Menunggu

96 15 0
                                    

"hasilnya keluar lusa" ucap azka

"Terus setelah hasil tes DNA keluar, rencana lo apa?" Tanya angga

"Ya gue bilang ke alena buktinya udah nyata kalau kanaya bukan anak gue" ucap anrez

"Kalau seandainya kanaya bener anak lo gimana?" Tanya azka

"Gue gak akan lari dari tanggungjawab, tapi gue yakin kanaya itu bukan anak gue" ucap anrez

"Lo bakal nikah sama alena?" Tanya angga

"Tanggung jawab gak harus menikahi kan?" Tanya anrez

"Terus lo pikir Tiara bakal mau nerima lo kalo seandainya kanaya bener anak lo?" Tanya azka

"Gue gak maksa tiara buat tetep sama gue, tapi gue masih mencintai Tiara" ucap anrez

"Kalau sampai tiara nangis lagi karna lo, gue hajar lo!" Kecam azka

Anrez hanya diam, mau apalagi jika memang dia yang salah

"Udah udah tenang dulu, kita masih belum taukan kebenarannya gimana" ucap angga

"Tiara gimana?" Tanya azka

"Tadi demam" ucap anrez

"Gue mau ke kamarnya" ucap azka

Memang sekarang mereka sedang berkumpul di rumah tiara, azka langsung beranjak dan naik ke atas ke kamar tiara

"Ra" panggil azka

"Kak, masuk" jawab Tiara

"Gue pikir tidur" ucap azka, tiara menggeleng

"Gak bisa" ucap tiara dengan wajah cemberutnya

Azka terkekeh lalu mendekat dan duduk di samping tiara

"Udah makan?" Tanya azka, tiara mengangguk

Tiara menyandarkan kepalanya di bahu azka sambil memeluk lengan azka, tangan azka terulur mengusap jemari tiara yang melingkar di lengannya

"Panas ra badan lo, pusing gak?" Tanya azka, Tiara mengangguk

"Gimana? Udah keluar hasilnya?" Tanya tiara

"Baru keluar lusa" ucap azka

"Kalau seandainya dia memang anak anrez, lo mau gimana?" Tanya azka

"Gue gak tau kak" lirih tiara

"Kalau emang lo bisa kuat hadapin semuanya gue pasti dukung lo kok, tapi kalo emang lo gak kuat, lo keluar ra, jangan paksain hati lo buat nerima sesuatu yang nyakitin hati lo sendiri" ucap azka

Tiara mengangguk, jika boleh dia ingin terus bersama anrez tapi apa dia sanggup jika antara anrez dan alena masih tetap ada kanaya yang artinya sejauh apapun mereka akan tetap menjalin hubungan karena kanaya selalu ada di tengah tengah mereka

"Lo sama zoya gimana kak?" Tanya tiara

"Baik" jawabnya singkat

"Kenapa kisah percintaan kita kayak gini sih kak" ucap tiara sambil tertawa miris

"Lo aja kali, gue mah enggak" ucap azka

"Dih, sok tegar banget" sindir tiara yang membuat azka tertawa

"Semua pasti ada waktunya ra, mungkin sekarang waktunya buat gue berjuang" ucap azka

"Lo sih telat gak gercep" ucap tiara

"Dih, iya tau yang paling sat set" ucap azka

"Tapi ujungnya berantakan juga wkwk" ucap tiara

Keduanya tertawa

"Ra gue tau semua ini gak gampang buat lo, tapi jangan siksa diri lo gini dong, jaga kesehatan, makan yang banyak, lo punya gue, lo punya zoya, lo punya omorfos" ucap azka

"Iya kak azkaaa" ucap tiara

"Emang yang lain udah pada tau?" Tanya tiara

"Enggak, biar masalah ini kita kita aja yang tau" ucap azka

Tiara mengangguk setuju

"Yaudah sekarang lo tidur ya, gue temenin mau?" Tiara mengangguk lalu membaringkan tubuhnya

"Atau mau ditemenin anrez?" Tanya azka

"Temenin gue sampai tidur" pinta tiara

Tiara menggenggam tangan azka, sedangkan azka mengusap kepala tiara perlahan, memperlakukan Tiara seperti adiknya sendiri

Di sisi lain anrez sedang bercengkrama dengan fatin di taman depan rumah tiara

"Dulu hubungan gue sama tiara itu baik-baik aja, kalau gue ke Indonesia yang pertama gue cari itu pasti tiara, tapi semuanya berubah setelah om ata papanya tiara dan tante dira mamanya tiara meninggal, lebih tepatnya semua keluarga tiara kecelakaan" ucap fatin

"Kecelakaan?" Tanya anrez

Fatin mengangguk lalu melanjutkan ceritanya

"Kecelakaan itu kalo gak salah umur gue 15 tahun, umur tiara juga karen kita emang seumuran, setelah kejadian itu papi gue jadi sering bolak-balik Amerika Indonesia buat jengukin tiara, awalnya mami bisa nerima, tapi semakin lama papi gak pernah bilang kalau mau ke indo, tiba-tiba aja udah di indo"

"Sampai papi sama mami sering berantem gara-gara ini, mami pun jadi gak suka sama tiara, gue sebagai anak, anak mana sih yang suka lihat orang tuanya berantem terus, dari situ gue jadi benci sama tiara, papi juga sering bandingin gue sama tiara, dan waktu gue ke indo tiara sama sekali gak inget sama gue, itu tambah buat benci sama dia"

"Yang akhirnya gue tau kalau Tiara itu hilang ingatan" fatin berhenti bercerita

"Jadi sebenarnya kalian saling sayang kan" ucap anrez

"Mungkin" ucap fatin

"Kok mungkin?" Tanya anrez

"Kenangan baik gue sama tiara itu gak ada di ingatan tiara, yang tiara tau kan hubungan gue sama dia udah buruk" ucap fatin

Anrez mengerti sekarang

"Tapi tiara itu sayang sama lo" ucap anrez

"Dia pernah cerita?" Tanya fatin

"Iya, dia lihat foto-foto kalian waktu kecil yang kelihatan deket banget, tiara tersiksa selama ini tin, di gak bisa inget masa-masa dimana dia bahagia sama keluarganya" ucap anrez

Fatin terdiam

"Gue gak pernah berpikir sampai situ rez, gue selalu miki dia udah ngerebut papi gue, bener kata lo tiara pasti tersiksa karena gak inget masa-masa bahagia kita dulu" ucap fatin

"Lo ada masalah ya sama tiara? Sampai tiara sakit gitu" ucap

"Iya" jawab anrez

"Kenapa? Lo selingkuh lagi?" Tanya fatin

"Enggak, tapi akibat dari kesalahan gue dulu" ucap anrez

"Terus pernikahan lo gimana? Bukannya lo sama tiara udah nyiapin ya?" Tanya fatin

Anrez mengangguk

"Tapi gue mau selesaiin masalah ini dulu" ucap anrez

"Tiara sebaik itu ya di mata lo?" Tanya anrez

"Dia perempuan terbaik yang pernah gue temuin" ucap anrez

"Btw lo dari kecil emang udah tinggal di amerika?" Tanya anrez

"Iya, yang gue inget sekitar umur gue 5 tahun gue pindah ke amerika" ucap fatin

"Tapi tiap liburan sekolah gue selalu ke Indonesia" lanjutnya

BECAUSE OF YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang