BAB 55

942 73 0
                                    

Kini Zee sudah sampai di rumah,ia di antarkan oleh Adel,tante mama dan om papa.saat pertama kali mereka masuk, mereka melihat Ali tengah bersantai di ruang tv.tidak memperdulikan kedatangan keluarga Adel dan Zee.

Tante mama dan Adel membantu Zee untuk mengantarkan gadis itu ke kamar.

"Kamu nanti jangan lupa makan ya sayang,sama obatnya jangan sampai nggak di minum."

"Hm." Gadis itu menganggukkan kepala nya saja.

"Ya udah mama sama Adel pulang dulu ya.cepet sehat kamu nya.kalau ada apa apa, ingat pesen mama ya,langsung hubungi mama pokoknya."

"Iya."

Tante mama mengecup pipi Zee dengan pelan dan pucuk kepala gadis berlesung pipi itu.

"Mama pulang ya."

"Gue pulang dulu,kalau ada apa apa kabarin gue.jangan sungkan sungkan sama keluarga gue.anggep aja keluarga gue itu kelurga lo juga.",

"Iya."

"Jangan iya iya mulu.gue gak mau kejadian di rumah sakit dan kantor waktu itu terulang lagi."

"Hm"

"Del,mama tunggu di luar ya." Ucap tante mama memotong pembicaraan kedua gadis itu.

"Iya ma.mama tunggin di mobil aja.aku mau bicara sebentar sama Zee" Tante mama menganggukkan kepalanya dan berlalu dari hadapan Adel dan Zee.

Zee yang duduk di pinggir kasur nya pun mengharuskan adel untuk berdiri dengan lututnya agar tinggi mereka sama.

Adel menangkup kedua pipi Zee dengan sangat pelan ,karena tulang pipi kirinya masih terasa sangat sakit.Adel juga mendekatkan wajah nya.hembusan nafas mereka semakin beradu.

"Jangan pernah ngerasa sendiri di dunia ini.ada gue,anggep gue kakak lo.peluk gue kalau lo butuh pelukan,pukul gue kalau lo mau ngelampiasin emosi lo.jangan pendem apa apa sendirian.ngerti?",Zee menganggukkan kepalanya."gue belum siap kehilangan lo untuk selamanya.gue gak sanggup Zee.kalau lo mau mati,ajak gue.biar kita sama sama mati." Ucap Adel dengan suara yang sudah bergetar ingin menangis.

Zee juga menangkup kedua pipi Adel, "maaf,maaf gue udah buat lo,tante mama dan om papa khawatir sama gue.ajarkan gue buat selalu ikhlas menjalani hidup Del."

Adel menganggukkan kepalanya dengan senyuman.

"Gue sayang sama lo Zee.gue cinta sama lo."

Zee kaget mendengar ucapan Adel,namun keterkejutannya itu dapat ia sembunyikan.

Adel semakin mendekatkan wajahnya sehingga hidung mereka sudah beradu. tanpa di duga Adel mengecup bibir Zee dan melumatnya.

Zee masih kaget dengan perlakuan Adel. namun lama kelamaan ia membalas lumatan itu.

Saat oksigen mereka sudah menipis,Adel melepaskan lumatan bibirnya dan menatap mata indah sahabat nya itu.

Ia menghapus sisa saliva nya yang ada di sudut bibir Zee menggunakan ibu jari.

"Maaf gue udah lancang nyium bibir lo. maaf juga karena gue udah jujur sama perasaan gue selama ini ke lo.gue cuma mau membuktikan sama lo, kalau gue memang gak bisa hidup tanpa lo Zee.lo berharga banget buat gue.gue gak maksa lo buat nerima perasaan gue,lo anggep gue ada di hidup lo aja,udah cukup banget buat gue."

"Makasih,gue cuma bisa bilang makasih atas kebaikan lo Del.gue gak tau cara ngebales kebaikan lo,kebaikan keluarga lo sama gue kaya mana lagi.dan maaf,gue belum bisa nerima perasaan lo,asal lo tau gue juga sesayang itu sama lo,gue juga cinta sama lo,perasaan kita sama Del. tapi,gue nyamannya kita jadi sahabat. bukan maksud gue nolak lo buat jadi pacar gue, tapi lo..."

SADNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang