BAHAYA

303 8 2
                                    

"Al!"

Raditya berlarian mengimbangi langkah cepat kaki Althea.

Sebuah senyuman menyeringai terlihat dari wajah April. Ia semakin menyipitkan matanya dan perlahan mendekati Althea. Lengan gadis yang masih bungkam pun kini disentuh dengan siku April.

"Aduh duhh.... Gue lihat kalian makin lengket aja. Tapi kok muka lo kusut amat, Thea?"

Awalnya April memang senang namun ia berubah ekspresi ketika keadaan Althea benar-benar seperti orang yang lemas, kurang beristirahat.

"Pucet lagi!" Tambahnya semakin khawatir. April lantas merangkul tanpa mempedulikan kehadiran Radit yang kini hendak mendekati mereka.

Sementara Althea yang menyadari pergerakan pemuda itu pun lantas meraih sebuah penghapus kecil di dekatnya dan melemparkan penghapus tersebut kepada Radit.

"Pergi gak lo?"

***

Detak jarum jam terdengar jelas pada kedua telinga gadis ini. Ia melirik jam kerja dan jam pada pergelangan tangannya.

Althea sedang menunggu jarum jam menunjukan waktu istirahat.

Sedetik kemudian senyumannya mengembang dihantui rasa gelisah yang semakin menjadi. Ia bahkan lebih dulu keluar ruangan tanpa peduli pada April yang tadi memanggilnya berkali-kali.

Sesampainya diambang pintu, lirikan tajam menghiasi wajah cantiknya. Shit! Ia berpas-pasan dengan Radit yang hendak menemuinya di ruang kerja.

"Al!" Panggil pemuda ini akhirnya mengikuti langkah kaki Althea. Gadis itu berjalan dengan cepat menuju toilet sambil fokus memperhatikan jam di pergelangan tangan.

Raditya berdecak kesal sambil menghentikan langkah kakinya sesaat melihat Althea berhasil memasuki toilet wanita.

Dengan nekat, ia memejamkan mata sambil sesekali melirik ke arah sekitarnya. Radit berhasil memasuki toilet wanita secara diam-diam.

Deru nafasnya perlahan melega. Penglihatannya lantas tertuju pada satu bilik yang tertutup. Radit yakin Althea ada di dalam, karena hanya bilik itu saja yang tertutup rapat.

Pelan-pelan punggungnya ia sandarkan pada dinding sambil menunduk mengamati kotak-kotak lantai toilet. Ia akan menunggu gadis itu di sini.

Sekitar 15 menit berlalu, akhirnya suara pintu terbuka berhasil membuat Radit terkesiap.

"Harusnya 3 hari yang lalu.... " suara familiar tersebut berhasil mengalihkan atensi Radit.

Perlahan kakinya melangkah mendekati Althea yang masih belum menyadari keberadaannya karena gadis itu tadi langsung menghampiri cermin dan membasahi seluruh permukaan wajahnya.

"Masa sih secepet itu lo hamil?" Satu pertanyaan terlontar. Radit tidak bisa meredam rasa penasarannya.

Mendengar ada suara pemuda yang sangat dikenali, Althea pun langsung menegakkan punggungnya dan melihat seseorang dari pantulan cermin.

Belum saja Althea menjawab pertanyaan Radit, kini ia memilih untuk mencubit kecil perut pemuda didekatnya sampai Radit mengaduh nyeri. "Aw aw!! Sakit nenek lampir!!!"

"Lo kakek cangkul!"

"Santai aja, lo cuman telat aja kali!"

Althea berdecih semakin kesal. Siang ini Radit benar-benar menyebalkan. Pemuda itu tidak tahu ketakutannya kali ini. Ini baru pertama kalinya dirinya telat dan tidak mungkin sampe telat 5 harian, kan? Walaupun itu bisa saja terjadi, tapi Althea lebih teringat dengan kegiatan malamnya bersama Radit kemarin. Bagaimana jika memang sesuatu tumbuh di tubuhnya?

BE MINE (3) | HUANG RENJUN 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang