24

24.2K 2.8K 566
                                    

Aku seneng klo kalian menikmati tulisan yg aku buat. Asik bareng di komentar, aku baca semua komentar kalian bre🖤

Ini jauh sebelum aku publish di wattpad, aku udh ada niatan mau dibikin pdf... Tapi, gk jadi deh__  biarin ni tulisan nenggreng di akunku.

Intinya kita enjoy bareng² yah, jangan NGRUSUH! Jangan ngrusuh di kampung ku ini yg adem ayem.



Selamat membaca ❤️





***

















Jenar melongo, tak percaya dengan apa yang di ucapkan Bambang tadi.

Konspirasi macam apa ini?!

Jenar memejamkan matanya, bersandar menjernihkan pikirannya untuk mencerna sesuatu yang baru mengejutkannya ini.

Pertama, Bambang tiba-tiba muncul dan menyebutnya sebagai adiknya yang bernama Wening. Jenar akui nama belakangnya memang Wening, tapi Jenar tak merasa mengenal sama sekali Bambang ini__ya kecuali Bambang mantannya sih.

Kedua, Bambang mengatakan banyak hal seperti dirinyalah otak dibalik perdagangan budak, mata-mata, dan perencanaan pembunuhan paduka raja. Hei?! Sejak kapan dirinya berhubungan dengan itu semua?!

Jenar bangun di dunia antah berantah ini saja bingung dan tak mengenal siapapun, hidup dengan Ambar dan nenek lalu jadi biduan, merangkap jadi tabib walaupun akhirnya sekarang gagal, masuk istana pun karena dia dapat undangan dari raja atas jasanya pemusnahan wabah.

Tidak ada embel-embel dibelakangnya!

"Sudah sampai, ayo turun." Bambang turun terlebih dahulu lalu membantu Jenar turun.

Jenar turun, dan matanya langsung melihat sebuah pondok yang cukup luas di pesisir pantai. Tidak hanya itu, disana banyak orang yang tengah beraktivitas bahkan ada yang tengah berlatih bela diri.

"Siapa mereka semua?" tanya Jenar.

"Tentu saja kelompok kita," balas Bambang.

Jenar mengernyitkan dahinya. "Kelompok kita?"

Apa ini? Apa maksudnya ini?

Satu hal yang pasti sekarang adalah Bambang adalah orang jahat, jika Bambang menyebut demikian seperti tadi...itu berarti mereka juga orang yang jahat kan?!

Bambang berjalan pelan menuju pondok, Jenar mengikutinya dari  belakang.

"Wening, sebenarnya apa yang telah terjadi pada dirimu? Kau sampai lupa ingatan begini." Bambang menepuk space kosong sebelahnya ketika duduk, menyuruh Jenar mengikutinya duduk.

"Orang-orang ini, mereka awalnya sama seperti kita. Mereka juga rakyat biasa yang menerima ketidakadilan dari raja bodoh itu, dan kita ingin mewujudkan hak kita sendiri." Bambang mulai bercerita.

"Tapi bukan berarti harus dengan cara  membunuh gusti raja juga kan?!" Jenar tak terima.

"Jika ingin rumput liar benar-benar hilang, maka cabutlah akarnya!" balas Bambang.

"Sebenarnya ketidakadilan apa yang kalian terima sampai bertindak seperti ini?" tanya Jenar.

"Banyak. Pembunuhan, pajak, pemerasan, kita diinjak-injak oleh mereka."

"Jika begitu maka sistem pemerintahan mereka yang salah, apa kau sudah mencoba cara agar paduka raja mendengar keluhan kalian?! Jangan langsung menyimpulkan seperti ini!" Jenar ngotot.

SEJIWO [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang