20

27.3K 3.2K 930
                                    


Yoo masih melek kan?

Ndoro ada acara jd up agak maleman.

Ws gk mau misuh² dulu, yg gk suka mohon hengkang dr lapak ndoro. Koe gk penting! Bye!

Ndoro update untuk cintaku BOLONDORO! yg gk like bukan boloku!




Happy reading sayangku🖤




***

"Gusti pangeran tidak boleh ikut."

"Kenapa begitu? Aku juga memilki hak kan?!"

"Memang benar, tapi gusti pangeran juga memiliki kewajiban sebagai putra mahkota di istana. Apalagi Gusti raja dan kanjeng ratu sedang tidak berada disini."

"Betul apa kata Indra__kanda. Lagi pula, kanda kan sejak awal sudah menolak ikut berburu. Kenapa sekarang tiba-tiba jadi mau ikut?"

"Dimas Bhanu, kandamu ini kebetulan bosan di istana."

"Betulkah begitu?"

Jenar mendengar keributan empat pangeran diluar, kini ia tengah bersiap ikut berburu sesuai ajakan pangeran Basupati kemarin.

Kain kemben yang biasa ia pakai kini diganti layaknya kain yang pria pakai, ia juga memakai kain model celana. Demi apapun Jenar lebih nyaman menggunakan baju seperti sekarang.

Rambut panjang yang biasanya dikepang, kini di kuncir tinggi.

"Nah, sudah selesai ndoro."

Jenar tersenyum dan berterimakasih, ia hendak keluar tapi tangannya berhenti membuka pintu...ia ragu, ketika mengingat insiden semalam.

Gandi mengungkapkan perasaan kepada dirinya.

Begitu pagutan Gandi sudahi, Jenar mendorong pria itu. "Gandi__"

"Untuk yang ini kau boleh memukulku nimas, akan sulit memang jika aku memintamu untuk menerimaku__bagiku, kau mengerti perasaanku saja sudah cukup." Gandi mengelus rambut Jenar.

Desau nafas yang panas saling menerpa wajah mereka. Jenar terdiam, galau dengan perasaan ini ditambah ia juga terkejut dengan pengakuan Gandi itu.

Bagaimana ini?

Gandi memanglah pria baik, manis, sopan, tapi__perasaan Jenar tak bisa di bohongi.

Betul jika terkadang jantung Jenar dibuat berdebar oleh pria itu, tapi__ dari debaran itu bisa di definisikan cinta?

Lalu bagaimana dengan debaran yang Jenar rasakan dengan pria lain?

Masa iya Jenar menyukai pria lebih dari satu?

"Tidurlah, aku akan keluar."

"Ndoro?" Jenar tersentak ketika dayang dibelakangnya memanggilnya.

"Ah ya?"

"Ndoro kenapa tidak keluar? Para pangeran sudah menunggu, apa ada yang tertinggal?" tanya sang dayang.

"Ah tidak, mm apa kau tidak ikut?"

"Mana mungkin seorang dayang biasa seperti hamba ikut bergabung dengan pangeran, ndoro ini ada-ada saja. Bergegaslah keluar ndoro, sepertinya mereka sudah siap."

SEJIWO [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang