5

40.1K 3.9K 363
                                    

Baca dulu yah bre!

- Masih ada yg gk paham alurnya yah, kemarin aku nemu komen yg intinya kek gini "Aku belum paham alurnya gmn, awalnya Jenar putus sama pacarnya kok tiba² jd begini alurnya."

Ini jangan² masih banyak yg sama kek gitu belum paham yah? Klo belum paham coba bacanya jangan di skip², apalagi di chapter 1 & 2 tuh... Awal mula gimana Jenar tiba² bisa terbangun di tempat asing yg dia gk tau dimana itu.

Gitu yah cantik, klo kalian nemu reades lain masih bingung... Kalian boleh bantu jawab yah🖤

Selamat membaca ❤️

***

"Pertama-tama, kau harus membersihkan tempat tinggal kita." Jenar dan Ambar berdiri didepan rumah, menatap tempat tinggal mereka yang terlihat begitu kotor...ugh dan bau.

Ya, benar. Ambar akhirnya menyetujui permintaan Jenar.

Ambar menoleh menatap Jenar. "Apa alasannya? Kenapa pula aku harus membersihkannya? Lagi pula ini masih bisa untuk tidur kan? Aku tau kau anak bangsawan, beda jauh dengan tempat tinggalku."

Jenar melotot, benar-benar melotot!

"Hei! Ini tak ada kaitannya dengan tempat tinggal bangsawan maupun bukan, kau buta yah?! Jelas-jelas ini kotor sekali, dan bau juga. Lihatlah, kotoran tikus dimana-mana...basah pula! tikusnya berseliweran. Maaf kalau aku lancang dan tak sopan, tapi ini jelas kotor Ambar, dan sangat tak sehat." Jenar berkata menggebu-gebu.

Ambar sampai mundur sedikit menjauh dari Jenar, melihat Jenar yang kalau ngomel cukup menyeramkan. "Jadi, maksudmu tikus penyebab semua ini?"

"Mau dibilang salah tikus juga, ini ada salah dari pihak kalian juga. Kalau kalian mau menjaga kebersihan, tikus tak akan seperti ini." Jenar geleng-geleng kepala melihat disamping kakinya bahkan ada tahi tikus.

"Memangnya benar? Tikus penyebabnya? Tapi banyak tabib yang belum bisa menyembuhkan penyakit ini...mereka hanya memberi minyak terapi untuk melegakan pernafasan saja." Ambar bercerita sesuai apa yang terjadi, ia kerja dapat uang juga buat beli minyak di tabib sih.

Jenar terdiam sesaat, ini masih praduganya...jika benar penyebabnya tikus maka wabah yang melanda sekarang ini adalah hantavirus.

"Jika ku lihat-lihat di kampung ini juga kotor seperti ini, banyak tikus dan kotorannya dimana-mana. Apa kalian memang sejorok itu?" omel Jenar.

Ambar mengernyit tak suka. "Kau bicara seakan-akan kami begitu hina."

Jenar balik menatap dengan nyalang. "Kalau pikirmu begitu, maka tak akan ku koreksi. Huh, kalau ibu yang lihat pasti sudah ngomel-ngomel tujuh hari tujuh malam," gumam Jenar diakhir kalimat.

"Apa? Kau bilang apa?"

"Ah lupakanlah, sekarang kau harus membersihkan semua ini!"

Ambar menghembuskan nafasnya penat, ia paling tak suka bersih-bersih. Ah jangankan membersihkan tempat tinggalnya, membersihkan badannya sendiri saja Ambar malas.

Akhirnya Ambar memulai tugasnya, nenek sekarang tengah pergi mencari kayu bakar jadi ini memudahkan Ambar membersihkan seluruh ruangan didalam rumah.

"Aku akan pergi mencari bunga, pokoknya saat aku sudah pulang nanti...aku mau melihat tempat ini sudah bersih!" Jenar mengambil celurit sembari berjalan menjauh.

"Hei! Jenar! Enak saja, mau kemana kau? Kenapa tugasku berat sementara dia hanya mencari bunga sih?!" gerutu Ambar.

Sementara Ambar sibuk membersihkan rumah, Jenar masuk ke hutan. Ah tak jauh dari rumah kok, Jenar juga tahu diri dan ia masih trauma perihal anak panah saat itu.

SEJIWO [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang