Chapter 22

162 4 0
                                    

---

Pada pagi hari aku terduduk di ranjang dan melihat arah sofa "Apa aku mimpi ya semalam? Tapi aku seperti pernah melihatnya." tanyaku pada diriku sendiri.

Setelah itu aku mandi dan keluar untuk menyapa keluargaku. Tapi siapa sangka bahwa aku akan melihat kekasihku yang sedang tertawa bersama mereka. Dan jangan lupakan adikku yang berada dipangkuannya. Keadaan adikku terlihat sudah lebih baik.

Aku terlarut dalam pikiranku hingga tidak sadar bahwa kekasihku sudah berada di hadapanku "Hey apa yang kamu pikirkan sekeras itu?" tanyanya dengan raut khawatir. Aku yang terkejut pun segera tersenyum dan memeluknya.

Kami pun sarapan bersama dengan tenang. Setelah itu ibuku menyiram bunga ditemani bu Asri, sedangkan eyang, ayah dan adikku berada diteras rumah dengan ayahku yang sedang mencuci mobil kami.

Aku dan kekasihku mengobrol di ruang tamu. "Ada apa? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanyanya seraya menggenggam tanganku.

"Tidak ada. Hanya saja akhir-akhir ini aku merasa khawatir. Apa yang terjadi pada adikku itu ada hubungannya denganku."

Dia terus menggenggam tanganku dan menatapku "Kamu tidak sendirian. Aku disini. Jika ada yang mengganggu pikiranmu, kamu bisa berbagi itu denganku."

setelah itu tidak ada percakapan lagi sampai pak karto permisi untuk membersihkan ruangan dimana gamelan-gamelan berada.

Kekasihku mengajakku untuk ikut melihat apa yang pak karto lakukan agar aku kembali rilex.

"Saya sering lihat ini ditempat ibu saya pak." katanya pada pak karto. "Memangnya ibu mas asli mana?" tanya pak karto. "Ibu saya asli Solo pak." jawabnya. "Wah mas ini campuran bule ya." kata pak karto sumringah. Kekasihku pun menjawab iya dan tersenyum.

Memang ini adalah kali pertama kekasihku datang. Jadi eyang dan pak karto belum mengenalnya. Meski begitu mereka senang dan menyambut dengan baik.

---

---

Next---

Gending JawaWhere stories live. Discover now