" Jangan ganggu suami kuuu...." Teriak Cassandra sambil berlari dan menjambak rambut Ryco. Ryco kesakitan meringis ringis karena Cassandra bukan akting menjambak tapi menjambak rambutnya beneran. Semuanya semakin ribut. Sella dan Sam berputar putar di sekitar bodyguard tuan Darel. Rey bersembunyi di balik tubuh tuan Darel. Alex menghajar Rey yang malah kena ke tuan Darel. Ryco berhasil kabur dari Cassandra lalu ia ikut pura pura menangkap Rey. Tuan Darel mencoba melepaskan diri tapi susah. Cassandra pura pura menghentikan nya sambil memasukan kotak yang berisi berlian kedalam tas miliknya. Lalu ia juga memasukan potongan kertas yang merupakan peta harta karun itu kedalam dan menggantikan nya dengan potongan kertas yang palsu namun terlihat sama persis seperti asli nya.
Di Sisi Lain
" Kita mulai saja besok. " Ucap Bram.
" Baik bos. " Ucap Ragil ( anak buah kepercayaan Bram ).
" Kau bilang sudah tahu semua tentang gadis itu? "
" Iya betul bos. Dia hanya seorang gadis biasa. "
" Baiklah besok kau urus dia. Jangan sampai gagal. Bagaimanapun caranya, gadis itu harus menjadi mata tangan kita. "
" Baik bos. " Jawab Ragil.
Tidak lama kemudian tiba-tiba masuk seseorang, Bram melihat ke arah orang itu yang selalu lancang masuk kedalam ruangan pribadinya.
" Kenapa kau datang kemari ? Kenapa kau terlihat kusut?" Tanya Bram kesal.
" Ahk si*lan, hampir saja tadi aku mendapatkan berlian langka. Gara-gara manusia manusia aneh, aku gagal. " Ucap pria itu yang ternyata adalah Tuan Darel tadi. Darel adalah saudara sepupu Bram. Mereka seumuran. Daren berjalan mendekati Bram lalu duduk di kursi sebelanya. Darel menyimpan kotak di atas meja.
" Berhenti lah bermain main. " Ucap Bram.
" Aku tidak pernah bermain main. Aku bersungguh-sungguh. Kenapa sih kau selalu menganggap ku bermain dan bermain? " Ucap Darel kesal karena saudara sepupu nya itu selalu merendahkan nya padahal ia selalu berusaha. Ragil menundukkan tanda berpamitan kepada Bram. Bram menganggukkan Kepala nya lalu memberikan isyarat tangan kepada Ragil untuk segera pergi dari sana. Ragil pun pergi meninggalkan bos dan saudara nya.
" Cckkk.... Bersungguh sungguh? Benda apa yang kau bawa itu? " Tanya Bram.
" Potongan peta harta karun. " Ucap Darel.
" Darel, sampai kapan kau akan terus menerus menjadi seorang pembohong? " Ucap Bram tidak percaya.
" Aku tidak berbohong. Itu benar peta harta karun yang sedang tenar itu. "
" Sejak kapan kau mempunyai nya? " Ucap Bram sambil membuka isi dari kotak itu. Benar saja, isi kotak itu adalah potongan kertas peta harta karun yang di buru semua kalangan. Tapi Bram tidak percaya begitu saja.
" Aku memiliki itu sudah lama. Sejak kita kecil, aku mendapatkan nya dari hutan tempat kita bermain. Aku selalu menyimpannya karena aku selalu menganggap nya antik. Tidak di sangka itu di cari orang bayak sekarang. " Ucap Darel.
" Kau terlalu banyak berkhayal. Bisa jadi ini palsu. " Ucap Bram sambil melihat kertas itu dengan saksama.
" Aku tidak perduli jika itu palsu. Didunia ini yang memiliki nya hanya aku. Semua orang sibuk mencari nya dan sampai sekarang belum ada yang menemukan nya. Berarti yang ada pada dirikulah yang mereka cari. Lagian aku juga tidak perduli dengan harta karun yang ada di peta itu. Jika bisa di jual atau di tukar dengan benda yang lebih pasti aku siap. " Ucap Darel.
" Kau gila. Bagaimana kalau peta ini sungguhan. Harta karun didalamnya lebih besar dari yang kau inginkan dari orang yang membeli kertas ini berikan padamu. " Ucap Bram.
" Itu mungkin, kau lihat. Itu hanya seperempat. Masih banyak bagian lain yang memang belum diketahui dimana keberadaan nya. Malas sekali aku harus mencari nya. Terus kalau sudah ketemu juga aku harus berkelana mengikuti arahan perta itu yang entah dimana harta karunnya berada. Sungguh melelahkan. Belum lagi kita tidak tahu apakah isinya memang harta karun atau malah zonk. Kalau ada uang dan benda berharga yang bisa didapatkan dengan cara instan aku menjual kertas itu, kenapa harus ribet ribet. " Ucap Darel. Bram membuang nafasnya kasar mendengar perkataan Darel.
" Apakah kau yakin ini asli? " Tanya Bram.
" Aku yakin sih. " Ucap Darel.
" Baiklah, aku yang akan membelinya darimu. " Ucap Bram.
" Benarkah? " Tanya Darel penuh semangat. Bram mengangguk yakin.
" Okay, setuju. " Ucap Darel sambil mengembangkan senyumnya.
Para anak buah Felix berkumpul di ruang rapat mereka.
" Permainan kalian hebat. " Puji Reza.
" Hebat apanya. Cassandra kenapaa kau menjambak rambutku sungguhan. Sakitnya masih terasa sampai sekarang. " Keluh Rycko.
" Kau lebai sekali. Penyamaran tuh harus perfeksionis. Itu agar terlihat seperti nyata. " Ucap Cassandra.
" Pinggang ku juga sakit. Sella, kau menendang ku terlalu keras. " Keluh Sam.
" Adooohhh... Kalian ini pria atau banci? Bukankah kalian jago bela diri. Masa di senggol dikit sama kaum hawa kalian banyak bac*t. Lembek amat. Ucap Clarissa.
Rycko dan Sam berdecak kesal mendengar perkataan Clarissa yang emang selalu galak. Padahal mereka ingin di manja dan diperhatikan.
" Sudah jangan malah jadi ribut. " Ucap Cindy.
Lalu masuklah Felix. Semuanya serempak menyambut kedatangan bos mereka.
" Bagaimana? " Tanya Felix.
" Semuanya berjalan lancar bos. " Ucap Rey sambil memperlihatkan potongan kertas dari pera harta karun yang mereka incar kini sudah berada di tangan mereka.
" Bagus, kalian memang bisa diandalkan. " Ucap Felix. Semuanya tersenyum lega bisa berhasil dalam misi ini. Felix memandangi berbagai logo yang tergambar di atas kertas itu.
" Ini sudah cukup larut malam, lebih baik kita bahas besok saja. Sekarang kalian beristirahat lah. " Ucap Felix akhirnya.
Keesokan harinya, hari ini Felix harus pergi lagi ke kantor. Karena ada hal penting. Luna mengantarkan Felix sampai ke teras depan. Felix mengecup kening Luna singkat. Luna memonyongkan bibirnya, Felix pun mengecup singkat bibir Luna.
" Jangan telat lagi ya, nanti pulang nya. " Ucap Luna.
" Iya sayang... " Ucap Felix sambil mengelus kepala Luna gemas.
Felix pun berangkat ke kantor bersama Rey, Sam dan Alex. Hari ini Felix berencana untuk memberikan kejutan untuk Luna.
" Siapkan kejutan yang terkesan romantis dan yang pasti kekasih ku sukai. " Ucap Felix kepada ketiga anak buah nya.
Sesampainya Felix dikantor langsung ke ruang rapat. Karena ada rapat penting bersama para petinggi kantor.
Bella menikmati hari nya bersama dengan Cindy. Berlari ke menembak.
Dorr... Dorrrr..... Dorrr... Dorrr....
Cindy menembak target sebanyak empat kali dengan tepat sasaran.
" Wuuuaaahhh keren keren.... Hebaattt.... " Teriak Luna kegirangan. Terpukau melihat Cindy yang begitu hebat dalam membidik target.
Lalu Cindy memberikan pistol kepada Luna. Dan mengajarkan Luna untuk menggunakannya dan menembak.
Dorr.... Dorrrr.....
Dua kali Luna menembak. Tembakannya meleset.
Buat yang kepo kelanjutan nya boleh di check di aplikasi Fizzo novel. Dengan judul yang sama dan penulis yang sama. Jangan lupa follow IG aku. Buat info lain.
Ig : @xylyne_yunxi ( udah ada visualnya)
Jangan lupa baca novel utama aku " Ahh! Daddy "
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Tuan Felix 21+
FanfictionCerita ini mengandung unsur dewasa ( 21+) harap bijak dalam membaca.