RENCANA KESERIUSAN

124 9 3
                                    

"Kenapa lo senyum-senyum mulu? Gila ya?" Ketus Radit menonjok pipi Althea pelan, sedari tadi gadis itu terus tersenyum seraya memandangnya. Binaran mata dan pipi merona Althea menjadikan Radit tidak fokus untuk membalas chat dari teman oroknya.

"Makasih...." Bisik Althea tersenyum. Walaupun wajahnya terus Radit geser untuk tidak menatap pemuda itu, namun Althea tetap belum puas memandang Radit.

"Buat...."

Sedikit kerutan pada dahi Radit terlihat, pemuda ini penasaran dengan maksud Althea berterima kasih.

Namun tanpa Althea jawab, gadis itu lantas berdiri lalu menutup wajahnya sambil berlarian menuju ke dalam rumah.

"Al!"

***

Althea mengulum senyum dan sedikit menggigit bibir dalamnya. Jemari tangannya saling meremat dan kepalanya menunduk. Ia terduduk diantara dua keluarga dan suasana di dalam ruangan ini terasa menekannya namun mampu mengalirkan rasa bahagia yang mendebarkan.

"Lebih cepat lebih baik...." Tambah Radit yang semakin membuat Althea menunduk semakin dalam.

"Berarti kamu juga harus mulai kerja lagi di kantor!"

"Ihh...."

Althea mengalihkan pandangan untuk melirik Radit ketika pemuda itu merengek. Wajah Radit sudah terlihat tidak karuan.

"Iyalah! Tanggungjawab buat keluarga kamu...."

Sejenak Radit merengut lalu melirik Althea. Pemuda itu memajukan bibirnya lalu memgangguk pasrah, "Iya deh...."

Bukannya Radit tidak mau kembali bekerja dalam 1 kantor dengan Althea, namun Radit masih ingin menikmati masa istirahatnya, lagipula Radit belum siap muncul diantara rekan kerjanya yang kemarin setelah ia mengundurkan diri gara-gara permasalahan pribadinya dengan Althea. Radit jamin, setelah dirinya kembali, pasti dirinya akan menjadi bahan perbincangan seluruh warga kantor.

"Ah dalah...."

***

Pagi itu kedua mata Althea melebar melihat seseorang sudah terduduk lemah di dapur kantor sedang mengaduk-aduk kopi hitam yang diseduh sendiri.

"Loh...." Althea menunjuk pemuda itu.

Dengan cepat Althea menyimpan gelas aestetik miliknya lalu berkacak pinggang. Perlahan Althea mengatur pernafasannya lalu satu jari telunjuknya menunjuk Radit yang kini memandangnya kosong, "kamu gak bilang yaa kalo hari ini masuk! Terus kenapa tadi gak bareng aja masuk kerjanya? Kenapa mesti pulang dulu ganti baju? Terus kenapa juga gak rapih kemejanya! Radit, lo ternyata telat 5 menit!"

Radit menguap mendengar celotehan Althea. Pemuda ini berdecak beberapa kali lalu mengerutkan dahi sebelum menimpali ucapan bawel gadisnya,

"Bibir lo minta gue sumpal, Al?" Cibir Radit mengeringai sambil melirik bibir segar Althea.

"Terserah gue dong! Udah ya, kerjaan gue numpuk di hari pertama!"

Radit mulai beranjak untuk berhadapan dengan gadisnya. Ia meneguk hingga tandas kopi hitam tadi lalu menyimpan gelasnya di samping gelas Althea. Dengan percaya diri Radit melenggang hendak pergi dari dapur ini namun langkahnya terhenti ketika ia teringat akan sesuatu. "Ehhh satu lagi! Istirahat kita makan siang bareng!" Ujarnya dengan mata elang yang menatap tajam Althea, jari telunjuknya pun menujuk gadis itu dengan tegas.

"Iyaa...." Sahut Althea dengan singkat. Gadis ini lantas mendekati laci yang berada di dapur lalu mengambil 1 bungkus kopi untuk diseduhnya.

"Sayangnya mana?"

BE MINE (3) | HUANG RENJUN 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang