6. Kamar Mandi

82.3K 637 1
                                    

Alex mengemudi seperti orang kesetanan. Sudah tidak memikirkan keselamatan. Karena menurutnya bosnya kalau sudah marah lebih mengerikan dari pada setan. Tujuan utamanya harus selamat dari amukan bos kejamnya itu. Dengan sisa waktu satu menit Alex Sam dan Rey berhasil sampai tepat di dalam apartemen bosnya itu. Setelah sampai mereka bertiga langsung terkapar di lantai dengan nafas yang ngos2an. Felix yang melihat kedatangan mereka bertiga tersenyum. Lalu mengambil paper bag dari tangan ketiga anak buahnya itu.

" Bagus. Kalian tepat waktu. Terimakasih." Ucap Felix lalu pergi begitu saja kedalam kamarnya tanpa memedulikan keadaan ketiga anak buahnya itu.

" Hah? Apa tadi dia mengucapkan terimakasih? " Tanya Rey ke dua orang temannya dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

" Yah aku kira aku sendiri yang salah dengar." Jawab Sam. Selama mereka bersama dengan Felix baru kali ini mereka mendengar bosnya mengucapkan terimakasih. Pasalnya bosnya itu sangat pantang mengucapkan kata maaf dan terima kasih. Tapi kali ini mereka mendengar bosnya mengucapkan terimakasih kepada mereka. Rasanya percaya tidak percaya.

" Aduh sudah lah aku haus. Aku ingin minum." Ucap Alex sambil berdiri dan bergegas menuju dapur untuk minum di ikuti Sam dan Rey.

" Aku tadi sedang sarapan. Aku belum kenyang." Ucap Sam sambil melihat ada makanan dan langsung memakannya. Hingga Rey dan Alex juga ikut makan. Sebenarnya mereka bertiga adalah bawahan sekaligus sahabat Felix. Mereka sudah biasa bertingkah bebas di apartemen Felix dan Felix pun tidak masalah dengan itu.

Sedangkan Felix, ketika masuk ke dalam kamarnya ia tepat waktu karena Luna baru selesai dan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk pendek yang seperti semalam. Segera Felix menyiapkan ketiga paper bag itu di atas nakas dan langsung menghampiri Luna.

" Sayang kamu seksi sekali." Ucap Felix sambil tersenyum nakal dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Luna.

" Aduh itu tadi kaos yang tadi pas aku mau pake malah jatoh. Jadinya basah kena air."

" Tenang aja. Justru itu lebih bagus. Aku jadi bisa melihat tubuh seksi kekasih ku ini." Ucap Felix sambil meremas kedua bokong Luna. Seketika Luna membulatkan matanya terkejut dengan kelakuan Felix.

" Felix kamu. Dasar mesum." Ucap Luna sambil memukul kecil dada bidang Felix. Felix hanya terkekeh geli lalu memeluk tubuh Luna.

" Lalu sekarang aku harus memakai pakaian mana?" Tanya Luna dalam pelukan Felix.

" Paper bag di atas ranjang itu milik mu. Didalamnya ada pakaian lengkap dengan dalamannya."

" Sejak kapan kamu membelinya? Memangnya kamu tahu ukuran aku?"

" Sebenarnya itu aku menyuruh anak buahku untuk membelikannya. Soal ukuran aku hanya mengira2."

" Itu yang membelikannya orang lain?"

" Kenapa?"

" Ih dasar ya aku malu lah."

" Sudah lah tidak usah malu. Mereka tidak akan berfikir yang tidak2. Awas aja kalo berani2."

Alex Sam Rey POV 

Rey yang sedang makan tiba2 tersedak. Ia pun segera minum.

" Eh kok si bos minta baju cewek? Apa dia menculik seorang gadis SMA gitu?" Ucap Rey.

" Gue juga bingung. Tadi si bos langsung ke kamar. Keknya tu cewek ada dalem kamar si bos." Ucap Sam.

" Heh udah deh kalian jangan ngomongin yang aneh-aneh. Ntar kalo ketahuan si bos,abis kalian." Ucap Alex. Rey dan Sam pun mengangguk ngeri lalu melanjutkan menyantap makanan mereka masing2.

Kembali lagi ke Felix dan Luna.

" Yaudah lepasin aku mau memakai pakaian ku dulu." Ucap Luna.

" Tunggu dulu. Harusnya tadi kita mandi bersama." Ucap Felix menggoda Luna.

" Feliixxx..... Udah deh jangan aneh2." Ucap Luna sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Felix. Namun Felix malah mengangkat tubuh Luna dan membawanya ke dalam kamar mandi. Luna refleks melingkarkan tangannya di leher Felix.

" Felix turunin aku. Aduh kamu tuh jangan macam2 deh." Ucap Luna.

Sesampainya di dalam kamar mandi Felix menurunkan tubuh mungil Luna yang handuk di tubuhnya hampir terlepas, segera Luna menahan handuk nya.

" Felix aku mau keluar." Ucap Luna sambil hendak membuka pintu. Namun ternyata pintunya sudah terkunci dan kuncinya berada di tangan Felix.

" Felix... Buka pintunya."

" Okay akan aku buka tapi kamu harus membantu ku mandi."

" Apaan siii.... Mandi aja sendiri."

" Okay berarti pintunya tidak akan aku buka sampai kamu membantu ku mandi."

" Iihh dasar..."

" Ayo pilih yang mana?"

" Yasudah ayo cepat mandi." Ucap Luna. Felix tersenyum puas.

" Yasudah bukakan pakaian ku." Ucap Felix. Luna melongo mendengar perkataan kekasihnya itu.

" Apa kamu bilang?"

" Ayo bukain. Bukan nya Kamu akan membantu ku mandi? Masa mandi masih memakai baju." Luna hanya pasrah sambil berdecak lalu menghampiri Felix yang sudah merentangkan kedua tangannya. Ketika Luna hendak membuka kancing baju piyama Felix, Luna merasa kesulitan karena tangan yang satu nya ia gunakan untuk memegangi handuk di dadanya.

" Felix aku gak bisa. Apa kamu tidak melihat aku kesulitan?"

" Baiklah akan aku buka sendiri tapi kamu tidak boleh menutup mata. Kalau sampai kamu memejamkan mata kamu. Maka kamu harus menerima hukuman."

" Yasudah cepat lah buka sendiri." Ucap Luna. Felix pun segera membuka kancing piyama nya satu persatu dengan pandangan nya yang tidak lepas dari menatap wajah Luna yang terlihat salah tingkah. Felix menahan tawanya. Rasanya ia ingin tertawa terbahak bahak melihat ekspresi wajah Luna. hingga tampak lah dada bidang dan perut sixpack Felix yang tidak terhalang sehelai benang pun. Melihat pemandangan di depannya, Luna membulatkan matanya sambil menelan Saliva nya berat. Lalu Felix melanjutkan membuka celananya hingga Luna bisa melihat sesuatu yang menonjol yang masih terbungkus oleh celana dalam Felix. Luna semakin merasa tidak karuan. Rasanya ia ingin segera berlari ke luar dari sana sekarang juga namun entah dimana kekasih nya itu menyembunyikan kuncinya. Felix melanjutkan kegiatannya. Ia menurunkan celana dalamnya. Segera Luna memalingkan pandangannya ke samping karena perjanjiannya dia tidak boleh memejamkan matanya. Felix benar2 sudah naked. Tidak ada sehelai benangpun yang menutupi seluruh bagian tubuh nya. Felix yang melihat Luna memalingkan wajahnya segera ia tangkup wajah itu dan mengarahkan wajah Luna untuk menatap ke arah nya. Namun ternyata Luna memejamkan matanya.Luna merasakan ada sesuatu yang menusuk perutnya. Luna benar2 terkejut dan tidak berani melihat nya.

" Kamu memejamkan mata." Ucap Felix. Segera Luna membuka matanya dan fokus memandang wajah Felix.

" Kamu harus menerima hukuman." Ucap Felix sambil tiba2 mencium bibir Luna. Luna membulatkan matanya dan berusaha melepaskan ciuman itu dan berhasil.

" Felix kamu-"

Stttt..... Ucap Felix membungkam mulut Luna dengan jari telunjuknya. Lalu berbisik di telinga Luna.

" Kamu harus menerima hukuman mu tidak boleh protes." Bisik Felix lalu menyudutkan Luna ke dinding dan kembali mencium juga melumat rakus bibir Luna. Luna tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Akhirnya dia hanya bisa pasrah dan menikmati. Di tengah ciumannya,Felix menarik tangan Luna yang memegangi handuk di tubuhnya. Hingga handuk pun terbuka dan jatuh ke lantai.  Tampaklah tubuh naked Luna. Luna melepaskan ciuman mereka segera melihat kebawah dan hendak menutupi bagian intinya dengan tangannya. Namun kedua tangan Luna malah di angkat ke atas oleh Felix. Dan Luna malah melihat benda milik Felix yang besar dan panjang berdiri begitu tegak.

Pesona Tuan Felix 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang