BAB 4

1.6K 97 1
                                    

Pagi ini Zee memutuskan untuk sekolah.ia merasa sudah mendingan walau luka lebam di badannya masih tampak terlihat jelas.

Zee turun kebawah dan duduk di meja makan,tanpa ada pembicaraan apa pun Zee langsung mengambil roti dan selai coklat. ia memakan rotinya dengan cepat agar terhindari dari orang yang paling tidak ia sukai.walaupun itu papa nya sendiri.

"papa duluan ya sayang.ada meeting pagi soalnya" ucap Papanya mengelus kepala Ashel dan Gre bergantian.tidak dengan nya.

"Hati hati pa" ucap Gre dengan senyuman hangat.

Ali menganggukkan kepala dan tersenyum balik.

Saat kepergian Ali,meja makan itu kembali hening.yang terdengar hanya suara dentingan sendok dan piring.

"Hari ini lo harus nyampai kesekolah Zee. gue gak mau lo kelayapan kemana mana. gue tau hari senin kemarin lo gak masuk" ucap Gre dengan nada bicara yang dingin.

"Hm" ucap Zee sambil meminum susu vanilla nya.

"Gue duluan" ucap Zee.

"Eh tunggu,gue pergi sama lo ya. pleasee...mobil gue lagi di bengkel kemarin" ucap Ashel

"Pak Sapri kan ada" ucap Zee.

"Pak Sapri kan mau nganterin bibi kepasar" ucap Ashel.

"Pak Indra" ucap Zee.

"Pak In.."

"Apa? Pak Indra mau nganterin pak Sapri dan bibi kepasar juga? Banyak alesan lo. sama Kak Gre aja sana.biasanya kalian ber dua juga pergi bareng" ucap Zee memotong ucapan Ashel tadi.

Ashel terdiam mendengar ucapan Zee. adiknya itu pergi begitu saja dari hadapan mereka.

"Udah,pergi bareng gue aja.lagian ngapain sih lo berharap sama dia.udah tau dia keras kepala banget" ucap Gre.

Ashel hanya diam dan menunggu kakak pertama nya itu selesai makan.

Sampai di sekolah,bukannya Zee kekelas, tetapi gadis itu malah pergi ke rooftop untuk merokok sebelum bel masuk berbunyi.

Di atas sana ia hanya sendirian.menikmati angin pagi dan udara segar yang menghembuskan wajah dan rambut nya.

Gadis itu masih betah dalam lamunan dan rokok yang masih menyala.

Ia membayangkan betapa menyedihkan hidup nya.hidup tanpa bimbingan dan dukungan dari orang tua membuatnya terasa ingin menyerah.

Saat bel berbunyi Zee mematikan sisa rokoknya dan turun kebawah untuk menuju kelas.

Sampai di kelas Zee langsung masuk, untung saja guru yang mengajar belum masuk juga.ia pun langsung duduk di kursinya sebelah Adel.

"Lo dari mana? Kok baru dateng?" Tanya Adel

"Rooftop" ucap Zee.

Adel menaikkan sebelah alisnya "ngapain?" Tanya gadis berambut pendek itu.

"Ngerokok" ucap Zee.

Adel menganggukkan kepalanya paham, bisa bisa nya ia lupa dengan kebiasaan sahabatnya itu.sejak SMP Zee memang sudah merokok secara terang terangan di depan nya dan keluarga nya sendiri.

Jam istirahat tiba,selama jam pelajaran tadi Zee hanya tertidur.dan sampai sekarang gadis itu masih betah dengan tidurnya.

Adel menggoyang goyangkan badan Zee untuk membangunkan gadis itu.Zee yang terbangunpun melihat ke arah Adel dengan muka bantalnya.

"Udah jam istirahat, lo gak ke kantin?" Tanya Adel.

"Enggak ah,lagi males.ntar ketemu sama kakak kakak gue" ucap Zee.

SADNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang