19. Terlambat 21+

78.6K 379 5
                                    

Malam hari nya

Felix dan Luna sudah bersiap untuk tidur. Felix memeluk tubuh mungil Luna, Luna juga memeluk tubuh kekar Felix.

" Sayang..." Felix membuka perbincangan.

" Hmmmm?"

" Diluar sana sedang tidak aman. Ada musuh ku yang ingin menjatuhkan ku. Aku tidak ingin itu sampai membahayakan mu. Jadi ada baiknya kamu tetap disini tidak dulu ke apartemen."

" Justru aku juga lebih suka disini. Banyak orang dan aku bisa berlatih. Kalau di apartemen aku pasti akan bosan sendirian kalo kamu lagi pergi.  Aku harap kamu berhati-hati Felix. Aku juga tidak ingin kamu terluka."

" Tentu saja, aku tidak akan terluka. Besok aku akan menemui papy ku di kantor. Kamu baik-baik disini bersama yang lain."

" Iya, aku menunggu mu cepat pulang."

" Ya, aku akan cepat pulang untuk mu." Ucap Felix sambil mengecup lembut puncak kepala Luna. Felix mendekap erat tubuh Luna dan mengelus lembut punggung nya. Karena kelelahan sudah berlatih seharian, Luna tertidur dengan cepat didalam dekapan hangat tubuh Felix. Setelah melihat Luna yang tertidur dengan pulas, Felix turun ke bawah. Kembali ke ruang multimedia yang didalamnya sudah terdapat kesepuluh orang kepercayaan Felix.

" Bagaimana kalian sudah menemukan identitas pria itu?" Tanya Felix.

" Sudah bos." Ucap selli.

" Ternyata pria itu adalah salah satu pemegang saham di club M. Dia juga sering berada disana setiap malam." Ucap Rezza.

" baiklah, buat negosiasi agar dia menyerahkan potongan peta itu kepada kita." Ucap Felix.

" Baik bos. Kebetulan kita sudah menyepakati janji temu dengan nya esok malam." Ucap Rey

" Baguslah. Dan satu hal yang utama. Lebih penting dari pada apapun, kalian harus menjaga dan melindungi kekasih ku." Ucap Felix.

" Baik bos." Ucap semuanya serentak dengan hormat.

Keesokan paginya

Felix bangun pagi karena hari ini ia akan pergi ke kantor. Ketika ia sudah siap dan hendak berangkat, Luna masih tertidur pulas. Karena ini memang masih terlalu pagi. Tidak ingin mengganggu Luna, Felix hanya mengecup singkat kening Luna lalu berangkat menuju kantor nya di temani oleh Rey, Sam dan Alex.

Ketika mobil mereka keluar dari gerbang, mereka menyadari ada yang mengikuti mereka.

" Ternyata mereka juga memata-matai markas utama kita." Ucap Alex yang memegang kendali.

" Sepertinya si Bram benar-benar menantang dan ingin berperang dengan kita." Ucap Sam.

" Haruskah aku menghabisi mereka sekarang bos?"  Tanya Rey yang terus melihat mobil yang mengikuti mereka dari kaca spion.

" Habislah." Ucap Felix singkat.

Segera Alex menepikan mobil mereka. Kebetulan ini emang di area sepi. Mobil dibelakang mereka pun ikut berhenti. Mereka memang benar mobil penguntit. Orang orang di dalam mobil itu turun. Rey dan Alex juga turun.

" Ngapain Lo pada ngikutin kita?" Ucap Rey yang memang selalu si paling emosian.

" Alah gak usah banyak bacot. Sini Lo kalo berani lawan gua." Ucap salah satu pria berbadan besar. Rey dan Alex menyunggingkan senyumnya. Tanpa aba-aba mereka langsung maju dan menghajar semua pria penguntit itu tanpa ampun. Sisanya anggota Felix yang akan membereskan bekas kekacauan itu.

Lalu mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka.

" Curut kok nantang harimau." Ucap Sam.

Felix mengeluarkan ponsel nya lalu menelpon seseorang.

" Hallo bos." Ucap Cindy di sebrang sana.

" Perketat keamanan sekitar markas." Ucap Felix singkat.

" Baik bos." Jawab Cindy. Setelah itu Felix langsung mengakhiri sambungan telepon.

Sesampainya di kantor

Papy Felix benar-benar sudah menunggu kedatangan putra satu-satunya datang.

" Apa papy sudah menunggu lama?" Ucap Felix yang baru datang.

