💕11💕

6.7K 532 27
                                    

Setelah berbincang dengan orang yang tak kenal, tak ada kegiatan yang Meira lakukan selain termenung, kalimat mau di bawa kemana hubungan nya dengan Zhirco seolah memenuhi otak Meira.

"Sayang..." panggil Zhirco yang baru saja keluar dari gereja dan langsung duduk disamping Meira yang membuat lamunan Meira buyar seketika.

"Iya sayang, gimana tadi pelayanannya? Lancar kah?" Tanya Meira pada kekasihnya itu

"Lancar dong, apalagi ditungguin kamu, jadi pingin cepat-cepat selesai." Ujar Zhirco

Keringat tampak memenuhi kening Zhirco, dengan sigap Meira mengambil tisu dalam tasnya untuk mengusap keringat Zhirco.

"Kasihan banget, sayangnya aku sampai keringatan kayak gini." Ucap Meira ditengah aksinya menyeka keringat Zhirco.

"Iya sayang tadi aku banyak loncat-loncat, jadi keringatan deh, udah jam empat nih, mau langsung ke kampus apa mau makan dulu." Tanya Zhirco

"Mau sholat dulu, aku belum sholat." Ujar Meira.

"Okey, Let's go kita cari masjid sebelum ke kampus, yuk." Ajak Zhirco sembari mengulurkan tangannya

Zhirco pun menggandeng mesra tangan Meira berjalan bersama menunu parkiran motor, digenggam Zhirco membuat Meira sedikit lupa dengan kalimat yang memenuhi pikirannya. Sedangkan Zhirco tampak begitu bahagia, bahkan dengan bangga ia menyapa beberapa teman gereja nya saat menggandeng mesra Meira membuat Meira merasa senang dan bangga dimiliki oleh lelaki penuh act of service macam Zhirco.

Mereka pun keluar dari gereja, sepanjang perjalanan tak henti-hentinya canda tawa menemani perjalanan mereka. Meira yang kocak dan candaan Zhirco yang diluar prediksi BMKG membuat mereka begitu klop. Meira benar-benar memenuhi hari-hari Zhirco yang kelam tanpa harapan, menjadi berwarna dan siap menata masa depan cerah bersanding dengan Meira.

Motor Zhirco pun berhenti di parkiran salah satu masjid, setelah Meira menemaninya untuk pelayanan di gereja kini waktunya ia menunggu Meira untuk menunaikan kewajiban setiap muslim yakni Sholat, Zhirco sangat senang melihat Meira rajin beribadah apalagi saat mendengarkan Meira mengaji yang membuat pikirannya tenang dan hatinya terasa begitu tentram.  Yuk bisa yuk Zhir, Ashadu bukan begitu kawan? Mari kita doakan ya.

"Kak Zhirco mau tunggu disini, atau tunggu di pelataran masjid?" Tanya Meira sembari melepas helm yang ia kenakan.

"Tunggu disini aja ya, mau ngerokok soalnya." Tutur Zhirco.

"Rokok terus ya Kak Zhirco." Tegur Meira.

"Hari ini belum sama sekali sayang, satu batang aja, boleh ya." Ucap Zhirco memohon pada Meira.

Ya.. selama berpacaran dengan Meira, Zhirco memang mengurangi rokok sebab Meira selalu mengingatkan bahwa rokok tak baik bagi kesehatan, karena kesayangannya yang meminta maka Zhirco pun menurut, meski tak jarang ia memohon pada Meira untuk memperbolehkannya merokok walau hanya sebatang.

"Yaudah, janji ya sebatang Kak." Ujar Meira sembari menunjukkan jari kelingkingnya

"Iya janji, udah sana sholat, keburu habis waktunya." Ujar Zhirco.

"Yaudah aku sholat dulu ya." Pamit Meira meninggalkan Zhirco di parkiran motor.

"Iya sayang." Ucap Zhirco dengan lembut sembari menatap langkah kaki Meira yang menuju pintu utama masjid.

Zhirco pun mulai menyalakan rokoknya sebagia teman menunggu Meira.

"Kopi nya Mas gratis." Ujar bapak penjaga parkir yang menawari Zhirco kopi karena melihat Zhirco merokok.

"Makasih Pak." Ucap Zhirco sembari menerima kopi pemberian bapak penjaga parkir itu.

"Ini Pak, kalau mau merokok." Ucap Zhirco menawarkan Rokoknya.

YOU ARE THE ONE (TELAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang