Adam Bagaskara

10.7K 716 10
                                        

Kana menarik lengan Gema dengan kuat. Sementara cowok itu berusaha untuk menahan Kana agar tidak terus menyeretnya menuju kelas Adam.

Gema tahu kalau dia memang sudah berjanji untuk membantu Kana membalas Adam, entah gimana caranya. Dan Gema sudah berusaha mencari informasi tentang Adam untuk Kana. Tapi, bukan berarti dia mau diajak berhadapan langsung sama cowok itu. Adam itu punya juara taekwondo!

"Kanaa!! Lo aja sendiri jangan ajak-ajak gue!"

"Kalo gue gak ngajak lo, gua sama siapa?! Gue nggak mungkin tiba-tiba nemuin dia sendirian. Uda deh, lo ikut gue sekarang jangan banyak tingkah!"

Kana masih saja berusaha menyeret Gema untuk ikut dengannya menuju kelas Adam berada. Hingga akhirnya dua cowok itu pun berhasil sampai di tempat yang dimaksud.

IPS 3. Benar saja kalau Kana tidak pernah tahu Adam, karena jurusan mereka yang berbeda. Dan Kana belum pernah mengenal siswa lain selain dari jurusannya sendiri.

Berada di depan kelas itu membuat Kana dan Gema menjadi pusat perhatian siswa lain. Terutama para cewek yang melihat Kana dengan wajah terkesima dan tersipu malu.

"Jadi Adam yang mana?" tanya Kana sambil memerhatikan semua siswa cowok di kelas IPS 3.

Gema ikut melihat sekeliling kelas dan tidak menemukan Adam yang dimaksud Kana.

"Kayaknya dia lagi gak ada di kelas. Uda deh, kita balik aja. Bentar lagi pelajaran juga. Lo mau cari gara-gara apa di jam pertama."

Kana mendesah kesal karena kecerewetan Gema. Dia masih penasaran bagaimana rupa cowok bernama Adam itu.

"Yaudah, deh kita balik dulu. Tapi, nanti istirahat lo harus temenin gue lagi buat cari yang namanya Adam itu," ujar Kana pada Gema.

Gema cuma bisa mengangguk lesu. Dia bahkan nggak punya kepercayaan diri buat nolak kemauan Kana.

Baru saja dua cowok itu mau kembali ke kelas, tiba-tiba seorang cowok berdiri di belakang mereka. Cowok itu begitu tinggi, wajahnya juga tampan dan tegas, kelihatan sedikit galak.

"Kalian nyari gue?" tanya cowok itu tanpa basa-basi.

Melihat cowok itu, Gema terlonjak kaget. Dia bahkan tidak bisa menutup mulutnya yang menganga.

Kana menatap Gema kebingungan, kenapa temannya tiba-tiba begitu panik dengan cowok di depan mereka.

"Nama gue Adam Bagaskara, orang yang kalian cari-cari dari tadi."

"Oh, jadi lo Adam."

Kana memerhatikan cowok bernama Adam itu dari ujung kepala hingga kaki. Penampilan Adam memang memesona. Tipikal cowok yang punya banyak penggemar. Tinggi, berbadan tegap, tampan, dan sangat maskulin. Sedikit berbeda dengan Kana yang punya postur tubuh cenderung kecil dan berwajah imut.

Adam memandang Kana dengan raut bingung. Kenapa cowok itu mencari-cari dirinya?

"Jadi urusan kalian apa nyari gue?"

Kana mendekatkan wajahnya pada Adam. Adam yang punya postur lebih tinggi membuat Kana harus mendongak untuk menatap cowok itu.

"Gue yang punya urusan sama lo. Dan mulai hari gue bakal terus ngawasin lo. Nggak akan gue biarin lo deket sama Salma! Inget itu!"

Setelah memperingati Adam, Kana lantas pergi meninggalkan Gema yang bengong saja di hadapan Adam.

Menatap punggung Kana yang perlahan menjauh, diam-diam Adam tersenyum. Dia tidak tahu apa yang membuat cowok barusan sangat membencinya bahkan memperingatinya agar tidak dekat dengan nama seorang perempuan yang tak dikenal.

Adam mengingat wajah cowok tadi yang kelihatan lucu dan imut di matanya. Belum pernah Adam bertemu cowok seperti Kana. Dan itu membuat Adam penasaran. Dia ingin mengenal siapa sosok Kana.

***
Di jam istirahat Kana pergi ke kantin untuk menemui Gema yang sudah pergi lebih dulu. Di sana dia melihat Gema sudah duduk di salah satu kursi dengan bakso tersaji di atas mejanya. Kana langsung berniat menghampiri temannya itu. Namun, tiba-tiba dia juga melihat Salma yang tengah mencari tempat duduk. Kana berniat mengajak Salma untuk duduk bersamanya dan Gema, tapi dia malah melihat Salma sedang berjalan menuju Adam.

Iya, Adam juga ada di kanti dan sedang duduk sendirian menikmati minumanya. Melihat Salma mendekati Adam membuat hati Kana panas. Tanpa berpikir, Kana langsung menghampiri Salma dan Adam.

"Eh, Kana." Salma tampak kaget dengan kehadiran Kana yang mendadak duduk di depannya.

Sama halnya dengan Salma, Adam pun kaget dengan kehadiran Kana. Namun, dia diam-diam senang.

"Hai, Sal. Lagi makan apa nih?"

Melihat sikap manis Kana kepada cewek di sampingnya membuat Adam ingin tertawa. Bagaimana bisa seorang cowok yang begitu ketus padanya tiba-tiba berubah seratus delapan puluh derajat di hadapan cewek itu. Adam berpikir, Jangan-jangan cewek itulah yang bernama Salma.

"Gue makan bakso aja, sih. Oh, iya eh Adam sorry gue nggak apa-apa kan duduk sebelah lo?"

Bukannya menanggapi Kana, Salma justru mengajak ngobrol Adam di sampingnya. Bahkan cewek itu nggak bisa menutupi senyuman malu-malu dan wajahnya yang bersemu merah ketika menatap Adam. Kana makin kesal melihat kejadian itu tepat di depan matanya.

"Santai, gue emang lagi sendiri kok," jawab Adam enteng.

"Oh, iya lo Salma bukan?" tanya Adam pada Salma yang langsung disambut anggukan senang dari cewek tersebut.

"Lo kenal gue?" tanya Salma antusias.

Ternyata tebakannya benar, pikir Adam.

"Siapa sih yang nggak kenal cewek secantik lo, Sal." Adam sengaja menggoda Salma untuk membuat Kana marah. Dan benar saja Kana langsung memasang wajah cemberut kesal, yang makin membuat Adam gemas.

"Adam lo bisa aja, sih. Gue uda lama pengen kenalan sama lo, tapi takut."

"Takut kenapa? Emang muka gue nyeremin ya?"

Salma tersenyum. "Gue takut lo nggak mau kenalan sama gue. Secara lo terkenal banget di kalangan anak-anak. Gue minder tau."

Interaksi antara Adam dan Salma membuat Kana semakin jengkel. Dia tidak pernah melihat Salma begitu antusias mengobrol. Bahkan bersamanya Salma selalu menanggapi dengan datar, tapi jika dengan Adam itu berbeda.

"Sal, nanti malem lo ada acara nggak? Mau nggak nonton kebetulan lagi ada film baru di bioskop."

Kana tiba-tiba memotong pembicaraan Salma dan Adam.

"Uhm, gue agak sibuk sih sorry, Kan."

"Film apa? Gue kebetulan uda lama nggak nonton." Adam yang sebenarnya tidak diajak pembicaraan menyahut pertanyaan Kana.

Mau tidak mau Kana pun menjawab. "Faster Ten."

"Oh, kalo lo masih mau nonton gue bisa nemenin," jawab Adam sambil memasang senyum licik ke arah Kana. Hingga membuat wajah Kana merah karena marah.

"Lo suka film itu, Dam?"

Adam mengangguk pada Salma.

"Uhm, kalo gitu gue juga mau deh. Kayaknya gue bisa luangin waktu nanti malem."

Kana senang karena Salma setuju menonton dengannya, tapi Adam merusak semua rencananya.

"Gimana, Kan? Gue sama Adam boleh kan ikut nonton bareng sama lo."

Kana tidak bisa menolak permintaan Salma. Gimana pun dia yang pertama kali mengajak Salma kalau dia batalkan hanya karena Adam, Salma pasti akan curiga.

"Uhm, boleh, kok. Nanti malem kita langsung ketemu di bioskop aja ya kalo gitu."

Salma mengganguk senang. Sementara Kana sedang menggerutu karena rencananya untuk menjauhkan Adam dan Salma justru berbalik ke arahnya.

***

AdamKanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang