BAB 24

973 79 4
                                    

Malam ini Zee tengah duduk sendirian di balkon kamarnya sambil menghisap rokoknya.

Ia selalu memandangi langit.Zee sangat suka dengan langit.

"Kapan ya waktu ini berlalu?"

"Gue capek"

Gadis itu berbicara sendirian.

Ia melihat masih ada buku dan pulpen di atas mejanya.

Sudah banyak tulisan yang ia tulis di sana. seolah buku itu menjadi temen curhatnya setiap malam.

Ia ingin menuliskan isi hati nya lagi.

Zee mengambil buku dan pulpen itu.ia menulis dengan sangat lancar.


"Tidak semua orang sanggup menghadapi isi kepalanya sendiri."

_______________________________________
"Percayalah,kecewa tapi tidak marah adalah bentuk sabar yang luar biasa.nanti kau akan paham,diam adalah bentuk kecewa paling dalam."
______________________________________
"Ada anak perempuan yang sedang sibuk meyakinkan dirinya bahwa " i can handle everything" but honestly sebenernya dia butuh atleast someone to talk,tapi lagi lagi dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya.dalam hati nya tersirat " please hug me " anak perempuan itu sedang tidak baik baik saja."

Saat tengah asik menulis,tiba tiba pintu kamar nya di buka oleh Ashel.kakak nya itu sudah berdiri di dekat kasur nya.

"Zee,lo dari tadi gue panggil kagak denger denger ye" ucap nya.

Zee hanya melihat Ashel dengan muka  datarnya.

"Di panggil papa noh" ucap Ashel lagi.

Zee menghembuskan nafasnya kasar.ia mematikan sisa rokoknya dan berlalu dari hadapan Ashel begitu saja.

Ashel berjalan ke arah balkon Zee.di sana ia melihat ada buku yang sempat di pegang adik nya tadi.

Ashel melihat kearah pintu memastikan Zee tidak akan masuk.

Ia langsung melihat buku itu dan terdapat tulisan adiknya disana.

Ashel membaca setiap tulisan yang di tulis Zee.tidak terasa air matanya mengalir begitu saja saat membaca tulisan itu.

Sedangkan Zee yang sedang berada di lantai bawah bersama Gre dan papanya.

"Duduk" perintah Ali dengan tegas saat Zee sudah berada di hadapannya.

Zee nurut saja.ia duduk di hadapan Gre dan Ali.

"Jadi gini,kamu jangan seneng dulu udah lepas dari hukuman kamu untuk ngerawat Ashel.saya masih ada tugas untuk kamu Zee.sehubung otak kamu pinter,saya akan manfaatkan itu.saya kasih kamu tugas untuk mengembangkan perusahaan saya, kalau kamu bisa ngembangin itu dalam sebulan,perusahaan itu bakal jadi milik kamu seutuhnya.tapi kalau dalam sebulan kamu tidak bisa, jangan harap kamu bakal tinggal di sini lagi" ucap Ali.

"Tapi gue masih sekolah" ucap Zee.

"Saya gak perduli kamu masih sekolah atau enggak.sehabis pulang sekolah kan bisa langsung ke kantor,jangan banyak alasan kamu" ucap Ali.

"Ogah,gue gak mau" ucap Zee.

Ali tampak menggembuskan nafasnya kasar.ia harus sabar menghadapi Zee kali ini.jangan sampai ia terpancing emosi dan memukul anak itu.

SADNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang