jawab Luna.
" Benar juga, seorang psiko harus bisa menggunakan senjata." Ucap Felix menggoda Luna.
" Betul sekali tuan ku. Oleh karena itu tolong ajari lah gadis mu ini." Ucap Luna bergaya seperti seorang dayang. Felix tertawa.
" Haha benar. Baiklah wahai gadis ku. Sebagai seorang kekasih mafia, kamu memang sepatutnya menguasai semua ini. Jangan dulu ke samurai sayang. Kita harus mulai dulu dari dasar. Kamu juga harus menguasai bela diri tanpa senjata." Ucap Felix.
" Baiklah. Ayo cepat ajari aku. Aku tidak sabar. Ayo Felix." Ucap Luna begitu bersemangat bahkan sambil loncat loncat kegirangan. Felix tertawa bahagia melihat Luna yang begitu semangat.
Di satu sisi
" Tuan, saya sudah berhasil mendapatkan semua informasi mengenai wanita itu." Ucap seorang pria dari telpon.
" Bagus, jangan dulu gegabah. Kita harus berjalan secara hati-hati. Kita harus bermain cantik. Lebih baik kamu membuat strategi buaya." Jawab seorang pria yang lain dari sebrang telpon.
" baik tuan. saya mengerti." Ucap pria itu yang mengerti maksud dari ucapan tuannya.
Telpon pun berakhir. Si tuan yang ternyata adalah Bram tertawa jahat membayangkan semua rencana rencana jahatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Tuan Felix 21+
FanfictionCerita ini mengandung unsur dewasa ( 21+) harap bijak dalam membaca.