" Ah tidak, papy juga baru saja datang. Apa kau sudah mendengar tentang peta harta Karun?" Ucap papy Felix to the point.

" Ternyata itu yang ingin papy bahas bersama ku."

" Ya, itu adalah hasil kesepakatan leluhur kita dulu. Kau harus menemukan nya."

" Apa papy yakin itu peninggalan leluhur? Apa buktinya?"

" Kamu akan mengerti ketika kamu menemukan nya."

" Tidak usah khawatir. Aku sudah bergerak untuk mencari dan mendapatkan nya."

" Baguslah. Kapan kau akan pulang ke rumah?"

" Entah lah, aku masih banyak urusan. Aku akan pulang kalau urusan ku agak lenggang. "

" Mamy mu merindukan mu. Dia selalu menunggu mu. "

" Baiklah py, kapan-kapan aku pasti datang." Ucap Felix.

" Baiklah."

Tiba-tiba tokkk... Tokkk... Ada yang mengetuk pintu.

" Masuk." Ucap Felix. Masuklah seorang wanita yang berpenampilan rapi dan seksi membawa beberapa berkas di tangan nya. Itu adalah sekretaris Felix. Namanya Angle.

" Ada apa?" Ucap Felix.

" Ini pak. Ada beberapa berkas penting yang harus bapak tanda tangani." Ucap nya. Felix hanya menunjuk meja lalu dengan sigap Angle menyimpan berkas itu di atas meja dan segera pamit keluar.

" Baiklah, hanya itu yang papy bahas. Papy juga harus pergi." Papy Felix berpamitan. Felix hanya mengangguk lalu sibuk dengan pekerjaan nya.

Malam hari nya

Felix pulang telat, Luna menghabiskan seharian ini untuk berlatih dengan sella dan Rycko. Setelah makan dan bersih-bersih badan lalu berganti pakaian menggunakan baju tidur model rok, Luna terus menunggu kedatangan Felix yang tak kunjung pulang padahal sudah malam. Terlalu lama menunggu sambil mondar mandir, akhirnya Luna memilih untuk duduk di ranjang sambil menonton tv. Tidak terasa, akhirnya dia malah ketiduran.

Sedangkan Felix, terpaksa harus pulang telat karena dia harus menemui dulu seseorang yang akan ia gunakan untuk melaksanakan tugas penting. Hingga ia pulang larut malam. Sesampainya Felix, Rey, Sam, dan Alex di markas, mereka pun langsung istirahat. Felix masuk ke dalam kamar dan melihat Luna sudah tertidur pulas dengan posisi membelakangi nya. Segera Felix membersihkan diri lalu naik keatas ranjang dan memeluk Luna dari belakang.

" Sayang, maafkan aku. Aku tidak menepati janji ku. Hari ini aku pulang telat." Ucap Felix sambil mengecupi tengkuk leher bagian belakang Luna. Kecupan Felix berubah menjadi jilatan jilatan kecil menelusuri rahang lalu ke daun telinga Luna. Tangan Felix membuka cd Luna dan celana nya sendiri. Luna masih saja tidur dengan nyamannya. Lalu Felix mencari posisi nyaman dari belakang tubuh Luna dan mulai mengarahkan benda milik nya yang sudah mengeras mencari celah menuju ke arah lubang kenikmatan milik Luna. Hingga Felix berhasil menemukan nya. Felix memutar mutar puncak benda miliknya di pintu masuk milik Luna mencoba mencari titik yang tepat. Hingga saat ia merasa sudah menemukan area yang sesuai ia langsung memberikan tekanan dan benda miliknya sedikit demi sedikit masuk.

Jleeebbbb.......

Lalu Felix memberikan sedikit hentakan sampai benda kebanggaan nya kini sudah tertancap sempurna di lubang milik Luna. Luna mulai merasa terganggu dan terbangun dari tidur nyenyak nya. Felix mulai bergerak mengeluar masukkan benda miliknya itu di lubang milik Luna.

" Aaaawwhhhh....."  Luna mendesah lalu sedikit menolehkan kepalanya dan melihat Felix. Felix memegangi pinggang Luna dan menggerakkan nya hingga ketika milik Felix masuk kedalam milik Luna, itu terasa begitu menusuk bagi Luna.

" Aahhh.... Felixshh.... " Desah Luna sambil satu tangannya nya kebelakang berpegangan ke bahu Felix.

Pesona Tuan Felix 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang