---
Setelah beberapa saat kami melihat lihat, kami pun bertemu pak karto dan beliau berkata dengan senyum ramah "Semoga ndoro ayu dan aden gagah *dalam bahasa berarti cantik dan tampan* krasan tinggal teng meriki *artinya semoga betah tinggal disini*." Aku pun hanya tersenyum menanggapi pak karto.
Seperginya pak karto, aku dan adikku melanjutkan langkah kami yang sempat terhenti. Kami tiba di halaman belakang rumah eyang, seperti taman dan terdapat kolam ikan cukup besar disana.
Aku melangkahkan kakiku menuju kolam ikan tersebut, namun sebelum itu adikku memanggilku untuk melihat sebuah ruangan dengan pintu besar terdapat ukiran yang indah. Sebelum membuka pintu besar tersebut, aku dan adikku saling berpandangan.
Setelah pintu besar itu terbuka, yang kami lihat pertama kali adalah ruangan besar dan tepat di hadapan kami ada sebuah panggung yang tidak terlalu besar dan disana terdapat banyak jenis alat musik yang biasanya disebut dengan gamelan.
Saat aku ingin masuk kedalam, adikku menahan tanganku agar aku tidak masuk kesana. Aku pun bertanya "Ada apa?" Adikku hanya menggelengkan kepalanya dan tetap menatap lurus kedepan dimana gamelan itu berada.
Aku yang melihat itu pun memutuskan untuk menutup pintu dan kembali ke depan bersama adikku.
Selama kami menuju ke depan, kami melawati lorong yang dikanan kirinya terdapat lukisan yang juga kami lewati saat akan menuju ke halaman belakang.
Tetapi ada satu lukisan yang sedari awal ku lihat membuatku tertarik dan aku mengatakan pada adikku untuk lebih dulu ke depan dan aku menatap lebih lamat lagi lukisan tersebut.
---
---
Next---
YOU ARE READING
Gending Jawa
HorrorBoo 👻 "Seringkali merasa diperhatikan. Namun aku salah. Selama ini aku yang memperhatikan mereka dan mereka tersenyum sebab mengetahuinya." -S Cerita ini 'FIKSI' belaka. Mohon maaf apabila ada kesamaan tempat, nama atau situasi. Happy Reading ⏳