8. Milikku Seutuhnya 21+

155K 642 0
                                    

Setelah merasa Luna agak sedikit relax Felix menggerakkan benda miliknya keluar masuk secara perlahan. Semakin lama semakin bertambah tempo dan hentakan nya. Membuat Luna yang tadinya kesakitan entah kenapa rasanya menjadi berbeda. Sakit tapi Luna menyukainya, sakit2 nikmat. Membuat Luna mendesah2 merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

" Aahhh.... Felixshh... Kamu terlalu.. dalaamhh..."ucap Luna di tengah-tengah desahan nya.

" Aahh... Apa itu sakit ?" Tanya Felix khawatir menyakiti Luna.

" Tidak tidak.. ahh.. aku suka... ayo lebih cepat. " Ucap Luna. Felix yang mendengar permintaan Luna langsung menambah temponya. Ia bergerak semakin cepat membuat Luna menjerit kenikmatan dalam setiap hentakan dan Hujaman Felix di lembah miliknya. Beruntung kamar yang mereka tempati kedap suara.

" Aaaahhh.... Felix... Aku suka... aku suka... Ini aaaah...."

Di ruang tengah

Rey, Alex dan Sam sedang menonton tv sambil memakan cemilan yang ada dan meminum soda.

" Kenapa si bos gak keluar2 dari kamar?" Tanya Rey.

" Palingan si bos lagi mantap2 dulu sama gadis SMA itu." Ucap Sam.

" Udah, kita baru juga tiga jam disini. Biarin lah santai bentar. Jarang-jarang juga kek gini." Ucap Alex.

Mereka kembali terdiam sambil sibuk dengan cemilannya masing-masing dan pandangan tertuju ke arah layar televisi.

Di kamar

Setelah sekian lama, permainan yang luar biasa antara Felix dan Luna pun akhirnya selesai. Felix membaringkan tubuh polosnya di samping tubuh Luna yang sama-sama polos. Setelah menetralkan nafas dan mengumpulkan kembali tenaga, Luna bangkit hendak menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

" Sayang kamu mau kemana?" Tanya Felix sambil ikut bangkit dari tidur nya dan duduk.

" Aku mau ke kamar mandi, seluruh tubuh ku terasa lengket." Ucap Luna. Luna melihat darah merah keperawanannya di sprei ranjang Felix. Ada sedikit rasa sedih dalam dirinya, kenyataan bahwa dia tidak bisa menjaga diri dan sudah tidak suci lagi. Kini keperawanannya sudah hilang di renggut kekasihnya. Ada sedikit rasa takut dan bersalah dalam dirinya. Tiba2 air mata menggenangi kedua matanya.

" Felix, apa setelah berhasil mengambil keperawanan ku kamu akan meninggalkan ku?" Tanya Luna. Felix yang menyadari Luna berbicara sambil menangis langsung menarik Luna kedalam pelukannya.

" Tidak akan pernah. Justru itu adalah saksi bahwa kamu milik ku selamanya. Kamu tidak boleh meninggalkan ku. Kamu sekarang milikku seutuhnya." Ucap Felix sambil membelai lembut rambut Luna. Luna memeluk erat tubuh Felix.

" Sudah jangan menangis. Bukankah tadi kamu sangat menikmatinya? " Ucap Felix dengan nada menggoda. Mendengar perkataan Felix, Luna memukul pelan dada bidang kekasih nya itu. Felix terkekeh.

" Kenapa? Kamu bilang tadi kamu suka. aahhh.... Felix aku suka aahhh..." Ucap Felix meniru suara Luna saat bercinta. Luna memukul2 dada Felix merasa kesal sambil menahan tawanya malu.

" Iiihh udah deh jangan di ungkit2. Aku malu." Ucap Luna sambil membenamkan wajahnya di dada Felix. Felix yang melihat tingkah Luna yang malu2 merasa gemas. Padahal ketika bercinta Luna begitu terang2an dan menuntut.

" Aahh... Felix lebih cepat Ahhh..." Ucap Felix kembali meniru suara Luna. Luna yang malu segera melepaskan pelukannya, kembali ke niat awal yang ingin membersihkan diri. Namun ketika hendak beranjak kakinya terasa lemas dan area sensitifnya terasa ngilu. Hingga Luna malah kembali terduduk sambil meringis.

" Awwwhhh..."

