Alvin menampilkan wajah cemberut sembari berjalan malas bersama Zhirco menuju parkiran mobilnya, ia benar-benar geram pada Zhirco, bisa-bisa Zhirco menggagalkan planing nya untuk Alina, ini yang namanya sahabat?
"Udah enggak usah cemberut, jangan lebay deh lo Vin."Omel Zhirco yang melihat Alvim berjalan sembari menendang batu-batu kecil di depannya.
"Lo tuh apaan sih Zhir, tega lo sama teman sendiri." Ujar Alvin.
"Eh gue tau yang pikiran lo Vin, Alina itu anak polos, kalem kayak gitu, jangan lah kalau cuman buat lo mainin, kasihan tau enggak." Tutur Zhirco.
"Siapa juga yang mau mainin dia, lo terlalu mengasihani orang lain sampai lo lupa mengasihani diri lo sendiri, lo pulang naik grab aja, gue lagi enggak mood sama lo." Tegas Alvin yang langsung meninggalkan Zhirco begitu saja.
Kalimat yang keluar dari mulut Alvin soal mengasihani membuat Zhirco terdiam dan berfikir. Apa dirinya salah berucap pada Alvin? Padahal niatnya hanya ingin menasihati Alvin agar tak lagi mempermainkan hati wanita sebelum karma datang, seperti karma yang sudah ia dapatkan. Ia hanya tak mau sahabatnya itu merasakan apa yang ia rasakan, ditinggal perempuan terkasih. Tapi rupanya cara mengingatkannya salah pada Alvin hingga membuat Alvin marah padanya.
Melihat mobil Alvin meninggalkan area parkiran kampus tanpa memberikan salam perpisahan padanya, membuat Zhirco merasa sangat bersalah, tak seharusnya ia membuat sahabatnya itu marah karena khawatir nya yang berlebih.
"Sorry Vin." Ucap Zhirco sembari melihat mobil Alvin yang sudah berjalan cepat.
Ditinggal Alvin seorang diri membuat Zhirco mengurungkan niatnya untuk pulang. Tampaknya sebatang rokok untuk menenangkannya tak begitu buruk. Zhirco pun memilih duduk dan menyalakan sebatang rokoknya dengan di temani gemerlap bintang menyinari malam.
******
Sementara itu Meira dan Alina kini telah berada di mobil Clara. Ya.. Clara hendak mengantarkan Meira dan Alina kembali ke asrama mengingat kaki Meira yang terluka tak memungkinkan ia dapat berjalan ke asrama hanya dengan bantuan Clara.
"Kalian santai aja, cerita-cerita juga boleh kok." Ucap Clara memecahkan keheningan dalam mobilnya
"Kak Zhirco itu emang nyebelin gitu ya orangnya." Cetus Meira tanpa basa basi
"Mei, jangan sembarangan." Peringat Alina pada sahabatnya itu
Melihat tingkah Meira dan Alina membuat Clara tertawa, dua anak ini sangat lucu, Meira yang tak sabaran dan suka to the point dan Alina yang polos dan kalem. Sebenarnya Clara sudah tau betul bahwa sejak tadi Meira telah menahan emosi melihat tingkah Zhirco sahabatnya, di tambah lagi dengan sikap dingin Zhirco pada anak bimbingnya itu membuat Meira benar-benar memendam emosi jiwa.
"Ya begitulah Zhirco, saran gue sih sabar aja, kalau sama Zhirco loh harus stok banyak-banyak kesabaran, emang nyebelin anaknya, tapi sebenarnya baik kok." Tutur Clara.
"Beneran baik Clar?" Tanya Salma seolah tak percaya dengan ucapan Clara.
"Ya lo kan jadi anak bimbingnya, coba deh nanti lo nilai sendiri, nih udah sampai asrama lo." Ucap Clara lalu memberhentikan mobilnya di depan asrama kampus.
"Makasih banyak ya Clara." Ucap Alina
"Sama-sama Alina, mau di bantu papah Meira." Ucap Clara.
"Enggak usah Clar, makasih udah di anterin, gue sama Alina bisa kok." Ujar Meira.
"Kalau mau tau jadwal Zhirco tanya gue aja, biar kejadian kayak gini enggak ke ulang lagi." Ujar Clara yang diangguki oleh Meira.
"Iya Clar, makasih ya kita masuk dulu." Ucap Meira sembari masuk ke dalam asrama dengan di papah Alina.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE THE ONE (TELAH TERBIT)
Teen FictionPEMBELIAN NOVEL BUKA CHAPTER "INFO ORDER" 🫶🫶 Arzhirco Nicholas Gardiatma dan Almeira Berliana, dua insan yang bertemu tanpa sengaja hingga semesta menentukan jalan mereka. Jika cinta memang anugerah mengapa harus dipertemukan dengan yang berbeda...