💕7💕

6.8K 453 14
                                    

Kalimat maaf yang keluar dari mulut Zhirco membuat Meira mematung. Tidak salah dengar kah dirinya?

"Maaf udah buat kamu kesal, soal video yang kamu lihat, anggap aja enggak ada." Ujar Zhirco

Fix Zhirco cenayang, ini sudah kesekian kalinya Zhirco tau apa yang terjadi pada Meira. Dan apa tadi dia bilang? Lupakan saja soal video pengakuannya itu? Mudah sekali dia bilang seperti itu setelah apa yang Meira rasakan dengan tatapan sinis serta omongan julid dari mahasiswa lain, Meira benar-benar tak terima.

"Aku cuman enggak mau ribet sama pertanyaan mereka, tentang aku dan kamu, belum lagi mereka tiap hari ada aja tingkah capernya depan aku, makanya aku iyain aja." Ujar Zhirco dengan santainya.

What the hell, hanya karena enggak mau ribet Zhirco terus main iyain aja, kata iyain aja yang keluar dari mulut Zhirco mungkin bisa jadi penyelamat bagi Zhirco dari para fans nya itu tapi tidak bagi Meira, masalah ini menjadi masalah besar sekarang bagi seorang Meira karena kehidupannya sampai akhir masa pertukaran mahasiswa tak akan tenang.

"Enteng banget ya Kak Zhirco bilang kayak gitu." Ucap Meira dengan mata yang berkaca-kaca menatap Zhirco

"Yaudah sih Mei, lagian enggak penting juga." Jawab Zhirco dengan entengnya.

"Enggak penting kata Kak Zhirco? Kak aku di kampus ini cuman mau belajar, menuntut ilmu dan mempercepat kelulusan aku, bukan untuk cari huru hara kayak gini, mungkin karena Kak Zhirco anak kampus sini mereka bisa biasa aja, tapi ke aku mereka enggak bisa biasa aja Kak, bahkan di grup fans Kak Zhirco, banyak banget foto paparazi aku, akun sosmed ku bertebaran disana, di tambah pengakuan konyol Kak Zhirco yang bikin aku makin di benci sama mereka." Ucap Meira sembari menangis.

Jujur kali ini Meira merasa sangat lelah yang membuatnya ingin menangis.

"Jangan nangis, aku sayang kamu Mei." Ujar Zhirco sembari jemarinya menghapus air mata yang membasahi kedua pipi Meira

Meira mematung, jantung nya berdetak kencang tak seperti biasanya, usapan lembut jari lentik Zhirco membuat Meira menatap Zhirco tak berkedip. Begitu pun dengan Zhirco yang menatap Meira dengan dalam membuat jantungnya pun tak karuan.

"Kak?"

"Kita pacaran beneran yuk." Ucap Zhirco dengan lantang yang membuat Meira sedikit menjauhkan tubuhnya.

"Kak Zhirco, ini enggak lucu, jangan bercanda soal perasan Kak."

"Aku beneran Meme." Jawab Zhirco menyakinkan Meira

Meme? Panggilan Meme, dari mana  tau panggilan itu? Meira memang memiliki panggilan kesayangan yakni Meme dan yang memanggilnya Meme adalah hanya orang terdekatnya dan sekarang Zhirco memanggilnya Meme.

"Kenapa Kak Zhirco bisa tau panggilan ku Meme?" Tanya Meira yang terkejut

"Naik ke motor, kita cari tempat yang lebih nyaman untuk ngobrol." Ucap Zhirco, sedangkan Meira masih bingung seperti orang linglung.

Dengan perasaan bingung Meira menaiki motor Zhirco.

Selama perjalanan tak ada pembicaraan apapun dari keduanya, hanya keheningan yang menemani perjalanan mereka hingga Zhirco berhenti di parkiran studio cafe.

"Kita ngobrol disini ya, aku tau kamu butuh banyak penjelasan Me." Ujar Zhirco.

Meira dan Zhirco pun masuk ke dalam studio cafe, tanpa basa-basi Zhirco mengajaknya naik ke lantai dua.

"Kak, kita mau ngapain, ini cafe orang Kak, kita mau maling?" Tanya Meira dengan pertanyaan konyolnya.

"Emang wajah aku kayak maling? Kalau niat maling, kita udah di gebukin sejak parkir motor tadi, ayo naik." Jelas Zhirco pada Meira.

YOU ARE THE ONE (TELAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang