Chapter 7

390 5 0
                                    

---

Hari menjelang sore dan kedua orang tuaku sudah segar dan terlihat duduk bersama eyang dan adikku di teras rumah.

Aku pun menghampiri mereka. Rupanya aku ketiduran setelah aku menelepon kekasihku sebelumnya. "Wes bangun cah ayu." Eyang ku menyambut pertama. Aku hanya mengangguk sembari mengusap mataku yang masih terasa berat.

"Mandi dulu sayang habis itu kita siap siap untuk makan malam." Kata ibuku. Aku pun lantas kembali ke kamar untuk mengambil handuk dan beberapa peralatan mandiku.

Kamar mandinya pun terlihat kuno namun menenangkan. Seusai mandi aku pun memakai pakaian tidur dan menghampiri mereka kembali.

"Di kamar mandi ada sebuah lukisan yang tersenyum dan itu sangat tidak nyaman menaruhnya di dalam kamar mandi eyang." Aku langsung mengatakan hal itu begitu sampai di sana.

Eyang dan semuanya terdiam lalu beradu pandang. Setelahnya eyang memerintahkan pak karto untuk memeriksa kamar mandi tersebut.

Selanjutnya eyang berkata padaku "Cah ayu kamu sudah besar dan wes sepatutnya kamu bisa menjaga dirimu sendiri yo." Jawaban beliau tidak ada hubungannya dengan lukisan tersebut pikirku.

Setelah itu pak karto kembali dengan mimik wajah menunjukkan sesuatu yang serius tengah terjadi.

Tak lama eyang meminta kami untuk masuk ke rumah karna waktu makan malam sebentar lagi tiba.

Sebelumnya pak karto membisikkan sesuatu kepada eyang dalam bahasa Jawa yang bisa kudengar namun tidak aku mengerti apa yang dimaksudkannya, dan eyang menatapku beberapa saat setelahnya.

---

---

Next---

Gending JawaWhere stories live. Discover now