💕25💕

6.4K 482 46
                                    

Meira terlihat begitu cemberut sembari memalingkan wajahnya dari Zhirco, membuat Zhirco mengatur nafasnya untuk menambah stok kesabarannya untuk menghadapi Meira si ibu hamil yang sejak tadi pagi cukup membuatnya pusing tujuh keliling.

Penyetan ayam tak didapatkan membuat Meira berubah haluan, tentu saja hal itu membuat Zhirco cukup bernafas lega, namun kelegaan Zhirco berubah menjadi sesak saat keinginan Meira terlontar dengan mulus dari mulutnya.

Flashback

Sejak pagi hari Zhirco sudah di pusingkan dengan ngidam Meira yang ingin sarapan dengan penyetan ayam, bayangkan saja dimana pagi buta ada pedagang penyetan ayam, namun karena ingin menjadi suami yang sholeh, dan menyayangi istri Zhirco pun berusaha mengupayakan dengan berangkat bersama sembari jalan untuk ke kantor guna menghadiri press confrence.

"Sayang enggak mau pindah haluan aja ngidamnya, kita udah berapa jam ini keliling cari penjual penyetan ayam, yang udah jelas enggak bakal ada." Ucap Zhirco dengan penuh kepasrahan yang membuat Pak Abeng dan dua bodyguard nya menahan tawa

"Hmm..gimana.. ya." Ucap Meira sembari sedikit berfikir

"Apa aja deh aku bakal turutin." Ucap Zhirco

"Beneran?" Tanya Meira

"Ya beneran lah sayang, sebut aja cepetan." Ujar Zhirco

"Aku mau bikin penyetan ayamnya sendiri sama Bi Nini nanti setelah pulang dari kantor, tapi ayamnya pake ayamnya Kak Alvin ya Mas, yang pernah di posting sama Kak Alvin, bentar aku ingat-ingat namanya." Ucap Meira dengan santainya

"Spekta, iya namanya Spekta ayamnya Kak Alvin, mau ayam itu ya Mas, nanti pulang dari kantor kita ambil ayamnya di rumah Kak Alvin ya." Ucap Meira dengan penuh semangat

Mendengar permintaan Meira membuat Zhirco ingin rasanya menenggelamkan diri, betul saja berpindah haluan keinginan ngidamnya, tapi berpindah yang semakin diluar nalar.

"Me, yang benar aja, aku bisa langsung di bunuh sama Alvin, kalau aku minta ayam nya untuk di jadiin penyetan ayam." Ujar Zhirco

"Kak Alvin enggak mungkin bunuh kamu Mas, kan kamu udah bawa dua bodyguard, jadi enggak perlu takut." Jawab Meira dengan entengnya.

Mobil Zhirco telah tiba di Harmonika Musica Indonesia, perusahaan itu terlihat cukup ramai, banyak pihak kepolisian berjaga untuk keamanan dan kelancaran press confrence yang akan dilaksanakan, terlihat pula beberapa awak media sudah datang dan sedikit membuat lobby terlihat padat.

"Yuk, kita turun, masalah ayam nanti aku usahain ngomong ke Alvin ya." Ucap Zhirco dengan pelan berharap ucapannya ini bisa membuat hati bumil ini luluh dan dapat ceria.

"Nak, ayo bujuk Mami ya." Ucap Zhirco sembari mengusap perut Meira.

"Beneran ya nanti Mas Zhirco bilang ke Kak Alvin." Tanya Meira.

"Iya, yuk turun." Jawab Zhirco dengan pasrah

Setelah turun dari mobil, Meira pun langsung duduk di kursi roda, dengan senang hati Zhirco mendorong kursi roda istrinya itu, apapun akan ia lakukan jika menyangkut istri dan anaknya, terlihat pula dua bodyguard Zhirco yang berjaga untuk menghindari awak media menyerbu keduanya.

"Pak Zhirco, apa kabar Pak." Tanya beberapa wartawan.

"Pak apa hubungan Bapak dengan Flora." Tanya beberapa wartawan

"Nanti ya, semua bakal terjawab oke, sabar dulu." Ucap Zhirco sembari di bantu bodyguard nya membelah jalan agar ia dan Meira bisa masuk ke dalam.

Begitulah kisaran gemuruh beberapa awak media yang menyambut kedatangan Zhirco dan Meira di Harmonika Musica Indonesia. Setelah membelah hiruk pikuk awak media, kini Meira dan Zhirco telah berada di meeting Room. Di dalam meeting Room sudah terlihat Bang Geraldi, Alvi, Bang Andra , Clara , dan juga Alina.

YOU ARE THE ONE (TELAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang