18

24.3K 3.5K 1K
                                    

Sabar toh sayang, aku tau hari ini Jumat kok.
Tp inget, aku dr dulu selalu up cerita malem²! Gk pernah up sore, pagi, siang. Yg dh lama kenal aku pasti paham kok.




⚠️Jadwal update:
- setiap Jumat & Minggu
- Target 1k vote
- 500+ komentar
- Jika saat hari up belum target, maka target akan diundur!










***

"Kita tahu, situasi tuan muda kita. Jadi, bagaimana pendapat kalian?" Darno membuka topik.

Kini keempat satria tengah berkumpul, berdiri dari kejauhan mengamati para tuan mereka.

"Pantaskah kau menanyakan ini?"  ujar Indra.

"Tentu saja! Jangan kau sepelekan kekuatan wanita, jika dia wanita yang berbahaya__ mungkin saja dia punya tipu daya yang hebat, bagaimana jika nanti karena ulahnya kerajaan bisa geger?!" Darno mendelik.

"Apa maksudmu?!" kini Mahes ikut bicara.

"Hah! Dasar, makanannya sesekali gunakan perasaan kalian agar mengerti betul bagaimana wanita itu. Yang ku maksud, bagaimana jika nanti tuan kita terayu oleh gadis itu?" Darno berbisik-bisik.

"Gusti pangeran Abimanyu tidak akan terpengaruh!" Indra langsung membela tuannya.

"Aku mengenal pangeran Basupati Pramatya, tuanku tidak peduli perihal asmara." Mahes pun membela tuannya.

"Masih banyak hal yang lebih penting dari seorang gadis bagi Raden Gandi." Sena, salah satu satria yang paling pendiam juga ikut membela tuannya...Gandi.

Sementara Darno, berdecak dan geleng-geleng kepala. "Kalian terlalu naif! Aku heran, apa kalian tidak pernah merasakan jatuh hati pada seorang wanita? Lihatlah tuan kalian, kalian pasti merasakan adanya perubahan jika menyangkut gadis itu kan?"

Indra, Mahes, dan Sena kini terdiam mendengar pernyataan itu. Mereka akhirnya fokus menatap tuan muda mereka dari jauh.

Keempat pangeran duduk berjejer, menatap Jenar yang tengah menghadap yang mulia raja dan ratu.

Jenar menerima hadiah serta terimakasih dari sang raja karena ikut andil dalam pemusnahan wabah.

"Orang sepertimu patut hadir dalam upacara pemanggilan hujan, ikutlah."

Semua yang mendengar itu langsung terkejut dengan ucapan raja. Jangan tanyakan perasaan Jenar saat ini, intinya Jenar mau cepat-cepat pulang saja!

"Ampun Gusti, hamba tidak maksud menolak__tapi hamba kurang layak, apalagi hamba dengar upacara itu sangatlah sakral. Hamba hanyalah orang luar." Jenar mencari kata yang benar-benar tepat untuk menolak raja.

"Cah ayu, semua rakyat kerajaan ini juga keluarga kita__ikutlah." Ratu Utari ikut bersuara.

Jenar menunduk semakin dalam dengan menggigit bibirnya. "Baik kanjeng ratu, hamba akan datang."

"Upacara akan dilaksanakan seminggu lagi, kau tinggalah di istana untuk sementara__karena akan ada ritual penyucian diri untuk mereka yang ikut upacara nanti," jelas ratu.

Jenar benar-benar mau menangis sekarang!

Kenapa ya Tuhan!

Jenar tak mau lama-lama di istana, tapi ini justru malah__

Lama tak mendengar jawaban Jenar, membuat sang Raja memiringkan kepalanya. "Kau menolak Jenar?"

"A ampun gusti, mana mungkin hamba berani menolak. Hamba akan tinggal disini sementara, sesuai permintaan kanjeng ratu." Jenar buru-buru menjawab.

SEJIWO [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang