" saya baru datang dari kampung ke sini. Saya tidak punya tempat tinggal" ucap Luna.
" Apa kau tidak memiliki saudara, teman atau kenalan?" Tanya Felix.
" Saya tidak mengenal siapa2 disini. Juga tidak punya saudara."
" Lalu saya harus mengantarkan mu kemana?"
" Tolong tuan bawa saya. Ijinkan saya menginap di tempat anda hanya malam ini saja. Besok saya akan pergi mencari tempat tinggal." Mohon Luna sambil menatap wajah pria didepan nya itu. Sangat tampan. Kesan pertama saat melihat wajah pria itu. Felix merasa kasihan melihat gadis itu.
" Baiklah. Ayo." Ajak Felix sambil pergi terlebih dahulu. Luna pun segera mengikutinya.
" Masuklah ke dalam mobil." Ucap Felix sambil membukakan pintu mobilnya. Luna terpukau, mobil milik pria yang telah menolongnya itu sangat bagus dan mewah.
Di perjalanan.
" Terimakasih tuan sudah membantu dan sekarang bersedia menampung saya. Saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang sebaik anda." Ucap Luna.
" Siapa nama mu?" Tanya Felix.
" Luna. "
" Berapa usiamu ?"
" 18 tahun."
" Pantas saja kau terlihat seperti masih kecil. Pasti baru lulus SMA."
" Iya tuan. Saya kesini ingin mencari pekerjaan."
" Kenapa tidak kuliah?"
" Karena sekarang saya hanya hidup sebatang kara. Kemarin nenek saya meninggal. Tidak ada biaya juga. Saya memilih untuk bekerja saja. "
" Orang tua kemana?"
" Saya juga tidak tahu. Sejak kecil saya tinggal bersama nenek saya." Jawab Luna. Felix hanya menggunakan kepalanya.
Setelah beberapa lama mreka pun sampai di apartemen Felix pukul 23.57, segera ia turun Luna pun hanya mengikuti Felix. Ketika menaiki lift, Luna berdiri di belakang Felix dan ini baru pertama kalinya bagi Luna menaiki lift. Ketika merasakan bahwa liftnya mulai bergerak, Luna merasa pusing rasanya seperti sedang mengapung menurut Luna. Ia igin segera turun, mamun entah kenapa rasanya lama sekali pikirnya. Lalu tiba-tiba rasanya Luna kehilangan keseimbangannya. Tubuhnya terjengkang ke depan hingga kepalanya menubruk bokong Felix.
" Aduh, apa yang kau-" belum selesai Felix berbicara, dia sudah melihat Luna tersungkur. Segera ia membantu Luna untuk bangun.
" Kenapa?"
" Pusing tuan, saya sudah tidak kuat. Muntah muntah. Ah mau muntah ayo cepat keluar." Tidak lama lift pun berhenti. Dan pintupun terbuka. Namun rasanya Luna sangat lemas dan tidak ada kekuatan untuk melangkah. Yang ia rasakan, ia ingin muntah sekarang juga, namun sekuat tenaga ia tahan.
" Sudah sampai ayo cepat keluar." Ucap Felix.
" Aku lemas ." Ucap Luna sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Akhirnya Felix pun mengangkat tubuh Luna. Lalu ia berjalan menuju unitnya. Saat Felix menggendongnya, refleks Luna mengalungkan tangannya dan membenamkan kepalanya di dada bidang Felix. Menghirup aroma tubuh Felix entah kenapa membuatnya tenang dan rasa mualnya menghilang.
Setelah sampai di unitnya, Felix segera masuk ke kamarnya lalu ia pun menurunkan tubuh mungil Luna di atas ranjang nya.
" Terimakasih tuan." Ucap Luna.
" Sudah lah lebih baik kau mandi. Apa kau masih lemas untuk berjalan ke kamar mandi?" Ucap Felix sambil menunjuk kamar mandi yang tidak jauh dari ranjangnya.
" ah? Itu sekarang saya sudah agak mendingan. Tadi saya pusing karena naik lift. Yasudah saya mandi dulu tuan." Ucap Luna sambil segera berlari ke dalam kamar mandi. Felix hanya menggelengkan kepalanya. Naik lift saja sampai terlihat seperti orang yang sekarat fikir Felix. Setelah selesai mandi, Luna bingung harus menggunakan apa. Dia tidak mempunyai baju ganti. Jas yang tadi sepertinya sudah kotor karena tadi ia jatuh tersungkur. Luna melihat ke sekelilingnya, hanya ada satu handuk. Tidak ada pilihan, akhirnya ia memilih keluar dengan hanya menggunakan handuk itu saja.
