Serangkaian acara pernikahan Meira dan Zhirco kini telah usai, terlihat sepasang pengantin itu berjalan bersama menuju kamar mereka, rasa lelah mulai terasa namun rasa bahagia begitu menggelora dalam jiwa mereka.
Pintu kamar mereka terbuka, Meira masuk dengan tercengang melihat kamar yang super luas serta sudah di hiasi banyak bunga-bunga.
"Bagus banget kamarnya Kak." Takjub Meira.
"Iya dong kan buat malam pertama kita, harus bagus emang." Ucap Zhirco dengan santainya sembari melepas sepatunya, dan jangan tanya ekspresi Meira kala mendengar kalimat malam pertama membuat Meira menelan salivanya.
"Kenapa diam? Enggak ada yang salah kan sama ucapan aku?" Ucap Zhirco sembari mengunci Meira dengan pelukannya dari belakang tubuh Meira.
"Kak, lepasin deh, aku mau mandi, gerah banget ini." Ucap Meira sedikit agak canggung dengan pergerakan Zhirco yang memeluknya erat sembari meletakkan dagunya di pundak Meira.
"Gimana kalau mandi bareng, kayaknya seru deh." Goda Zhirco yang membuat Meira terdiam ia tak tau harus berkata apa pada Zhirco karena kini Zhirco sudah berhak segalanya atas dirinya.
Melihat Meira hanya terdiam tak menjawab godaannya, membuat Zhirco bertanya.
"Sayang kenapa diam? Apa aku ada salah?" Tanya Zhirco yang mendapat gelengan kepala membuatnya menuntun Meira untuk duduk di tepi ranjang.
"Sayang kenapa? Bilang sama aku, apa ada yang menganggu pikiran kamu?" Tanya Zhirco.
"Kak Zhirco mau sekarang?" Tanya Meira dengan wajah polosnya yang membuat Zhirco tak mampu menahan tawa.
"Emang beneran mau sekarang? Aku sih gas-gas aja, orang dapat pahala kok, siapa juga orang yang enggak mau dapat pahala kok." Goda Zhirco
"Aku serius Kak, kalau Kak Zhirco mau sekarang, yaudah ayo bantuin aku lepas baju pengantinnya dulu." Ujar Meira dengan serius, membuat Zhirco tersenyum.
"Hei... aku cuman bercanda, aku tau kamu capek sayang, udah jangan sedih, hari ini kan hari bahagia kita." Ujar Zhirco.
"Kak Zhirco bahagia?" Tanya Meira dengan polosnya.
"Perlu banget tanya kayak gitu, pertanyaan sampah macam apa Me, ya jelas aku bahagia lah, akhirnya kamu jadi milikku seutuhnya Me, hari ini aku bahagia bukan hanya pernikahan kita, tapi aku juga bahagia karena kehadiran Mama, aku enggak nyangka setelah kedatangan kita yang berujung perkelahian dengan Papa, dan respon Mama yang kurang baik sama kamu, ternyata Mama masih mau datang ke pernikahan kita, padahal Bang Geraldi juga enggak bilang apa-apa ke aku kalau Mama mau datang, atau Mama mau kasih surprise buat aku kali ya." Ujar Zhirco.
"Apapun yang membuat mu bahagia, aku akan mengusahakannya Kak." Ucap Meira yang membuat Zhirco terdiam sejenak saat mendengar ucapan Meira.
"Jangan bilang kalau kehadiran Mama hari ini di pernikahan kita itu ada sangkut pautnya sama kamu Me." Cecar Zhirco.
"Manusia hanya bisa berusaha, selebihnya Tuhan yang mengaturnya Kak." Ujar Meira.
"Apa yang terjadi Me? Jangan buat malam pertama kita yang indah ini berantakan karena ketidak jujuran kamu." Tegas Zhirco.
"Hmm...belum juga 24 jam jadi suami istri galaknya udah keluar aja." Ucap Meira.
"Apa yang terjadi sayang." Tanya Zhirco.
Flashback
Hari itu tepat dua minggu menjelang pernikahannya dengan Zhirco akan di gelar, perasaan Meira di penuhi dengan banyak belenggu yang menguasai hatinya. Sendiri di kamar karena hari ini Zhirco mengatakan jika dirinya banyak sekali pekerjaan yang mungkin membuatnya pulang larut malam membuat Meira merenung sendirian, penolakan kedua orang tua Zhirco padanya masih sangat terekam jelas pada ingatan Meira.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE THE ONE (TELAH TERBIT)
Teen FictionPEMBELIAN NOVEL BUKA CHAPTER "INFO ORDER" 🫶🫶 Arzhirco Nicholas Gardiatma dan Almeira Berliana, dua insan yang bertemu tanpa sengaja hingga semesta menentukan jalan mereka. Jika cinta memang anugerah mengapa harus dipertemukan dengan yang berbeda...