LUPA WAKTU

105 7 0
                                    

"Udah turun demamnya, tinggal pusingnya aja yang masih terasa...."

Althea memejamkan matanya dengan nyaman ketika Radit mengusap rambutnya dengan sayang. Berkali-kali pemuda itu meminta maaf dan mencium tangan Althea untuk mengusir demam pada gadisnya.

"Kenapa gak di kamar aja istirahatnya?" Radit berbisik dan terus mengusap puncak kepala Althea.

"Bosen, Dit...."

Radit terperanjat pelan dan ikut memperhatikan seorang wanita yang sudah siap dengan tas miliknya di lengan. Wanita itu menghampiri mereka lalu mengulurkan tangan untuk mengecek kondisi anaknya.

"Nah, Mama pergi dulu, ya.... Nak Radit, tolong jagain Thea dulu sebentar...."

"Siap!" Radit mengangkat tangannya untuk hormat.

"Hati-hati..." Althea menunduk lemas dan pasrah saat mamanya memeluk lalu mencium pipinya sekilas.

"Cepet sembuh ya, Sayang...."

Setelah memastikan calon mertuanya pergi, Radit menutup kembali pintu rumah Althea. Ia berjalan mendekati Althea yang kini sudah memangku sebuah laptop.

"Mau nonton apa?"

"Gak tau...." Gumam Althea memijat sekitaran lehernya yang terasa pegal dan perhatiannya pada laptop tidak beralih sedikit pun.

"Gue pijitin sekalian, yaa...."

Althea melirik sekilas pada Radit ketika pemuda itu menawarkan jasanya.

"Gak ada film baru, Dit...."

Radit ikut memperhatikan layar laptop di hadapan mereka. Tangannya yang masih terus bergerak untuk memijat tengkuk Althea bergantian dengan kening gadisnya.

"Pagi ini udah minum obat?"

Karena tidak ada yang menarik, Althea menutup laptop tersebut dan menyimpannya di meja lalu menoleh pada Radit. Ia memberikan anggukan atas pertanyaan Radit. Tangan Radit pun yang seketika diam ketika Althea mengubah posisi duduknya.

Gadis itu membuat Radit membeku ketika Althea berpindah duduk di pangkuannya. Radit memperhatikan gerak-gerik tersebut dengan jantung berdebar.

"Dit.... " Althea lantas memeluk tubuh pemudanya. Mereka berpelukan cukup lama, Althea yang mengalungkan tangan pada leher Radit tidak mendapatkan respon yang sama, Radit masih belum sadar akan kenyataan yang dialaminya.

Entah sengaja atau tidak, Althea yang dipangkuannya kini mulai bergerak. Gadis itu menghembuskan nafas beratnya pada sekitaran leher Radit. Tangannya yang masih dikalungkan kini mulai meraba area dada dan Radit terlena dengan sentuhannya.

"Ahh Al.... Sesek banget...." Radit mendongak ketika Althea seperti menekan-nekan area inti mereka. Bagian bawahnya disapa langsung oleh Althea walaupun mereka masih mengenakan pakaian lengkap.

"Gue serius...." Lapor Radit saat Althea menatapnya lekat lalu berubah cemberut.

"Eh iya-iyaa.... Sini peluk lagi...." Gemas pemuda ini, padahal Radit sudah terhanyut tadi.

Akhirnya keduanya pun kini menyatukan bibir mereka. Saling melumat dan mengecap. Mata mereka terpejam untuk menikmati suasana yang seketika memanas. Tangan Althea kembali dikalungkan pada leher pemudanya, sesekali juga Althea meremas rambut Radit ketika ciuman mereka semakin dalam dan menggairahkan.

Sementara tangan Radit mengusap punggung Althea dan semakin bersemangat membalas lumatannya.

***

"Gak-gak! Aku suapin!" Gumam Radit ketika waktu menunjukan pukul 12 siang. Ia berusaha untuk menurunkan tangan Althea yang menutupi mulutnya.

"Enak?" Tanya Radit saat Althea akhirnya mau mencicipi bubur buatannya.

BE MINE (3) | HUANG RENJUN 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang