Anrez sedari tadi mondar-mandir di depan ruang operasi, di sana juga ada azka, zoya dan fatin
"Lo tenang dulu rez, duduk sini" ucap azka
"Gimana gue bisa tenang, kalau istri gue di dalam antara hidup dan mati?" Ucap anrez
"Iya kita semua tau kok" ucap zoya
"Mending lo berdoa rez, dari pada mondar-mandir gak jelas" ucap fatin
"Yaudah gue ke musholla ya, kalau ada apa-apa kabarin gue" putus anrez
Semua mengangguk
Anrez melangkah menuju musholla, tidak ada yang bisa dia lakukan untuk sekarang, hanya sholat dan berdoa
"Ya Allah, aku tau aku bukan hambaMu yang selalu taat kepadaMu, tapi kali ini hambaMu yang lemah ini meminta, izinkan istriku untuk menemani aku ya Allah"
"Lancarkanlah operasi tiara hari ini, selamatkanlah tiara ya Allah" ucap anrez lalu ditutupnya dengan air mata
Azka juga terlihat begitu cemas menunggu operasi selesai
"Nih minum dulu" ucap fatin sambil menyerahkan 1 botol untuk azka dan zoya
"Tin, lo udah kasih tau bokap lo?" Tanya zoya
Fatin menggeleng
"Tiara ngelarang" ucap fatin
"Papi juga lagi gak sehat, jadi gue niatnya habis operasi ini baru gue kabarin papi sama mami" ucap fatin
Azka dan zoya hanya mengangguk
"Kira-kira berapa lama ya" ucap azka
"Gak tau juga ka, nanti kalo dokternya keluar lampunya udah mati berarti udah selesai" jawab fatin
"Gue juga tau!" Kesal azka
"Udah deh ah jangan berantem" ucap zoya
"Dia bikin kesel mulu sayang" ucap azka
"Dih dih kang ngadu" sindir fatin
"Mau gue ambilin sapu sama pel nggak?" Ucap zoya
"Perlu, lo bersihin yuh mulut pacar lo biar gak ngoceh mulu" ucap fatin
"Udah dong!" Kesal zoya
Anrez mengerjapkan matanya, melihat sekeliling
"Astaghfirullah, kenapa bisa ketiduran sih" kesalnya pada diri sendiri
Dengan langkah terburu anrez sedikit berlari menuju ruang operasi, tepat sekali lampu ruangan operasi baru saja mati, dan beberapa perawat keluar
"Sus bagaimana kondisi pasien?" Tanya anrez
"Apa bapak keluarganya?" Tanya sister
"Iya sus" jawab anrez
"Maaf pak, kami dan segenap dokter sudah berusaha maksimal, tapi semua kehendak ada di tangan tuhan, pasien tidak bisa bertahan" ucap suster lalu pergi
Tubuh anrez limbung ke lantai, air matanya turun seketika, dirinya benar-benar kehilangan tiara, istrinya
Anrez memeluk lututnya sendiri, menenggelamkan wajahnya di dekapan tangannya
"Kenapa kamu pergi ra?" Ucapnya
"Kita belum bahagia bareng ra"
"Kenapa tuhan? Kenapa!"
Anrez terus saja merancau, hingga ada yang menyentuh pundak anrez
Anrez mendonggak dan melihat azka
"Bangun, ngapain di sini?" Tanya azka
"Tiara ka, tiara" isaknya
Azka menatap anrez dalam
"Gue tau ini berat buat lo, tapi lo harus kuat, harusnya lo seneng" ucap azka
Anrez menatap azka nyalang, lalu meraih kerah kemeja azka dan menariknya
"Apa maksud lo! Seneng! Gila lo ya!" Sentak anrez
"Apa sih maksud lo!" Azka tak kalah emosi
"Kalo lo ada di posisi gue apa lo bakal seneng hah?! Bisa-bisanya lo bilang gue harus seneng?! Bangs*t lo!" Bentak anrez
"Maksud lo itu apa sih rez? Salah ucapan gue dimana? Harusnya lo seneng Tiara bisa bertahan sampai detik ini!" Sentak azka
Tangan anrez anrez mengendur, melepaskan cengkramannya di kerah kemeja azka
"Maksud lo?-"
"Tiara selamat?" Tanya anrez
Azka menatap anrez semakin bingung
"Iyalah sat! Lo kira gue harus bilang seneng kalau tiara gak selamat, bego lo!" Umpat azka
"Tadi suster itu bilang tiara gak selamat" ucap anrez
Azka tertawa terbahak, bisa-bisanya sahabatnya ini salah paham
"Ya itu bukan tiara, dia udah selesai dari tadi, mungkin pasien lain, lagian lo dari mana aja sih" ucap azka
Anrez bernapas lega mendengar penuturan anrez
"Gue ketiduran" ucap anrez
"Bangk* lo! Bisa-bisanya ketiduran" umpat azka
"Tiara dimana sekarang?" Tanya anrez
"Udah di kamar rawat" jawan azka
"Gimana kondisinya?" Tanya anrez
"Kondisinya belum stabil, harus jaga-jaga juga kalau kondisi tiara tiba-tiba drop, dokter takut kalau ada komplikasi, jadi masih harus dipantau" ucap azka
"Gue mau lihat tiara" ucap anrez
Azka mengangguk, dan sedikit terkekeh mengikat hal bodoh yang dilakukan oleh sahabatnya
"Btw, sorry tadi gue marah-marah" ucap anrez
"Lagian lain kali tanya nama pasiennya, otak lo dipakai dong rez" ucap azka
"Gue panik ka, gue bangun dan langsung lari ke sini" ucap anrez
"Yaudah, tuh kamar tiara, di dalem ada fatin sama zoya" ucap anrez
Keduanya masuk
"Kita keluar ya" ucap fatin
Anrez mengangguk
Tangannya terulur meraih tangan tiara yang putih pucat lalu mengecupnya singkat
"Makasih sayang udah bertahan sejauh ini" ucap anrez
Perlahan tangannya mengusap kepala tiara, wajahnya terlihat pucat namun tetap cantik
"Aku cinta kamu ra" ucap anrez
"Habis ini aku beliin kamu boneka ya, yang kamu pesen kemarin" ucap anrez
"Cepet bangun ya sayang, aku kangen banget sama kamu"
"Nanti kita jalan-jalan lagi, makan yang banyak, aku bakal beliin semua yang kamu pengen"
"Tapi kamu harus bangun dulu ya, harus sehat lagi"
Anrez mengecup kening tiara, lalu menghampiri sahabat-sahabatnya di luar
"Kenapa?" Tanya zoya
"Gpp, gue mau pergi bentar, gue titip tiara ya" ucap anrez
"Mau kemana?" Tanya azka
"Mau beli boneka yang diminta tiara" ucap anrez
"Gue aja yang beli, lo disini jagain tiara" ucap azka
"Iya rez, biar azka sama zoya yang beli" ucap fatin
"Yaudah, minta tolong ya" ucap anrez
"Iya lo tenang aja, kita semua siap sedia buat tiara" ucap zoya
"Inget ya buat tiara bukan lo" ucap fatin
"Iyaa bawel" ucap anrez
Halo halo hai, apa kabar nih?
Gimana part kali ini wkwk?
Anrez ngeprank yaa wkwkSee you next part ya
Spread love not hate ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE OF YOU [END]
RomansaJangan pernah masuk ke dalam hidup gue, karena kalau lo gak bisa kasih warna lo yang yang akan terperangkap dalam kegelapan - Tiara Kita gak bisa melawan takdir, dan lo adalah takdir yang selalu gue sebut dalam sujud gue - Anrez Hidup ini gak semua...