SAMA-SAMA BUCIN

139 8 6
                                    

"Dit..."

Althea menghentikan langkahnya seraya memegang cangkir berisi teh hangat. Ia menghampiri Radit seraya menepuk bahunya.

"Heyy.... Lo telat?" tanya gadis ini lagi.

Namun Radit hanya meliriknya lalu hendak melangkahkan kakinya kembali. Dan sebelum Radit jauh dari jangkauan tangannya, Althea lantas mencekal lengan pemudanya lalu tatapan mereka bertemu cukup lama.

"Dengerin!"

"Semalem lo kemana sampe sekarang telat?"

Radit termenung. Gerak-gerik matanya memperhatikan Althea lalu pemuda ini tersenyum perlahan.

"Ohh yaudah.... Kita putus aja kalo gitu. Toh, gak berani jujur...."

"Lo juga gak jujur, sejak kapan lo balikan sama mantan lo itu?" sontak Radit membalas ucapan Althea.

"Nomornya udah gue blokir! Udah jangan aneh-aneh. Gue gak urusan lagi sama dia...." gumam Althea menyeruput teh hangat miliknya pagi ini. Ia menggenggam cangkir itu menggunakan kedua tangannya sambil sesekali memperhatikan Radit.

"Aplikasi oren kali, kalian pindah chat disitu. Atau email, atau goput...."

Althea yang tersinggung pun lantas meradang. Ia menatap tajam Radit dan beruntung Althea tidak menyiramkan teh hangat miliknya pada wajah yang sedang menatap dengan seringaiannya.

"Heh gilak!"

"Ya kan jaman sekarang selingkuh bisa di mana aja..." balas Radit bersidekap dada.

Dengan menurunkan ego, Althea menghela nafasnya perlahan. Ia menatap lembut kedua manik mata seseorang di hadapannya, "Kenapa lo gak percaya sama gue, Dit?" tanya Althea tersenyum.

"Ehh sorry...." seseorang di belakang Althea menghentikan langkahnya.

"Al, dicari bokapnya Radit!" ujar Rio yang tidak nyaman melihat atmosfer di sekitarnya seketika menjadi dingin.

Althea berdelik. Ia menoleh pada Rio lalu kembali melirik Radit sejenak sebelum kakinya Althea langkahkan untuk menjauh.

Dari keempat mata pemuda ini, mereka melihat dengan jelas bagaimana langkah Althea berjalan santai sambil menyeruput teh hangatnya kembali.

Rio mengangguk. Ia kembali memperhatikan Radit sambil menampar pelan pipi sahabat oroknya. Rio pun berceletuk, "Lo kenapa lagi? Kusut amat, udah sadar sepenuhnya kan? Ato masih mabok?"

"Lo apaan, sih!" kesal Radit menepis tangan kotor Rio.

"Ada masalah apa, sih?" Rio masih terus bertanya. Ia mengikuti arah pergerakan mata Radit yang terus menghantui Althea.

"Keknya bau-bau putus.... Asa!" dari ucapan yang lantang, Rio berubah berbisik ketika mengucapkan kata terakhir dari kalimatnya.

Sementara Radit yang mendengar sindiran halus dari Rio pun hanya mengabaikannya. Radit memilih untuk mulai berjalan tanpa peduli Rio misuh-misuh sambil mengejarnya.

"Ehh si kampret malah kabur!"

"Cerita anjir cerita!"

"Gak ada...." ucap Radit terus fokus pada apa yang dilihatnya ke arah depan.

"Gak ada apa?"

BE MINE (3) | HUANG RENJUN 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang