Chapter 8

361 3 0
                                    

---

Kami makan malam dengan hikmat, pak karto pun turut makan malam bersama kami. Setelah semuanya selesai aku memutuskan untuk bertanya pada eyang mengenai beliau yang keluar rumah saat terik tadi.

"Eyang tadi siang pergi kemana?" Lalu eyang pun menjawab "Tadi ada warga yang meminta bantuan katanya anak mereka badannya panas seperti ada yang mengikuti." Aku hanya bergumam.

Lalu ayahku bertanya "Mereka masih percaya hal seperti itu pih?" Ibuku pun menjawab "Mau zamannya berubah pun kepercayaan tetaplah kepercayaan yang tidak dapat diubah atau dimusnahkan." Eyang pun tersenyum dan ayahku hanya mengangguk-angguk.

Setelah berbincang hangat, kami pun ke kamar masing-masing untuk mengistirahatkan tubuh kami kembali.

Sebelum itu eyang berkata seraya mengecup pucuk kepalaku "Cah ayu jikalau ada sesuatu yang membuat kamu ndak nyaman beritahu saya ya ndo." Aku pun menjawab "Baik eyang, terima kasih." Beliau hanya tersenyum menanggapiku lalu ia memasuki kamarnya yang bersampingan dengan kamar orang tuaku.

Aku dan adikku pun memutuskan untuk melihat bintang melalui jendela besar yang terdapat di kamar kami.

Setelah beberapa saat adikku berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari bintang yang bertaburan di langit "Kak, kamu tidak akan pergi kan?"

Aku pun menatapnya dan berkata seraya mengelus pucuk kepalanya "Aku tidak akan pergi kemana pun. Memangnya ada apa?"

Kali ini ia menatapku dengan berkata bahwa ada perempuan yang mengatakan jika perempuan itu akan membawaku bersamanya. Aku terdiam cukup lama sampai terdengar ketukan di pintu kamar kami.

---

---

Next---

Gending JawaWhere stories live. Discover now