" Kenapa sayang? Itu pasti masih sakit. Yasudah ayo biar aku bantu." Ucap Felix sambil beranjak dan menggendong tubuh polos Luna menuju kamar mandi.

" E eh jangan."

" Udah gak usah nolak."

Sesampainya di dalam kamar mandi Felix mendudukkan Luna di atas meja wastafel lalu mengisi bathtub dengan air hangat dan sabun yang wangi dan merelaxkan. Lalu Felix kembali menghampiri Luna yang sedari tadi memperhatikan setiap pergerakan Felix yang begitu telaten.

" Ayo sayang kita berendam bersama." Ucap Felix sambil melingkarkan tangannya di pinggang ramping Luna dan menyeringai.

" Felix... Kamu jangan macem2 deh. Aku masih kesakitan." Keluh Luna.

" Iya sayang iyaa... Kita hanya berendam biasa. Ayo kita merelaxkan otot-otot." Ucap Felix.

" Hmmmmh baiklah." Ucap Luna sambil mengalungkan tangannya di leher Felix. Felix pun mengangkat tubuh Luna, lalu masuk ke dalam bathtub dan mendudukkan dirinya bersama Luna didalam rendaman air hangat dengan aroma yang lembut dan menenangkan. Ketika Luna sedang menikmati kehangatan air dan pelukan Felix yang menenangkan, tiba2 Luna yang duduk di atas pangkuan Felix, merasakan sentuhan2 ringan di dada kenyal nya.

" Felix, katanya kamu tidak akan macam2." Tegur Luna.

" Aku tidak akan macam2. Hanya begini saja. Tenang lah. Aku tidak akan menyakiti mu." Ucap Felix. Luna pun hanya diam dan menikmati setiap sentuhan lembut Felix.

Setelah beberapa lama akhirnya keduanya pun mengakhiri sesi berendam mereka lalu mandi.

" Apakah masih sakit?" Tanya Felix ketika keluar kamar mandi sambil menggendong tubuh Luna yang terbalut handuk pendek lalu mendudukkannya di atas ranjang.

" Tidak. Aku bilang juga aku udah bisa sendiri. Sakitnya sudah mereda."

" Baguslah. Ini pakaiannya." Ucap Felix sambil menyodorkan 3 paper bag. Luna pun mengambil nya dan hendak beranjak kembali ke dalam kamar mandi untuk memakai baju.

" Mau kemana ? Tidak usah kemana2 pakai saja di sini. Aku sudah melihat semuanya. " Ucap Felix. Luna pun hanya pasrah dan segera mengenakan pakaiannya. Felix pergi ke walk in closet tidak lama kemudian kembali membawa satu set pakaian casual lalu mengenakan nya. Kaos hitam polos dengan jeans panjang berwana navy membuat Felix terlihat keren dan seperti laki2 usia dua puluhaan.

Pakaian yang Luna kenakan adalah pakaian yang di belikan oleh Rey, Alex dan Sam. Ternyata itu sangat pas dan cocok di tubuh mungil Luna. Kaos pendek putih polos crop, dipadukan dengan jeans panjang yang agak lebar sedikit cutbray berwarna navy. Dalamannya berwarna hitam.

" Felix bajunya memperlihatkan perutku. Aku kurang percaya diri." Ucap Luna sambil menunjukkan bajunya ke Felix yang sedang menyisir rambut.

" Kamu terlihat seksi. Tidak tidak kamu sangat seksi. Tapi bukan kah baju seperti itu sudah menjadi gaya umum untuk para gadis muda."

" Tapi aku tidak pernah menggunakan baju seperti ini keluar rumah."

" Tidak apa. Nanti kita beli lagi baju yang lain di luar. Sekarang pakai itu saja dulu. Itu terlihat cocok untuk mu." Ucap Felix sambil menyisir rambut Luna.

" Hmmmh baiklah." Ucap Luna pasrah.

Setelah selesai bersiap, keduanya pun keluar dari kamar. Ketika keluar dari kamar Luna melihat tiga orang pria yang terlihat sedang bersantai di ruang tengah sambil menonton televisi namun pandangan ketiga orang itu tertuju pada nya. Rey, Alex dan Sam terpesona melihat gadis muda yang berdiri di depan mereka. Benar2 cantik dan lucu. Terlihat seperti anime.

Pesona Tuan Felix 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang