18. 18+

1.5K 87 12
                                    

Yang belum cukup umur, tolong diskip ya. Pelis banget.
.
.
.
.


Avery tersenyum saat Amicia menjeritkan namanya. Tangannya semakin bermain di sana, di bagian privasi gadis itu.

"Avery... hh.."

"Aku suka ini." Ucapnya sembari meremas benda kenyal yang masih tertutupi tanktop itu.

Amicia memejamkan matanya. Tangannya mencengkram kuat pundak gadis yang memangkunya itu. Tubuhnya juga terus menggeliat terutama saat Avery mulai menyentuh area yang ia tebak berwarna coklat terang karena tubuh Amicia yang putih.

"Tapi, aku gak suka ini ditutupin." Tangannya perlahan mengangkat tanktop itu ke atas sehingga aksesnya untuk menyentuh bagian itu, tidak terhalang lagi.

Amicia sendiri tidak menahan. Justru ia membusungkan dadanya agar memudahkan Avery di sana.

Matanya membulat sempurna, menatap dua benda indah yang berada tepat di depannya. Ditatapnya Amicia yang membuang wajahnya karena semakin malu. "Look at me..."

Kepalanya bergerak perlahan, menatap manik mata milik Avery yang terlihat sangat indah. Mata coklat itu memandanginya dengan penuh cinta yang sudah disertai dengan hasrat.

"Kamu milik aku malam ini."

Semakin tersipu saja gadis itu mendengar penyebutan baru dari Avery yang terdengar lebih nyaman dari biasanya. "Aku milik kamu..."

Avery tersenyum. Pandangannya kembali turun ke bawah dengan perlahan. Kedua tangannya memegang dua benda itu dan mengelusnya dengan lembut. Kepalanya mendekat, mulai mencium dada bagian atasnya dan terus mencium hingga benar-benar tepat pada bagian yang sudah ia tebak tadi. Coklat muda.

Gadis itu memejamkan matanya lagi. Mulutnya tertutup dengan sangat rapat lantaran menahan geli sekaligus nikmat yang Avery berikan.

Di bawah sana, Avery tak hanya mencium. Ia juga mulai melumat dan menganggap bahwa itu adalah dua buah lolipop yang rasanya manis.

"Avery...hh.." Jujur, Amicia ingin mendesah karena sudah tidak tahan oleh perlakuan gadis itu, tapi ia terlalu malu. Alhasil, suaranya selalu tertahan tatkala ia memanggil nama temannya itu.

Avery melepas lumatannya. Ia tatap kembali gadis itu dengan senyuman hangat. "Aku belum denger 'itu' dari mulut kamu." Ya, desahanlah yang ia maksud. "Kayaknya masih kurang." Dan gadis itu pun menurunkan Amicia dari pangkuannya agar bisa melepas seluruh kostum yang masih melekat di sebagian tubuhnya.

Kostum itu sudah terlepas, dan menyisakan shortpants berwarna senada dengan atasannya tadi.

Amicia menunduk, menatap tubuhnya yang setengah telanjang lalu kembali menatap Avery dengan wajah gugupnya.

Avery balas menatap gadis itu, sedikit meminta tuntutan padanya untuk tidak terus diam. Bukannya ia berpikir Amicia tak mau lagi, sekarang yang ia pikirkan adalah gadis itu ingin sedikit meminta respon lebih darinya.

"M-maaf, aku beneran gugup..." Amicia menggigit bibir bawahnya, berusaha tenang dan membiarkan Avery melakukan tindakan selanjutnya. "Jangan liatin terus... aku masih mau kamu..."

Senyuman diwajahnya melebar setelah mendengar nada gemas yang Amicia keluarkan. Ditariknya tubuh yang lebih mungil darinya itu dan dikecupnya bagian perut yang rata itu.

Amicia kembali memejamkan matanya. Posisinya yang masih berdiri membuat ia harus bertumpu pada pundak Avery agar tak jatuh karena lemas.

"Sayang... aku buka, ya?"

Three A's (3A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang