2

56K 4K 410
                                    

Bukan genre horor oi😭
Ah kalian dibikinin yg horor ntar ngomel² katanya kaget, atut, dsb.

Yg ini aja deh, gemes² bikin mewek-- ups, maksudnya bikin seneng.

Selamat membaca ❤️



***

Jenar mengerjapkan matanya, rasa haus yang teramat sangat membuat Jenar terbangun. Masih mengumpulkan nyawa seperti orang baru bangun tidur, Jenar belum mengetahui situasinya sekarang.

"Haus," lirihnya. Jenar melihat aliran sungai dengan air yang begitu jernih didepannya. Perlahan ia memaksakan dirinya merangkak untuk meminum air sungai tersebut.

"Agh!" Jenar mendesah lega, ia membasuh wajahnya lalu terduduk menatap sekitar.

Yang dilihatnya hanyalah pohon-pohon besar dan suara-suara burung yang berkicauan. Ia di hutan?

"Bapak," rengek Jenar. Ia mulai takut, ingin teriak tapi dia juga bingung. Yang ia ingat jarinya kesakitan saat memakai cincin di kamar bapaknya, lalu ia melihat pintu kamar yang sudah berubah jadi gapura. Mendengar panggilan yang menyerupai suara bapaknya, ia mengejar dan masuk melewati gapura tersebut.

Jenar menunduk melihat penampilannya sendiri, ia berpakaian layaknya para perempuan kuno jaman dulu...persis layaknya film-film kolosal Jawa. Kain yang dililitkan ditubuhnya seperti kemben.

"Aku dimana," racaunya. Jenar bangkit, menatap matahari yang bersinar terang.

Menyentuh perutnya yang terasa lapar, Jenar tertatih bangkit untuk mencari seseorang agar menolongnya.

Mematahkan batang pohon untuk ia gunakan sebagai tongkat penyangga berjalan, Jenar akhirnya menemukan jalan setapak walaupun kecil.

Masih dengan isakan kecilnya Jenar terus berjalan tak tentu arah hanya mengikuti jalan setapak, ia melirik cincin yang masih tersemat dijari manisnya.

Saat Jenar mencoba melepaskannya, nihil...masih tak bisa lepas.

Sebenarnya ada apa ini?

Dimana ia sekarang?

Semua terlalu membingungkan untuk Jenar.

Tiba-tiba...

Splasshh!!

"Akkh!" Jenar menjerit kaget dan takut ketika ada anak panah yang melesat hampir mengenai wajahnya, ia menoleh menatap anak panah yang menancap ditanah tak jauh dari ia berdiri.

Jenar celingukan mencari dimana yang melepas busur anak panah tersebut, karena tak menemukan apapun dan ditambah dirinya takut, Jenar berlari kencang menjauh.

Dari kejauhan seorang pria hendak mengejar Jenar yang berlari, tapi ada satu tangan yang menahannya.

"Ampun Raden Mas." Pria yang tadi hendak mengejar Jenar menunduk, merendahkan diri.

Sementara pria satunya lagi hanya terdiam menatap kepergian Jenar. Tangannya  menggenggam anak panah dengan corak khusus, di tubuh gagahnya terpasang busur panah yang lebih besar dari bawahannya.

***

"Apa itu tadi?"  Jenar kembali menangis. Bayangkan saja, tiba-tiba terbangun ditempat yang tak diketahui lalu hampir terbunuh oleh anak panah nyasar.

Tubuhnya sakit banyak goresan, kakinya perih karena berlari tanpa memakai alas kaki, rambutnya yang panjang sudah acak-acakan, matanya sembab, perut lapar. Siapapun yang melihat Jenar pasti sudah mengira dia adalah orang gila.

SEJIWO [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang