Felix mengajak Luna kesebuah tempat berlatih khusus tanpa senjata. Sebelum memulai latihan, mereka melakukan pemanasan. Setelah selesai, Felix mengajarkan Luna beberapa teknik dasar dalam memukul menendang dan lain sebagainya.
" Begini begini?" Ucap Luna sambil menunjukkan gerakan memukul dan menendang.
" Wawww hebat. Bagus. Itu gerakan yang gesit dan posisi tubuh yang bagus. Lanjut. Sekarang kamu tidak harus melawan, tapi harus menghindar dari setiap pergerakan Serangan lawan." Ucap Felix.
" Okay. Kemari lah." Ucap Luna tanpa rasa takut. Felix mulai bergerak perlahan memberikan contoh contoh serangan kepada Luna. Luna bergerak dengan lihai menghindari setiap serangan Felix.
" Felix, kamu terlalu pelan. Ayo coba percepat." Ucap Luna.
" Baiklah, sesuai permintaan." Ucap Felix, lalu mulai mempercepat serangan nya. Luna tidak kalah cepat, dia bergerak lebih cepat mencoba menghindari serangan Felix.
" Bagus, kamu bergerak dengan tepat. Sekarang coba melawan." Ucap Felix memberi aba-aba. Luna mulai mencoba melawan setiap penyerangan Felix.
" Ayo pukul. Berikan pukulan yang bertenaga." Ucap Felix menyemangati Luna. Luna mencoba mengeluarkan tenaga nya, memukul dan menyerang. Hingga setelah beberapa lama, Luna mulai berhenti.
" Tunggu Felix, berhenti dulu sejenak. Aku lelah." Keluh Luna.
" Kamu lelah? Baiklah kita istirahat dulu sejenak." Ucap Felix.
Tanpa harus disuruh, dari tadi para penjaga yang melihat bosnya sedang melatih nyonya mereka segera memberi kabar kepada para pelayan untuk menyiapkan minuman dan makanan untuk di antar kesini. Sehingga, kini sudah tersaji minuman dan beberapa cemilan untuk Felix dan Luna. Sultan mah beda.
" Minum lah." Ucap Felix sambil menyodorkan segelas air kepada Luna. Luna langsung meminumnya hingga tak tersisa.
" Bagaimana?" Tanya Felix.
" Lumayan. Felix, aku ingin menggunakan samurai sekarang. Bela diri tanpa senjata kita lanjutkan nanti saja." Ucap Luna.
" Kamu harus mulai dari bawah. Samurai terlalu besar untuk ukuran tubuh mu yang imut." Ucap Felix menggoda Luna. Luna mencebikan bibir nya.
" Tapi aku ingin bisa."
" Ya, aku akan mengajari mu nanti. Sekarang, bagaimana kalau kita belajar menggunakan pisau terlebih dahulu?"
" Pisau? Okay, baiklah. Ayo."
Felix memanggil salah satu bawahnya lalu menyuruh nya untuk mengambil dua belati kesayangan Felix. Tidak menunggu waktu lama, orang yang disuruh oleh Felix sudah kembali lagi membawa barang yang diinginkan Felix. Lalu ia memperlihatkan pisau belati itu kepada Luna.
" Wawwww ini keren. " Luna terpukau melihat kedua benda tajam yang terlihat cantik dimatanya.
" Kamu boleh memilih salah satu dari mereka." Ucap Felix. Luna langsung mengambil salah satu belati.
" Jangan bermain-main, itu tajam. Kamu harus berhati-hati, jangan sampai belatimu melukai dirimu sendiri." Ucap Felix. Luna hanya mengangguk sambil tersenyum memandangi sebuah belati yang mengkilap kini berada dalam genggamannya. Lalu Felix mengajari Luna cara menggunakan nya. Setelah cukup lama berlatih, Rezza dan Ryco datang menemui Felix. Akhirnya kegiatan mereka terhenti.
" Ada apa." Tanya Felix kepada kedua bawahan nya.
" Bos, kita berhasil menemukan sesuatu hal yang menarik." Ucap Rezza.
" Baiklah, tunggu dulu." Ucap Felix.
" Sayang kita akhiri dulu latihan nya ya." Lanjut nya kepada Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Tuan Felix 21+
Hayran KurguCerita ini mengandung unsur dewasa ( 21+) harap bijak dalam membaca.