Felix sedang duduk di atas ranjang dengan punggung yang bersandar ke kepala ranjang sambil sibuk dengan tablet nya. Lalu ia mendengar suara pintu terbuka. Ia pun refleks melirik. Dilihatnya Luna keluar dengan hanya menggunakan handuk pendek yang hanya mampu menutupi paha bagian atasnya. Dan handuk itu hanya mampu menutupi setengah dari dadanya sehingga terlihat menyembul. Terlihat sangat seksi. Sebagai pria normal tentu itu membuat hasratnya naik. Namun dengan sekuat tenaga ia tahan.
" Kenapa kau keluar tidak menggunakan pakaian?" Tanya Felix gelagapan.
" Itu saya tidak punya baju ganti. Sebenarnya dari kampung saya membawa tas besar berisi baju ganti. Namun tas itu hilang di perjalanan." Jawab Luna malu2. Felix lupa bahwa gadis yang ia bawa tidak membawa apapun kecuali tas kecil. Mana muat baju2 didalamnya. Felix pun segera pergi ke ruangan walk in closet nya lalu kembali ke hadapan Luna sambil menyodorkan sebuah kaos polos berwarna putih dengan lengan pendek.
" Pakailah ini. Tapi untuk celana sepertinya tidak ada yang pas untuk ukuran mu. " Ucap Felix.
" Tidak apa tuan. Terimakasih." Luna pun segera masuk kembali ke dalam kamar mandi dan segera mengenakan kaos tersebut. Kaos itu terlihat besar di tubuh mungil Luna. Tapi tak apa justru itu lebih baik jadi bisa menutupi kakinya sampai atas lutut. Agak kurang nyaman karena ia tidak menggunakan pakaian dalam. Tapi mau bagaimana lagi. Setelah selesai, Luna pun keluar kamar mandi. Dia melihat Felix sedang duduk di atas ranjang. Saat Luna keluar dari kamar mandi Felix dapat melihat tonjolan puncak dada Luna, karena Luna pasti tidak menggunakan bra sehingga terlihat jelas.
" Apa kau lapar?" Tanya Felix.
" Tidak tuan. Saya hanya mengantuk. Rasanya hari ini sangat melelahkan."
" Yasudah beristirahat lah."
" Saya tidur dimana ya tuan?"
" Tidur saja disini ( sambil menepuk ranjang nya ). Karena disini hanya ada satu kamar."
" Lalu tuan tidur dimana?"
" Ya disini juga. "
" Ta tapi-"
" Sudah lah ayo tidur. Jika kau ingin tetap ada disini tidur lah disini. Aku tidak akan macam2." Ucap Felix. Luna hanya terdiam mematung.
" Atau kau ingin pergi ke luar lagi dan tidur bersama pria2 mabuk tadi?"
" Ti tidak tuan. Baik saya akan segera tidur." Luna pun segera naik ke atas ranjang dan segera berbaring membelakangi Felix. Begitu juga dengan Felix, segera ia menyimpan tabletnya, mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur lalu berbaring.
" Oh iya tuan. Siapa nama tuan? " Tanya Luna tiba2 karena sedari tadi ia sebenarnya sudah penasaran.
" Felix." Jawab Felix singkat.
" Apa tuan belum menikah?"
" Kalau sudah menikah mana mungkin aku mengijinkan mu tidur di ranjang ku. Aku pasti akan tidur bersama istri ku." Jawab Felix. Iya juga pikir Luna. Luna hanya bergumam kecil sambil menganggukkan kepalanya.
" Apa saja yang dilakukan pria2 mabuk tadi kepada mu?" Tanya Felix.
" Tidak ada, beruntung tuan datang di waktu yang tepat. Mereka hanya merobek bajuku dan..." Tiba2 ucapan Luna terhenti. Luna bingung harus menyebutnya apa. Karena pria mabuk tadi sempat meremas2 dadanya kasar. Tiba2 ia ingin menangis.
" Kenapa? Apakah mereka menyakiti mu?"
" It itu... Tadi, pria tadi, di dia meremas2 dada saya keras. Rasanya menyakitkan hikshiks... " Ucap Luna blak2an sambil terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Tuan Felix 21+
FanfictionCerita ini mengandung unsur dewasa ( 21+) harap bijak dalam membaca.