Zhirco terlihat begitu kacau, ia begitu geram dengan Meira yang tiba-tiba muncul kala dirinya sedang bersitegang dengan Ibu Lily.
"Siapa yang ijinin kamu keluar Me? Kan aku udah bilang, tunggu disini sama Bi Nini, kenapa malah keluar." Ucap Zhirco yang membuat Meira terdiam
"Maaf sebelumnya Mas aku keluar tanpa seijin kamu, aku enggak akan minta kamu untuk bebasin Flora, tapi aku minta kamu jenguk dia aja." Tegas Meira yang membuat Zhirco memejamkan matanya dan membuat Zhirco menarik nafas berat melihat sikap istrinya itu.
"Me , What do you mean? Kamu enggak salah suruh suami kamu jenguk orang yang hampir aja bunuh anak kita, kamu yang benar aja dong Me." Ucap Zhirco dengan geram
"Mas, kamu enggak lihat Ibunya Flora sampai berlutut di hadapan kamu hanya untuk meminta kamu menjenguk Flora, aku tau Ibu Lily bukan orang baik begitu pun dengan Flora, tapi kedatangannya malam-malam ke rumah kita itu bukan dengan hati seorang yang jahat tapi dengan hati seorang Ibu, seorang Ibu akan rela melakukan apa saja demi seorang anaknya Mas, dan itu yang aku lihat dari Ibu Lily sekarang." Tutur Meira pada Zhirco
"Kamu lupa kalau dia pernah jadi selingkuhan Papa, kalau dia memang berperasaan keibuan dia enggak akan mau jadi selingkuhan Me, dan dia juga enggak akan dukung anaknya untuk jadi perusak rumah tangga orang." Tegas Zhirco.
"Aku tau Mas, tapi kamu juga harus tau kalau enggak ada manusia yang sempurna dan suci di bumi ini, enggak hanya Bu Lily dan Flora yang pernah melakukan kesalahan, kamu, aku semua pernah salah Mas, dan aku sudah memaafkan Flora, jadi aku minta kamu maafkan dia juga, setidaknya jika kamu belum bisa memaafkannya cukup jenguk dia, mungkin saja dengan kamu menjenguknya kondisi mental nya jauh lebih baik." Ujar Meira
"Mudah banget kamu maafin orang yang udah hampir aja bikin kamu keguguran Me." Ucap Zhirco dengan kesal
"Nyatanya Baby Bocil masih ada, bahkan sehat di kandungan aku Mas, aku memaafkannya karena aku enggak mau anakku jadi pendendam dan keras kepala kayak Papinya." Tegas Meira.
"Hei...kenapa jadi bawa-bawa aku sih." Kesal Zhirco kala sifatnya di bawa-bawa untuk baby bocil
"Mas, aku ini calon Ibu, aku tau bagaimana hancurnya perasaan Bu Lily, melihat anaknya di tahan di penjara, dan mungkin Flora juga shock dengan keadaannya sekarang dan berujung menangis kepada Ibunya, Ibu mana yang enggak sedih, bahkan seorang Ibu akan rela melakukan apa saja kala melihat putrinya seperti itu." Tutur Meira sembari memeluk Zhirco dengan erat.
"Tapi itu semua terjadi karena ulahnya Me, aku bahkan sudah memintanya dengan baik-baik untuk tidak menganggu ku lagi, aku juga sudah berusaha keras untuk selalu menghindar darinya, tapi apa? Dia bukannya sadar tapi malah bertindak diluar batas wajar." Ujar Zhirco dengan penuh penekanan.
"Semuanya sudah terjadi Mas, enggak perlu lagi kita perdebatkan, sekarang aku cuman minta kemurahan hati kamu untuk mau menjenguk Flora, dengan kamu menjenguk Flora setidaknya bisa membuat dia sedikit tenang dan menerima keadaan yang menimpa dirinya." Tutur Meira dengan penuh harap Zhirco mau mendengarkannya
"Untuk kali ini aku enggak bisa turutin kemauan kamu Me, keputusan aku udah bulat, aku enggak mau terlibat kepentingan apapun sama Flora, titik Me." Tegas Zhirco
"Mas..." panggil Meira lirih
"Jangan jadiin Baby Bocil alasa untuk ngerayu aku untuk hal ini, sekarang kamu tidur, urusan Bu Lily biar aku yang mengurusinya, aku turun dulu." Ujar Zhirco
"Mas..Tapi." Panggil Meira
"Tidur Almeira Berliana." Tegas Zhirco yang berhasil membuat Meira terdiam seketika
Tampaknya rayuan Meira kali ini tak sedikit pun menggoyahkan keputusan Zhirco, sejujurnya Meira begitu tak tega melihat Bu Lily yang sampai bersimpuh di hadapannya dan Zhirco, Meira tau Bu Lily pasti sangat sedih melihat putri semata wayangnya harus mendekam di penjara hanya karena permasalahan yang seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE THE ONE (TELAH TERBIT)
Teen FictionPEMBELIAN NOVEL BUKA CHAPTER "INFO ORDER" 🫶🫶 Arzhirco Nicholas Gardiatma dan Almeira Berliana, dua insan yang bertemu tanpa sengaja hingga semesta menentukan jalan mereka. Jika cinta memang anugerah mengapa harus dipertemukan dengan yang berbeda...