" aku menangis karena bahagia. Aku sangat bahagia bisa mengenal mu." Ucap Luna memeluk erat tubuh Felix.
" Aku akan terus berusaha untuk membuat mu bahagia. Ayo kita makan." Ucap Felix. Luna hanya mengangguk. Mereka pun duduk di di Kursi dengan meja bulat didepan nya yang di penuhi berbagai macam makanan lezat. Luna baru kali ini melihat makanan yang seperti itu. Serasa menjadi konglomerat pikir nya. Felix memotong daging steik menjadi kecil2 lalu menyodorkan nya ke Luna. Luna langsung mencobanya.
" Emm... Enak...” ucap Luna sambil mengangguk nganggukkan kepala nya. Felix tersenyum melihat tingkah Luna. Mereka pun makan malam bersama dengan lahap. Setelah makan malam bersama, mereka menikmati suasana romantis di sana dengan mengobrol ringan. Hingga tidak terasa waktu sudah semakin larut.
" Bagaimana kalau malam ini kita tidur disini? besok kita pulang ke apartemen." Ajak Felix. Luna hanya mengangguk setuju. Lalu mereka memutuskan untuk kembali ke kamar karena Luna juga sudah merasa mengantuk. Setelah sampai di dalam kamar mereka langsung membaringkan tubuh dan saling berpelukkan. Luna merasa nyaman berada di dalam pelukan hangat Felix yang aroma tubuh nya sangat menenangkan baginya. Hingga iapun tertidur dengan nyaman nya. Setelah melihat Luna tertidur dengan pulas, Felix menggesekkan tubuhnya perlahan. melepaskan diri dari pelukan Luna pelan2, takut membangunkan Luna yang sudah tertidur nyenyak. Setelah berhasil, segera Felix beranjak dan keluar dari kamar. Felix menuju kembali ke halaman belakang yang disana sudah ada orang2 kepercayaan nya yang berkumpul.
" Bagaimana? " Tanya Felix membuka suara.
" Benar bos. Sesuai dugaan, yang memerintah Gerald adalah anak buah Bram." Jawab Rezza. Bram adalah musuh Felix yang pernah bersaing saling berebut daerah kekuasaan. Dan yang berhasil memenangkan daerah itu adalah Felix.
" Ternyata orang itu masih ingin melawan ku." Ucap Felix sambil menyeringai seram. Lalu ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menelpon seseorang.
" Tepat waktu. Sudah kuduga kau akan menghubungi ku." Ucap orang di sebrang sana. Felix yang mendengar itu tersenyum sinis.
" Ternyata kau masih memiliki nyali untuk mengirim seekor tikus bodoh ke hadapan ku." Ucap Felix dengan nada yang terdengar menyeramkan.
" Ahahaha.... Aku tahu pasti kau sudah menangkap nya. Itu bukan apa2, itu hanya sekedar pengibar bendera perang dari ku untuk mu."
" Ternyata kau masih bertingkah sombong dan tetap tidak mengaku kalah."
" Sejak kapan aku kalah? Asal kau tahu Felix, aku belum menyerah dan tidak akan pernah. "
" Baguslah. Jika semua orang hanya patuh kepada ku, itu tidak seru. Aku menunggu kejutan mu berikut nya. Sebaiknya kau memberi sesuatu yang membuatku terpukau. Dan ingatlah aku yang akan mengantar mu ke depan gerbang neraka kelak." Ucap Felix lalu memutuskan sambungan telepon itu sepihak.
" Bersiap lah. Perketat keamanan setiap waktu. Pantau pergerakan mereka dari berbagai arah." Ucap Felix kepada para anak buahnya.
" Baik bos." Jawab semuanya serentak.
" Sebaiknya sekarang kalian beristirahat. " Ucap Felix sambil berlalu pergi begitu saja menuju ke dalam kamarnya kembali. Setelah sampai di dalam kamar Felix kembali membaringkan tubuhnya sambil memeluk tubuh Luna yang tertidur begitu lelap.
" Kamu pasti sangat kelelahan." Ucap Felix sambil mengelus lembut rambut Luna dan mengecup puncak kepala Luna. Lalu ia segera menutup matanya, ikut tertidur dengan nyaman sambil memeluk tubuh mungil Luna.
Sedangkan Bram
Setelah Felix memutuskan sambungan telepon bersama nya, iapun segera menghubungi seseorang.
" Segera bergerak. Kita mulai rencana selanjutnya. Jangan sampai terjadi kesalahan." Ucap Bram.
" Baik Tuan. Saya akan segera memulainya besok." Ucap seorang pria di sebrang sana.
" Ya bagus." Ucap Bram lalu memutuskan sambungan telepon nya begitu saja. Bram tersenyum licik sambil memandangi foto seorang wanita dari dalam ponselnya.
Keesokan harinya
Luna yang terbiasa bangun pagi2 buta mulai tersadar dari tidur lelap nya semalam. Saat ia membuka matanya, pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah wajah tampan kekasihnya. Luna melebarkan senyumnya melihat wajah tampan Felix yang masih tertidur nyenyak. Luna mengelus lembut pipi Felix lalu mengecup singkat bibir Felix. Setelah itu ia beranjak menuju kamar mandi, segera ia mencuci muka dan menggosok gigi. Saat ia keluar dari kamar mandi ternyata Felix sudah bangun.
" Kamu sudah bangun." Ucap Luna sambil berjalan mendekati Felix yang masih terduduk di atas ranjang. Lalu menangkup kedua pipi Felix dan mengecup singkat bibir Felix.
" Mmmm aku merasa kamu tidak ada dalam pelukanku jadi aku bangun." Ucap Felix dengan suara serak lemas khas bangun tidur sambil memeluk pinggang Luna yang sedang berdiri dan membenamkan wajah bantal nya di dada kenyal Luna. Luna mengelus lembut kepala Felix.
" Sayang, aku mau Mimi." Ucap Felix kembali dengan nada manja. Sambil berusaha membuka kancing baju piyama Luna.
" Ini sudah pagi. Bukankah hari ini hari Senin. Kamu akan kerja?"
" Ya, nanti siang saja aku ke kantor. Aku bosnya. Aku bebas datang kapan pun."
" Tidak boleh seperti itu. Seorang bos harus menjadi contoh yang baik. Datang tepat waktu."
" Aahh... Tapi ini masih terlalu pagi. Aku mau Mimi dulu." Ucap Felix merengek.
" Baiklah Mimi lah sepuasmu." Ucap Luna sambil mengeluarkan benda kenyal miliknya dari dalam bra. Felix tersenyum bahagia lalu tanpa berlama-lama ia langsung menyedot dan menghisap kuat puncak kenyal milik Luna.
" Engghhhh..." Suara Luna menahan lenguhan.
" Felixh, kamu hisap sekuat apapun dia tidak akan mengeluarkan apa2." Ucap Luna sambil menggigit bibir bawahnya.
" Sluurpp... Biarin. Begini juga enak.. slurpp... Slurrppp..." Jawab Felix di tengah2 kegiatan nya. Lalu tiba-tiba Felix menggigit puncak kenyal Luna.
" Ahhhkk... Pelan2." Ucap Luna. Felix terus sibuk dengan kegiatannya menikmati Mimi yang dia inginkan. Hingga setelah beberapa lama kemudian.
" Sayang ayo kita mandi bersama." Aja Felix. Luna mengangguk setuju dia mengerti maksud dari keinginan Felix. Felix tersenyum gembira lalu ia pun langsung bangkit dan menggendong tubuh Luna membawanya ke dalam kamar mandi.
Sesampainya di dalam kamar mandi
Felix langsung menurunkan tubuh Luna dari gendongan nya lalu melumat bibir Luna penuh gairah sambil melepaskan satu persatu pakaian yang melekat di tubuh mereka berdua. Setelah keduanya benar2 naked, segera Felix menyalakan shower. Felix mendorong perlahan tubuh Luna ke arah dinding lalu embalikkan tubuh Luna kebelakang. Luna yang mengerti langsung menyunggingkan bokong seksinya memberikan akses kepada Felix untuk segera memasuki dirinya. Benar saja, Felix pun langsung menempelkan benda keras miliknya ke liang kenikmatan milik Luna lalu mendorongnya masuk ke dalam.
" Ahhk.." desah keduanya saat merasakan milik mereka benar2 menyatu. Felix langsung menggerakkan benda miliknya keluar masuk di lubang milik Luna yang terasa menggigit. Tubuh Luna terhentak2 seiring dengan dorongan Felix. Kedua tangan Luna berpegang ke dinding. Luna merasakan sensasi yang berbeda saat Felix memasukinya dari belakang. Itu terasa benar2 nikmat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Tuan Felix 21+
FanfictionCerita ini mengandung unsur dewasa ( 21+) harap bijak dalam membaca.