"Sal, gue suka sama lo. Lo mau nggak jadi pacar gue?"
Kana menatap kedua bola mata Salma yang membulat seakan mau lompat dari tempatnya.
"Ha? Lo suka sama gue?"
Kana mengangguk. Cowok bertampang imut itu memasang wajah serius, karena dia memang serius suka sama cewek di depannya.
"Uhm, sorry banget, Kan. Tapi, gue sukanya bukan sama lo," ucap Salma datar sambil memegang pundak Kana.
Kana cuma bisa terdiam sambil mencerna penolakan Salma barusan. Bagaimana bisa cowok SETAMPAN, SEKEREN, dan SEPINTAR dia ditolak?? WHY???
"Lo nolak gue?" tanya Kana tak percaya.
Salma mengangguk. "Sorry gue uda suka sama orang lain."
Mendengar alasan Salma, kuping Kana mendadak panas. Siapa cowok beruntung yang disukai oleh gebetannya itu, Kana penasaran. Tidak mungkin ada cowok sebaik Kana di sekolah ini.
"Siapa, Sal? Siapa cowok itu?"
Salma mendadak jadi tersipu malu.
Sial. Kana makin kesal saja melihatnya.
"Dia teman seangkatan kita, kok. Namanya Adam. Lo masa gak tahu dia."
Adam, Adam, Adam. Adam yang mana? Kana tidak kenal.
"Sal, lo gak mau pertimbangan gue dulu gitu?" ucap Kana sambil memelas. Tangannya menyentuh telapak Salma, lalu menggenggam dengan lembut. "Gue suka banget sama lo, Sal."
Salma mendengkus, melepaskan genggaman Kana dari tangannya. "Perasaan gak bisa dipaksa, Kan. Gue minta maaf banget. Tapi, semoga lo bisa dapet orang yang sayang sama, lo. Dan itu bukan gue."
Sekali lagi, Salma menepuk pundak Kana lembut lalu meninggalkan cowok itu berdiri sendirian di lorong kelas.
Setelah Salma pergi menjauh, Kana langsung melesu. Tubuhnya terduduk dan wajahnya menekuk.
Sudah sejak lama Kana menyimpan perasaan pada Salma. Cewek paling cantik yang dia lihat di masa ospek. Cewek paling baik yang selalu jadi primadona sekolah. Kana pikir dengan menjadi cowok keren dan pintar di sekolah akan membuat kisah cintanya mulus. Nyatanya, dia masih belum cukup untuk mendapatkan Salma. Dan itu semua karena Adam.
Kana belum tahu siapa cowok bernama Adam itu, tapi mulai hari itu Kana bertekad untuk membenci Adam selamanya.
"Gue benci banget sama lo, Adam. Gue sumpahin lo gak akan pernah bisa punya pacar! Lo gak bakalan bisa nikah! Gak ada cewek yang suka sama lo! Lo bakal jadi jomblo karatan seumur hidup!!"
***
"Kan, lo dari mana aja sih dari tadi? Bisa-bisanya ninggalin pelajaran di tengah-tengah kelas."Kana yang baru duduk di bangkunya langsung kena semprot Gema, cowok sebangku sekaligus teman dekatnya selama dua tahun belakang.
"Gue abis ketemu Salma."
"Ha? Ketemu terus?"
"Gue abis nembak dia."
Gema yang tahu kalau Kana suka banget sama Salma sejak lama, langsung terlonjak kaget. Dia buru-buru menutup buku pelajaran IPA di atas meja, lalu menghadap Kana.
"Serius? Terus gimana?"
Kana berdecih. "Kepo lo!"
"Dih, seriusan gue bro! Gimana? Kalau sampai lo jadian sama Salma ini bisa bikin gempar satu sekolah. Lo bayangin aja cewek se perfect Salma dan sekeren Lo bisa jadi pasangan di sekolah. Gila!!! Itu mimpi semua orang!"
Kana yang mendengar bualan Gema barusan cuma bisa menahan kesal. Karena semua yang Gema bilang memang cuma bakal jadi bayangan dan bukan kenyataan.
"Gue ditolak."
"Ha? Ditolak?"
"Lo bisa gak teriak-teriak gak?" ujar Kana kesal. Karena suara Gema uda bikin semua teman sekelasnya kini menatap ke arah mereka berdua.
"Seorang Kanalendra ditolak? Gue gak paham. Selera Salma bener-bener tinggi."
"Sialan lo! Salma emang nolak gue karena dia suka sama cowok lain."
"Cowok lain?" Gema mendadak tertawa sangat keras.
"Jadi akhirnya lo punya saingan hahaha... Mampus!"
Kana lantas menggeplak kepala Gema dengan buku.
"Ngomong sekali lagi, gue patahin tangan lo!"
Emosi Kana sudah di ubun-ubun mengingat penolakan Salma sudah merusak harga dirinya.
"Hahaha... Sorry deh, sorry. Tapi, serius siapa cowok yang Salma suka?"
Kana sebenarnya nggak mau mengucap nama cowok itu lagi. Tapi, Kana juga penasaran apakah Gema mengenalnya atau tidak.
"Adam. Katanya dia seangkatan kita."
Mendengar nama Adam, Gema tampak berpikir sekejap. Lalu, tiba-tiba dia seperti teringat sesuatu.
"Ah, jadi cowok itu!"
"Lo kenal?"
"Gila, siapa di sekolah ini yang nggak kenal Adam? Cowok klub basket, juara olimpiade provinsi, juara taekwondo, dan masuk nominasi putra daerah."
"Gue nggak kenal."
"Itu karena lo terlalu narsis, bego!"
Gema ingin sekali menonjok wajah sok ganteng Kana, tapi urung karena Kana adalah satu-satunya teman yang paling menguntungkan baginya di sekolah.
Kana merengut kesal. Memang, salahnya kalau dia tidak mengenal Adam.
"Bodo amatlah! Yang pasti gue pengen bales dendam sama cowok yang namanya Adam itu. Gue gak mau dia jadian sama Salma."
Gema tampak bingung.
"Caranya gimana? Dan apa hak lo buat begitu. Urusan lo kan sama Salma, kalo dia sukanya sama orang lain, itu bukan salah orang itu, dong."
"Gue nggak peduli. Pokoknya gue nggak mau Salma deket sama Adam. Gue akan buat mereka gak akan pernah jadian sampe lulus. Dan lo harus bantuin gue."
Gema melotot kaget. "Kenapa gue?"
Kana tersenyum sinis, lalu merangkul bahu Gema dengan sedikit keras hingga cowok itu meringis sakit.
"Karena lo teman gue. Lo, mau kan? Lo gak bisa nolak sih kalo kata gue."
Gema memang nggak bisa menolak Kana. Bukan karena dia takut sama Kana. Tapi, Kana sudah banyak membantu Gema selama ini terutama soal pelajaran dan uang jajan. Loyalitas Gema adalah untuk mengikuti semua kemauan Kana.
"Yaudah, deh gue bakal bantu lo. Tapi, kalo ada apa-apa gue nggak mau tanggung jawab. Lo harus nanggung resikonya sendiri."
"Oke, gampang itu," ucap Kana enteng.
Sejak hari itu Kana mulai menyiapkan segala rencana untuk bisa menghalangi Salma dan Adam. Dan langkah pertama yang dia ambil adalah mengenal siapa sosok Adam sebenarnya.
"Adam, lo siap-siap aja. Mulai hari ini kehidupan sekolah lo gak akan sama kayak dulu. Gue, Kanalendra jamin itu!"
***
![](https://img.wattpad.com/cover/342569725-288-k961837.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AdamKana
Teen Fiction"Gue benci sama lo, Adam! Gue sumpahin lo gak akan pernah punya pacar! jadi jomblo karatan! gak bisa nikah! gak bakal ada cewek suka sama lo!" "Sekarang gue gak akan pernah bisa punya pacar karena gue sukanya sama, Lo! Jadi lo harus tanggung jawab!"...