BAB 46

854 67 0
                                    

Hari berganti hari,kediaman rumah Ali kini tengah ramai.pasalnya mama atau biasa yang di panggil Oma oleh Gre,Ashel dan Zee itu sedang terbaring lemah.wanita lanjut usia itu tidak mau di bawa kerumah sakit sejak awal ia sakit.suami yang selalu berada di sampingnya kini tengah menangis.oma sedang di kerumuni oleh anak dan cucu nya.

"Oma,oma yang kuat ya.bertahan untuk kita.oma mau ya kerumah sakit" ucap Ashel yang sudah menangis menggenggam tangan omanya.

Oma menggelengkan kepalanya,matanya sudah sangat sayu,nafasnya juga sudah tidak beraturan lagi.

"A-ali mana?" Tanya nya.

"Papa ada di luar oma.mau kita panggilin?" Ucap Gre.

Oma menganggukkan kepalanya.

Gre dengan sigap langsung berlari keluar kamar.terlihat Ali yang baru saja selesai telfonan dengan seseorang.

"Papaaaa.....oma manggil papa".

"Ah iya sayang".

Saat pintu coklat itu terbuka,terlihat opa sudah tidak bisa lagi mengendalikan dirinya.ia sudah menangis menggenggam tangan kiri istrinya sambil sesekali mengecupnya.

"Kenapa ma?." Ali duduk di lantai sambil menggenggam tangan kanan oma.

"Oma ma-mau liat Az-azizi untuk yang te-terakhir ka-kali nya Li"

"Iya ma,nanti Ali panggilin Azizi buat kesini ya".

"Mama ma-mau berpe-berpesan sa-sama kamu,bi-biarkan Az-azizi buat tinggal di-disini lagi.ka-kamu harus ber-bersikap ba-baik dengan an-anak kamu.ber-berlaku adil lah.bagaimanapun Az-azizi juga an-anak kamu.an-anak istri kamu".

"Iya ma,nanti Ali bakal coba pelan pelan untuk nerima keberadaan Zee".

Oma tampak tersenyum."oma ma-mau ke-ketemu Azizi se-sekarang nak"

"Iya oma,Ali jemput Zee dulu.mama tunggu ya".

Oma menganggukkan kepalanya.Ali langsung menuju ke apartemen Anak tiri nya itu.

Kini ia sudah berada di depan pintu coklat yang tertutup rapat.dengan rasa ragu ia menekan bel yang ada di samping pintu coklat itu.tidak berselang lama,pintu itu terbuka setengah dan menampakkan seorang hadis yang berpenampilan berantakan. mata dan mukanya merah.ia juga tampak berusaha menyeimbangi diri.

"Zee,bukan sekarang waktu nya buat saya marah sama kamu, karena kamu sedang mabuk.di rumah oma lagi membutuhkan kamu.oma lagi sakit dan ingin bicara sama kamu sekarang juga".

Zee yang sudah mabuk itu hanya tersenyum.sepertinya ia tidak sadar sudah memberi senyuman dengan siapa.

Gadis itu menutup pintunya dan menguncinya.tanpa bersiap siap atau sekedar mengganti pakain.ia hanya memakai kaos polos oversize dan celana pendek.tidak lupa dengan sendal crocs putihnya.

Ia berjalan dengan sempoyongan.mau tidak mau Ali membantu Zee untuk berjalan.

"Mau kemana kita?"lo papa gue kan?"

"Kita pulang dulu ya,sekarang oma lagi sekarat dan ingin ketemu sama kamu."

Zee hanya diam saja.Ali membantu Zee untuk masuk kedalam mobil.gadis itu menyandarkan punggungnya dan memejamkan mata setelah ia memasang seat belt .Ali langsung melajukan mobilnya menuju rumah.

Saat sudah sampai di rumah,gadis itu di sambut oleh Gre dan Ashel.

"Bantu dulu Zee nya.dia lagi mabok,tapi masih sadar kok" ucap Ali

Kedua kakak beradik itu membantu Zee untuk keluar dari mobil.dan langsung membawanya kedalam.sedangkan Ali memarkirkan mobilnya di garasi.

"Omaaaa...ini oma aku kan?" Ucap Zee yang duduk di sebelah omanya.

Oma dapat melihat mata Zee yang sayu. omanya menangis melihat penampilan cucu nya yang sangat berantakan dan tidak ter urus ini.

"Sa-sayang nya oma,ka-kamu apa kabar nak?".

"Baik oma.cuma kepala aku pusing banget,tadi abis minum,heheh"gadis itu terkekeh.

"Dengerin Oma dulu nak,mung-mungkin um,umur oma,ud-udah gak lama la-lagi. Om-oma mau ka-kamu untuk tetap ting-tinggal di sini lagi ya.ngum-ngumpul sama papa dan kakak kakak ya nak.bi-biar om-oma perginya te-tenang.nggak ke-kepikiran ka-kamu terus."

"Iya oma.aku akan ikuti kemauan oma. oma mau pergi kemana? Aku boleh ikut?"

"Eng-enggak sa-sayang.ka-kamu nggak boleh ik-ikut.ka-kamu ju-juga harus ing-ingat de-ngan kata kata oma wak-waktu itu ya sayang".

"Iya oma,aku bakal ingat terus apa yang oma bilang kok."

"Ma-maafin kesalahan om-oma ya nak ya?" Oma membelai pipi Zee.gadis itu dapat merasakan tangan yang sudah mulai dingin membelai pipinya.ia genggam tangan itu dan mengecupnya.

"Oma kalau udah mau pergi,pergi aja.aku udah maafin oma.oma bisa tidur yang tenang sekarang.oma jangan lupa ketemu sama mama ya.tolong sampaikan salam aku untuk mama dan tolong juga sampai kan permintaan maaf aku karena udah buat mama meninggal lebih dulu.oma dan mama harus tunggu aku di atas sana ya oma. Nanti kita ngumpul ber tiga." gadis berlesung pipi itu sudah menangis. Kesadarannya sudah mulai kembali.ia mengecup lama tangan kanan oma nya itu dan mengelus pucuk kepalanya.

"Azizi sayang banget sama oma"bisiknya pelan tepat pada telinga oma.

Oma menampakkan senyuman yang sangat indah.

Matanya sudah mulai menutup, "Al-ali, tolong jaga ke tiga anak kamu.jangan per-pernah membeda bedakan mereka. bi-biarkan Zee ting-tinggal di sini"

"Iya ma,Ali akan ajak Zee buat tinggal disini lagi."

Oma menampakkan senyumnya lagi untuk terakhir kalinya."mama pamit" ucap nya dan menutup matanya sempurna.tangisan di kamar itu pecah,semua orang menangis.mereka sudah mengikhlaskan kepergian omanya.

Saat sudah selesai acara pemakaman, keluarga Ali semua berkumpul.

Ali melihat kearah ketiga anak perempuan yang ada di hadapannya ini.sedangkan opa tengah duduk di sebelahnya.selama pemakaman sampai sekarang,opa tampak tidak banyak mengeluarkan suara. laku laki lanjut usia itu tampak masih belum menerima kepergian istrinya.

Ali menghembuskan nafasnya kasar,guna untuk merileks kan otak dan hatinya.

"Oke,Zee,sekarang semuanya terserah kamu.kamu mau tinggal di rumah saya boleh,mau enggak juga gak papa.tapi kamu inget pesan terakhir oma kan?". Zee menganggukkan kepalanya."kalau seandai nya kamu tinggal dengan saya,saya gak akan mau ikut campur dengan urusan kamu lagi.mau kamu gak pulang,atau pulang pagi pun saya gak akan perduli, yang penting saya sudah menjalankan amanah oma".

Zee tampak berfikir,disatu sisi ia tidak mau lagi tinggal dengan keluarga ini, tetapi di satu sisi ia sudah di beri amanah dengan almarhumah omanya.

"Jadi gimana Zee?" Tanya Ali yang berhasil membuyarkan lamunannya.

"Ayolah Zee tinggal disini lagi". Ucap Ashel memohon.

Zee menghembuskan nafasnya kasar, "oke.gue bakal tinggal disini lagi.semoga ini pilihan yang tepat bagi gue.tapi gue pegang janji anda,jangan pernah mengatur ngatur hidup gue,karena gue tinggal disini pun juga bukan kemauan gue".

Ashel dan Gre tampak sangat senang mendengar hal itu.

Kedua kakak beradik itu memeluk Zee dengan sangat erat.

"Akhirnya kita ngumpul lagi.dan sekarang ada opa dan Azizi". Ucap Gre.

Ali dan opa pergi begitu saja."barang barang lo kapan di pindahkan? Sekarang aja yuk.gue bantuin" ucap Ashel.

Zee hanya menganggukkan kepalanya saja.ketiga kakak beradik itupun langsung bergegas menuju apartemen Zee.

Selama perjalanan Zee selalu memberi kabar dengan Adel.ia menceritakan semuanya kepada sahabatnya ini.tadi waktu di pemakaman ia juga sudah menceritakan kepada keluarga Adel tentang ia di beri amanat seperti itu.Adel terlihat tidak terima.ia tidak mau sahabat nya ini disakiti lagi.sementara om papa, dan tante mama terlihat sangat senang, setidaknya gadis itu sedikit ter urus dan tidak uring uringan kalau bersama keluarganya.

SADNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang