KELAKUAN DUA SETAN

354 15 8
                                    

Tarik nafas! Jangan buang! Sorry kalo agak kaku. Udah lama gak update yaa!


"Prillll! April!" panggil seorang pemuda dari balik dinding. Ia melambaikan tangan pada gadis yang tergesa-gesa mendekati lift sambil sibuk mencari sesuatu dari tas kecil miliknya.

"Sayanggg!!!" pekik April yang langsung Rio balas dengan gelengan kepala.

"Sstt... "

Rio terkekeh dan memeluk April, ia membekap mulut gadisnya agar berhenti berbuat berisik. Pemuda ini juga menarik tubuh April untuk mundur dan mengajak bersembunyi dibalik dinding lagi.

"Tos dulu!" sahut Rio mengangkat kedua tangannya pada April.

"Kalo gak berhasil?"

"Harus berhasil!"

***

Raditya berjalan sambil bersedih kesal. Ia berani bersumpah bahwa tadi di dalam lift dirinya tidak sedang mengambil kesempatan dalam kesempitan namun gadis bersorot mata tajam itu tetap saja menuduhnya.


"Kok gak kebuka ya liftnya?" keluh gadis ini terus menekan tombol yang ada.

"Aakhhh!!!"

Tidak terlalu lama dari dumelan itu, gadis ini lantas memekik kaget. Langkah mundurnya membuatnya menabrak Raditya. Gadis itu bahkan tidak sadar meremat kemeja berwarna abu milik pemuda didekatnya, ia terus memejamkan mata dan melafalkan doa-doa.

"Tenang! Ini gak bakalan lama, kok!" kesal Raditya berusaha melepaskan rematan gadis ini. Ia membenci pakaiannya yang berubah kusut dan gadis ini terus memepet padanya. Juga yang tak kalah menyebalkan yaitu dirinya terjebak berdua dengan gadis ini.

Tanpa pikir panjang, Raditya yang juga berubah gelisah pun langsung mencari handphone miliknya. Ia berusaha untuk tenang serta menerangi ruangan gelap ini. Jari jemarinya terus memijit tombol yang tersedia dan tak lupa mencari bantuan pada siapapun lewat sambungan teleponnya.

"Anjirr!!!! Mesum lo!" jerit gadis ini ketika sebuah tangan meraba bagian punggung lalu turun pada pinggang rampingnya.

"Akhh! Goblok!"

Injakan kaki berbalut heels tersebut tidak main-main membuat Raditya mengaduh. Pemuda ini merasa jemari kecil kakinya remuk seketika.

"Gue gak mesum anjir! Sini deketan! Gue juga lagi usaha buat keluar!"

"Jangan-jangan ini akal bulus lo! Penjahat kelamin ya lo!"

Mereka masih terus bersilat lidah ketika penerangan remang-remang dalam lift hanya ditemani secercah cahaya dari senter handphone milik Raditya.

"Cewek goblok!!! Ditolongin ngelunjak! Nuduh lagi!" umpat Raditya setelah berhasil keluar dari lift macet tersebut. Pagi ini baginya benar-benar buruk. Wajahnya sudah bagaikan tomat dan emosinya siap meledak jika saja dirinya tidak pandai menahan.

"Cihh! Gak tau Terima kasih!"

Raditya berusaha untuk menghilangkan kejadian suramnya. Ia menggelengkan kepala sambil kakinya dibawa untuk memasuki ruang kerjanya.


"Lama amat lo? Macet di jalan mana? Mana tuh muka butek juga!" kekeh Rio menyambut kedatangan teman seperjuangannya.

"Diem lo!"

Rio hanya terkekeh bahkan hampir bengek. Ia tidak bisa menahan diri untuk terlihat biasa saja sampai Raditya menyadari sesuatu dari apa yang Rio ucapkan.

BE MINE (3) | HUANG RENJUN 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang