16

25.7K 3.5K 1.1K
                                    

Cantikku...sayangku... Itu temen kalian ada yg kasih saran.

Gimana klo jadwal up diganti jadi Jumat & Minggu? Biar ada waktu buat votenya nyukup.

Kalo setuju, berarti mulai Minggu depan aturan jadi begitu.

Setuju☑️

Or

Tidak ❌





****



Melihat diamnya Abimanyu, Jenar buru-buru mendorong tubuh tinggi tegap itu. "Mohon ampun pangeran, hamba memang orang biasa, hamba hanyalah rakyat pangeran__tapi, hamba bukan wanita yang__

"Tidak perlu kau lanjutkan, aku yang kelewat batas. Aku akan balik badan, pakailah kainmu." Abimanyu menyela Jenar.

Saat Abimanyu yang sudah berbalik badan memunggunginya, Jenar segera turun dari pemandian dan memakai kainnya. "Pangeran, hamba rasa pangeran juga segera memakai jubah pangeran."

Ini bukan mengapa yah, masalahnya Jenar melihat jubah kebesaran putra mahkota sudah tergeletak di tanah loh! Padahal pas pertama lihat pangeran berdiri pakai kain biasa saja.

Gila betul pangeran keluar pakai jubah kerajaan yang mewah ini, tapi gadis ini tak tahu__kalau putra mahkota ini susah payah mencari cara dan alasan agar bisa keluar dari istana malam-malam begini, sampai lupa dengan jubah kebesaran yang dikenakannya.

Abimanyu ikut turun dari pemandian lalu memakai kain serta jubahnya, ia berbalik dan melihat Jenar sudah memakai kainnya menutup tubuhnya yang cantik.

Abimanyu menghembuskan nafasnya, bagaimana ia bisa bertindak seperti ini?

Kenapa hanya demi menemui Jenar ia sampai berlaku seperti ini?

Ada secuil rasa bersalah setelah melakukan hal tadi, dan sekarang Jenar menunduk tak mau menatapnya.

"Jenar, lain kali jangan mandi terlalu malam."

Tangan Jenar terkepal diam-diam, bagaimana mungkin pria didepannya ini berucap demikian setelah apa yang dilakukannya tadi?!

"Hamba berterimakasih atas saran, dan hamba anggap itu sebagai kekhawatiran pangeran pada rakyatnya__ tapi itu hak hamba pangeran, rakyat kecil anda juga mempunyai hak sendiri!" Jenar tak sadar suaranya sudah menegas sedikit.

Abimanyu masih dengan wajah kalemnya juga sadar akan jawaban Jenar tadi, wanita itu pasti marah padanya.

"Baiklah jika itu maumu," balas Abimanyu.

"Pangeran, hamba memang rakyat kecil__ tapi mohon kedepannya jangan bersikap seperti itu lagi, pangeran juga pasti tahu kan kalau tindakan pangeran tadi sangat tidak sopan."

Gadis didepannya ini berani menegurnya, Abimanyu diam-diam menaikkan sudut bibirnya.

"Aku tahu," jawab Abimanyu.

"Jika tidak ada lagi yang ingin gusti pangeran sampaikan, sebaiknya pangeran segera kembali__bahaya untuk pangeran jika terlalu lama disini." Jenar mendumel dalam hati, karena sejatinya justru dia yang dalam bahaya kalau lama-lama bersama Abimanyu.

"Kau marah Jenar?" Abimanyu mendekat.

Jenar langsung mundur dua langkah, hei! Ini saja masih deg-degan! Jangan lagi! Jenar tak mau!

"Mana mungkin hamba berani pangeran."

"Kau marah padaku."

Siapa yang tak marah jika diperlakukan demikian, tapi tidak ada kata maaf yang keluar dari mulut itu!

SEJIWO [21+] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang